MY BROTHER, Jealousies! 1

1K 111 16
                                    

Percobaan aja sih..
Gak tahu ya bisa dilanjut apa gak..
Nanti palingan di un pub kalau gak bisa lanjut..

Ceritanya agak gimana gitu soale..

Pair ~KyuHae~ again..

*

Mobil mewah itu memasuki halaman sekolah. begitu terhenti seorang berjas hitam turun dan membuka pintu belakang. Kemudian menapaklah sosok namja dengan seragam sekolah. Wajahnya putih pucat, terlihat tampan sekaligus imut dengan poni rambut tipis diatas alisnya. Tapi tatapannya datar dan dingin.
Ia bukan namja yang sangat rapi. Nyatanya seragam putihnya terlapisi oleh jaket warna biru gelap laut yang menutup nametagnya, bukannya memakai blazer berlogo sekolahnya. Tidak dimasukkan. Tidak dikancingnya hingga tshirt putihnya dengan gambar daun maple tepat di dada terlihat. Kalung dengan liontin cincin di leher jenjangnya.

“kami akan menjemput Tuan Muda nanti, tolong jangan pulang sendiri lagi. Tuan besar akan menghukum kami..” ucap seorang dari dua pengawalnya.
Namja itu hanya menangguk. Lalu melangkahkan kaki ke kelasnya.

Cho Donghae.
Semua orang mengenalnya. Seluruh siswa tahu siapa dia. Cucu kedua cari pemilik sekolah ini.
Andai ia punya teman, maka bisa jadi seperti Gu Jung Pyo di Flower Boy. Nyatanya Donghae tidak suka berteman.
Walau banyak pasang mata mengawasinya, menatapnya penuh kagum. Ia tak peduli. Bukan itu yang ia mau.

Seperti biasa Donghae akan duduk di tempatnya. Mengikuti pelajaran dengan baik. Waktu istirahat dihabiskan untuk makan siang atau di perpustakaan. Setelah waktunya pulang, mobil jemputannya beserta bodyguardnya sudah menunggu di depan gerbang.

Tidak ada yang aneh dengan hidup Donghae. tidak pernah kekurangan. Bahkan menjadi bahan kecemburuan sebagian besar orang karena kemujuran atas statusnya.

Tapi apakah memang demikian?

*
*

Makan malam kali ini dihadiri anggota keluarga lengkap. Tuan Besar Cho, harabeoji. Appa dan eommanya. Juga hyung satu-satunya Donghae. putra dan cucu sulung keluarga Cho.
Cho Kyuhyun.
Namja berusia tiga puluh tahun itu menjadi pewaris utama kekayaan keluarga Cho. Sayangnya hubungannya dengan sang dongsaeng tidak begitu baik.
Cho Kyuhyun terbiasa hidup sebagai anak tunggal, sampai di usia 12 tahun ia harus menerima kehadiran Donghae.
Ya. Sang eomma melahirkan Donghae setelah ia sudah sangat nikmat dengan status anak tunggalnya. Membuat Kyuhyun membenci Donghae. ia bahkan tidak ingin apa yang sudah menjadi miliknya harus dibagi dengan Donghae. itu sebabnya dengan segala cara Kyuhyun membuat Donghae menjadi buruk dimata keluarganya.

Donghae terbiasa dengan kesendirian. Karena diwaktu ia membutuhkan orang tua, Kyuhyun selalu bisa mengalihkan perhatian mereka dan mengabaikan Donghae begitu saja.

Pernah suatu kali saat usia Donghae delapan tahun. Kyuhyun memaksa mereka makan bersama di luar dan meninggalkan Donghae sendirian dengan alasan ia sudah tidur. Padahal waktu itu Donghae sedang demam tinggi.

Donghae menyadari kebencian Kyuhyun padanya. Tapi ia tak pernah bisa membalas sikap buruk hyungnya.
Donghae menyayangi Kyuhyun. Apapun itu.

“Bagaimana sekolahmu Hae?” tanya Harabeoji.

“Baik..”

“Kau masih tidak memiliki teman? Kudengar anak Menteri Luar Negeri itu juga sekolah disana, kalian sekelas bukan?”

“Nde..”

“kenapa kau tidak berteman dengannya?”

“Nde..”

Seperti itulah setiap hari. Donghae hanya akan bicara singkat dan seperlunya saja. Ia tidak membantah atau menyetujui sesuatu. Hidupnya tak berwarna. Hanya ada biru gelap yang susah diselami mata telanjang.

“Harabeoji, besok klien kita akan datang dari Jepang. Aku akan memastikan mereka menanam saham di perusahaan kita..” Kyuhyun mengalihkan pembicaraan. Baginya berbicara dengan Donghae tak bernada dan tak penting. Ia lebih suka jika mendapat sanjungan atas usahanya.

“benarkah? Hm.. gurae.. pastikan hal itu Kyu. Harabeoji percaya padamu.. kau yang terbaik..”
Nah. Benar kan? Kyuhyun bahagia jika orang lain mengandalkannya.

“Appa membantuku selama ini, Harabeoji..”

“Ya.. kau memang belajar dengan baik darinya..” pujinya sekali lagi “Kau bekerja dengan baik Cho Donghyun..” ujarnya pada sang putra.

“Gumapta Abeoji..” Donghyun hanya tersenyum. Ia melirik ke arah Donghae, putra bungsunya itu diam-diam menjadi perhatiannya akhir-akhir ini.
Donghyun merasa bersalah sejak ia membaca tulisan Donghae di bukunya tanpa sengaja..
~aku bukan robot~
Begitu tulisnya.

“Makan yang banyak Hae..” Jinhye meletakkan sepotong udang di piring Donghae “kau semakin kurus. Eomma tidak ingin kau sakit..”

“Nde..”

Kyuhyun melihat Donghae yang menyuapkan udang itu pada mulutnya. Hatinya memanas saat sang eomma memperhatikan dongsaengnya, bukan dirinya.

“Eomma jangan pilih kasih!” ucapnya kemudian.

“Kyu, kau kan alergi udang. Kau mau lauk yang lain?”

Kyuhyun mengangguk “berikan aku daging..” pintanya sambil menyodorkan piringnya.

Jinhye hanya tertawa. Ia tak menyadari sikap Kyuhyun yang seperti itu. karena sedari kecil Kyuhyun memang manja padanya. Baginya itu wajar.
Sementara Donghyun kembali mengerti.
Ia cemas pada putra bungsunya.
Kyuhyun tak pernah mau mengalah padahal usianya bukan remaja lagi. Ia tak pernah mau disalahkan kalau ia menyakiti Donghae. Kyuhyun hanya ingin menang sendiri.

*
*

Sebelum tidur Donghyun menyempatkan diri menegok Donghae di kamar. Ia menghela napas karena masih menemukan Donghae duduk di kursi belajarnya, menghadap beberapa buku dan lembaran tugas sekolah.

“Donghae, ini sudah malam. Tidurlah..” disentuhnya pundak sang putra.

Donghae menatap appanya. Tatapannya masih sama, datar.
“sebentar lagi appa, aku harus menyelesaikan tugasku..”

“Appa memang senang melihatmu masuk dalam jajaran murid pandai di sekolah. tapi appa lebih senang kau bisa menikmati hidupmu Hae. Bukan memaksa diri untuk belajar dan menjadi orang lain..”

“Aku harus seperti Kyu hyung, dia yang terpandai di sekolah dulu..”

“Appa ingin kau menjadi Donghae bukan Kyuhyun..”

“Harabeoji akan marah, eomma akan membandingkan aku dengan hyung.. appa juga akan kecewa nanti..”

Donghyun menggeleng “Aniya, appa tidak akan marah. Kau punya kepandaianmu sendiri..”

“……”

“Sudah, tidurlah. Appa justru akan marah kalau kau tidak segera tidur..”

Donghae mengalah. Ia menutup bukunya. Mematikan lampu belajar. Lalu membaringkan diri di ranjang King Size nya.

Donghyun menemani Donghae sampai anak itu benar-benar tidur. Menyelimutinya hangat lalu sebelum mematikan lampu kamar.

Entah kenapa, kamar Donghae terasa dingin seperti pemiliknya. Apa karena kamar dengan ukuran luas itu tak banyak terisi barang? Hanya dua buah lemari baju. Satu rak buku besar menempel di dinding. Satu rak lagi berisi barang-barang kesukaan Donghae.

Donghae pecinta sepak bola. Tapi ia tak pernah bisa memainkannya. Dulu ia masih sempat bermain bola. Tapi kemudian dilarang keras oleh Harabeojinya. Membuatnya tak pernah bisa bergabung di tim manapun di sekolahnya. Bahkan sejak saat itu hidupnya terus diawasi dan dijaga. Ada beberapa pengawal yang menjaganya ketat. Melaporkan apapun yang mereka anggap aneh dan melanggar peraturan. Belum lagi Kyuhyun yang selalu mencari kesalahannya membuat Donghae seringkali dihukum tanpa walau ia tak salah.

Hingga akhirnya suatu hari ia memutuskan..
“hidupku sudah diatur sejak awal, aku tidak punya hak apapun. Aku bukan robot tapi harus berpura-pura jadi robot yang patuh..”
Dan benar.. ia menjadi robot sampai sekarang, mengabaikan perasaan membekukan pikiran.

:
Tbc
:

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang