My Brother, Lonely! (12)

385 43 40
                                    

OK! Kita akhiri semuanya di part ini..


Peringatan!

Semua yang terjadi dalam kisah ini hanya fiksi belaka. Berhati-hatilah dalam membaca dan meresapinya. Jangan coba untuk dilakukan!






⍣⍣⍣⍣

"Terimakasih untuk tumpangannya selama ini. Terimakasih karena sudah membuatku sadar bahwa tidak ada satupun yang menginginkanku.. ini hari ulang tahunku.. hari dimana aku lahir dan pertama kalinya bernapas sebagai manusia di dunia.. hari ini juga aku akan mengakhirinya, sebagai penebusan hari lahir itu.. akan kuganti semuanya dengan kematian.."

Gelas yang dihadapnya ia geser mendekat..
Sambil tertawa kecil ia mulai merancau tidak jelas..

"Kurasa aku tidak perlu menghitung kebencian itu.." monolognya..
Tanpa mereka duga sebelumnya, Donghae mengeluarkan sebotol obat milik Siwon yang ia curi kemarin dulu.. ia tahu, kini saatnya benda itu berguna!!

"Kau tahu obat apa ini, Kak?" Siwon mendelik "maaf aku mencurinya.." bahkan ia mengaku tanpa rasa bersalah sama sekali...

Mereka seakan bisa menebak apa yang akan Donghae lakukan dengan obat itu.. tapi tetap saja memilih bungkam. Hanya menonton..
Kini, Donghae-lah pemain utama drama-nya..

"Ini adalah adegan yang akan mengakhiri drama kehidupanku.." unjuknya, "sebuah kisah yang menyenangkan bagi kalian untuk di lihat.. setelah selesai, matikan saja. Jangan diputar ulang kenangan ini.."

Plung!! Plung!!
Gesekan dua butir obat tenggelam dalam air di gelasnya..

Plung! Plung! Plung...

"Ah.. terlalu lama.."
Ppplung!!

Ia masukkan semuanya..

Mereka saling menatap..
Butiran obat itu larut dengan cepat hingga warna bening air berganti menjadi putih keruh.. dan sempat-sempatnya ia tertawa manis diantara air mata yang menghujani wajahnya bahkan matanya sudah memerah.

Srrrttt!!
Glek!! Glekk!!

"Ahh!!" ujarnya selesai dengan semua tegukannya hingga gelas kosong.. "Kalian bisa membuangku setelah ini, karena aku tidak akan tahu apa yang kalian lakukan lagi..." pelannya lirih.. sungguh sangat lirih..
Kini otaknya sudah kosong, kepalanya mulai sakit.. matanya bukan saja berembun tapi mulai pudar penglihatan..
Tubuhnya tidak lagi bisa ia kondisikan..

Ia kehilangan kendali atas dirinya sendiri..
Membiarkan raga yang mulai lemah itu ambruk di depan mereka.. Donghae masih melihat.. tidak ada satupun dari mereka yang bergerak.
Ibunya bungkam dengan wajah yang sulit ditebak.. Paman Choi malah tidak menunjukkan kecemasan sama sekali. Hanya Jiwon dan Siwon yang sedikit terkejut dengan hal itu..
Dan itu -hanya- bukan yang lain.

Donghae menyerah. Ia mengakhiri perjuangannya dengan kalimat -tidak menjadi orang yang berguna- hingga setidaknya ia akan sedikit saja untuk kata menyesal.
Melambaikan tangan pada kehidupan, menyambut kematian..

"Bu... aku menyayangimu..." bisik terakhir yang sempat terucap sebelum ia benar-benar tidak berdaya. Terpejam dan tubuhnya sudah mulai terasa tak bernyawa.
Sayangnya kalimat itu tidak menggugah sama sekali. Sekalipun air matanya masih terjejak di wajah pucat pasi itu. Wajah yang tidak akan lagi ia lihat secara nyata.

Mengapa ia diam saja? Ia sungguh lupa, waktu bertaruh nyawa untuk melahirkannya. Ia benar-benar abai saat bertahan dengan kandungannya. Bahkan ia tidak lagi mengingat, bagaimana rasanya menggendong bayi Donghae.. anaknya..

Dan itu pertemuan terakhir mereka..
Donghae benar-benar pergi diperingatan hari ia dilahirkan, untuk menebus kesalahan yang tidak pernah ia perbuat..

⍣⍣⍣

Seperti yang dikatakannya. Ia menepati janjinya.
Ibunya, mendapatkan semua harta warisan keluarga Jeong milik Donghae yang sudah berganti atasnya. Ia tidak akan lagi melihat anaknya. Donghae tidak akan merepotkan atau membenaninya. Ia tidak akan berpura-pura untuk menyayanginya di depan umum. Seolah menjadi ibu yang baik..
Kini ia bisa tertawa bersama kedua anaknya yang lain, Siwon dan Jiwon. Tanpa mendengar rengekan Donghae yang seringkali meminta untuk diperhatikan juga..

Bahkan, ketika tubuh itu terbujur di depannya tak bergerak.. Tidak ada air mata yang ia teteskan..

Ada yang lebih kejam dari itu!
Tuan Choi.. yang tidak pernah dipanggil -ayah- oleh Donghae, melepaskan tubuh tak bernyawa itu kepada rekannya.. pemilik rumah sakit tempat Siwon bekerja.
Jika Siwon saja yang menjadi dokter membuat obat-obat aneh, apalagi pemilik rumah sakit ini yang lebih dari itu..
Sampai akhirnya saja, Donghae masih memberikan keuntungan bagi mereka..
-apa mungkin... tubuh itu menjadi bahan percobaan? Atau.. mereka mengambil organnya?-

Miris!!
Hidup saja sudah miris, setelah mati tetap saja begitu tidak berubah?
Donghae.. ia lahir dalam kesendirian.. kini mati pun, tetap sendiri.. tidak ada yang menganggapnya sebagai keluarga. Tidak ada yang menangisinya.. tidak ada yang mencegahnya.
Mereka merelakan dengan sangat rela tanpa hati.. hilang rasa..
...........Donghae......... begitukah takdirnya?




⍣⍣⍣
-FIN-

Komenlah sekomen-komen-nya!!
😈😈

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang