My Brother, Go Away! -8

463 74 21
                                    

Abaikan typo yg berkeliaran..
Sekali lagi ini hanya kisah ringan! Jangan mengharapkan hal yang berat akan terjadi..
😈😈😈

::8::

*

“Kenapa kau ada di sini?”
Mendengar pertanyaan dari suara yang sangat di hafalnya, ia menoleh. Menghentikan kegiatannya memetik stroberi.

“Hyeong…?”

“Aku bertanya padamu Hae, kenapa kau di sini?”

“Eoh.. aku memang bekerja di sini..”

“Bekerja? Kau gila eoh? Kenapa kau tidak pergi bersama eomma? Apa kalian tinggal di sini?”

“Bukan urusanmu..” kembali ia memetik stroberi mengalihkan perhatian.

“YAK!! Lee Donghae.. aku ini hyeong-mu, aku berhak untuk tahu!”

Hah. Donghae menghela napas panjang. Lalu kakinya melangkah ke pinggir kebun.. ia tahu bukan saat yang tepat untuk bekerja di situasi seperti ini.
Eunhyuk mengekor di belakangnya.

Sambil memposisikan diri duduk di gasebo tua, Donghae manatap datar pada Eunhyuk.

“sejak kau membuatku pergi dari rumah, kupikir kau tidak lagi peduli padaku hyeong. Bahkan hyeong tidak pernah menghubungiku.. jadi ku anggap kau tidak peduli dengan hidupku..”

“aku tidak ingin mendengar ocehanmu. Aku mau jawabanmu. Kenapa kau di sini?”

“Kau mau jawaban jujur?” tawarnya menatap Eunhyuk yang berdiri di depannya dengan wajah memerah amarah.. “baiklah..” ujarnya.
Dengan senyum sedih di wajahnya ia mulai berkata “Bukankah kita sudah tahu sejak awal jika eomma tidak ingin membawa anak-anaknya? Bagitu juga dengan calon suami eomma. Aku memaksa eomma untuk berpura-pura membawaku hanya untuk menyakinkan hyeong dan appa saja. Aku juga memaksanya memberikanku uang dalam jumlah yang cukup untuk mencari sekolah dan tempat tinggal. Jadilah aku di sini..” ceritanya tanpa beban.

“bukankah kau ingin bermain basket? Mengapa kau tidak memaksa eomma untuk tetap membawamu dan mewujudkan impianmu?”

“Ah.. soal itu.. tidak lagi hyeong. Aku tidak bisa bermain basket lagi..”

“wae?”

“aku tidak  ingin kau tahu alasanku..”

“waeyo?”

“hyeong.. aku sudah menjawab pertanyaanmu bukan? Lagi pula aku tidak ingin membuat kalian cemas. Aku tidak akan merepotkan kalian lagi.. jadi aku tidak bisa menghubungi kalian dan menceritakan keadaanku di sini. Aku cukup tahu diri.. kehadiranku mengacaukan kehidupan Hyuk hyeong kan? Aku tidak mau appa bekerja sangat keras karena ada aku juga.. jadi, biarkan saja. Bukankah sekarang kau bahagia hyeong? Tidak ada yang mengacaukan hidupmu.. aku juga tidak menjadi beban untuk appa lagi..”

“Lee Donghae…”

Donghae berdiri.. masih dengan senyum mirisnya “hyeong tenang saja. Aku akan berusaha baik-baik saja di sini. Tolong jangan katakan pada appa.. dan juga sebaiknya hyeong pergi. Jangan ke sini lagi..”

Grep. Eunhyuk menarik lengan Donghae.
“ayo kita pulang..”

Donghae melepas tangan hyeong-nya “tidak perlu mengasihani aku hyeong.. aku cukup jelas dengan keinginanmu. Kau tidak nyaman jika aku bersamamu.. aku minta maaf soal itu. Maaf karena sering membuatmu marah.. sebenarnya aku hanya ingin hubungan kita lebih dekat saja. Aku lelah bertengkar dengan hyeong sejak kecil.. tapi aku rasa kau terlalu terbeban dengan kehadiranku. Jadi kau bersikap demikian.. aku bisa memahaminya..”

“YAK! Siapa yang mengasihani-mu eoh? Kau pikir bagaimana seorang haksaeng 16 tahun hidup sendiri tanpa siapapun? Apa kau makan dengan baik? Kau punya uang?”

Donghae ingin sekali menangis, tapi ditahannya..
“aku tidak pernah menginginkan ini terjadi padaku.. tapi jika sudah begini mau tidak mau aku harus bertahan hidup. Paman Lee pemilik kebun ini orang yang baik, dia yang membantuku selama ini. Jadi jangan cemas…”

“bukan itu maksudku Lee Donghae. Kajja.. kita pulang..” suara Eunhyuk merendah “kau mau appa dan eomma dianggap orang tua yang tidak bertanggung jawab? Kau mau membuat keluarga kita dipandang buruk orang lain? Pulanglah.. kita bicarakan di rumah. Jangan membuat masalah ini menjadi lebih besar..”

Donghae tak habis pikir. Eunhyuk masih memaksanya pulang?
Tapi bukan itu yang ingin dia dengarkan sebenarnya..
“Maaf…” satu kata sebelum kemudian ia pergi meninggalkan hyeong-nya sendiri.

Ya. Donghae semakin menjauh.. ia hanya menunggu Eunhyuk mengatakan jika ia menyayanginya. Maka ia akan pulang setelahnya. Tapi nyatanya, Eunhyuk malah mengatakan hal-hal yang membuatnya semakin tersudut. Membuatnya semakin menjadi tersangka. Membuatnya berada di pihak yang salah.

*
*
*

“Kau tidak berhasil mengajaknya pulang?”

Eunhyuk menggeleng “Dia keras kepala..”

Kangin hanya mendesah “bukan dia, tapi kau. Apa kau bicara baik-baik dengannya? Apa kau mendengarkan apa yang ia inginkan? Jika ia tidak mau pulang pasti punya alasan.. kau orang yang paling mengenal Donghae. Kalian hidup bersama selama ini.. bahkan orang tua kalian saja jarang di rumah. Hanya kau Hyuk..”

“dia bilang tidak ingin menjadi beban..”

“lalu menurutmu apa dia beban?” Eunhyuk kembali menggeleng “apa kau sudah mengatakan itu?” sekali lagi ia menggeleng “kalau begitu salahmu.. kenapa kau tidak mengatakannya? Apa kau tidak menyayanginya? Kau pernah berkata kau takut kehilangan dia? Kau pernah menyatakan jika kau sebenarnya membutuhkannya? Atau kau hanya menyalahkannya saja?”

Degh. Kangin benar.
“sudah ku duga..” ujarnya “sana, kembalilah.. temui dia dan selesaikan segera.. jangan membuang waktu..”

*




😈

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang