My Brother, Go Away! -9

535 68 16
                                    


::9::

*

Eunhyuk mengejar Donghae hingga ke tempat sewa-nya. Yang menjadi tempat tinggal selama ini. sebuah rumah dengan gaya kuno yang menampilkan beberapa ruangan sementara dibagian halaman rumah itu ada sebuah meja luas yang mungkin biasa digunakan untuk makan bersama.

“Donghae tinggal di sana..” Taemin menunjuk satu pintu “rumah ini memang dibuat appa khusus untuk orang-orang yang bekerja padanya dan membutuhkan tempat tinggal..”

“euhm..”
Eunhyuk tak perlu mendengarkan penjelasan Taemin lebih jauh. Ia hanya perlu Donghae..

Srraaakk!!
Tanpa mengetok dan ijin dari penghuninya, bahkan ia sudah menggeser pintu kamar itu.

Donghae terkejut.. ia tak menyangka Eunhyuk akan mengejarnya sampai ke sini. Ia merasa bodoh sekarang, harusnya ia tidak pulang.. harusnya ia pergi ke tempat lain sementara waktu..
Tapi sialnya.. ia membutuhkan sesuatu di kamarnya..

*

Eunhyuk juga terkejut. Ia mendapati Donghae duduk bersimpuh dengan napas tak karuan. Bahkan wajahnya mulai pucat. Tangan kirinya menekan dada seakan ada yang sakit di sana. Dan itu apa yang membuatnya kaget?
Di atas meja kecil..
Eunhyuk melihat botol obat dengan isi yang berserakan. Sepertinya Donghae terburu-buru mengambilnya hingga ia membuatnya berantakan..

“apa itu? Obat apa Hae? Kau menelannya?”

“kenapa kau ke sini? Bukankah sudah ku suruh pergi dan jangan hiraukan aku.. jangan membuatku bingung dengan sikapmu hyeong..”

“apa kau sakit?” ia mengajukan pertanyaan lain.

Donghae semakin tidak mengerti. Kenapa Eunhyuk seperti itu?
“hyeong.. pergilah. Aku akan baik-baik saja..”

“tidak sebelum kau mengatakan semuanya.. apa kau sakit? kenapa kau menelan obat itu? Atau kau mau bunuh diri?”

“ck.. jadi hyeong masih peduli pada hidup matiku?”

“LEE DONGHAE!!” bentaknya “jawab aku..” ujarnya sambil merenggut lengan dongsaengnya, menatapnya dengan tajam.

Donghae diam sejenak.. datar..
“apa kau akan pergi jika aku menjawabmu?”

“katakan Hae..”

“aku punya masalah dengan jantungku.. obat ini untuk pereda nyeri..”

“sejak kapan?”

“sudah sangat lama.. sejak aku mulai mencuri uang tabunganmu. Mianhae.. aku menggunakannya untuk membeli obat ini..”

“tapi kau bilang.. itu untuk membeli makanan dan terakhir kau membeli sepatu untukku..”

Donghae mengangguk “ya.. tapi tidak semua..”

“apa itu juga yang membuatmu tidak bisa bermain basket?”

Donghae kembali mengangguk “aku tidak berniat lagi dengan bola.. basket atau sepak bola.. aku ingin melakukan hal lain. Itu kenapa aku tinggal di sini, udaranya cukup segar dan desa ini lumayan tenang.. pekerjaanku juga tidak terlalu melelahkan. Setidaknya aku masih bisa bertahan hidup dengan kondisi seperti ini..”

Bruk!!
Eunhyuk melepaskan genggaman lengan Donghae. Dia terduduk di samping dongsaengnya. Hatinya hancur seketika..
Tak pernah ada dalam bayangannya jika Donghae akan seperti ini. ia berpikir anak itu sudah bahagia dengan eomma mereka. Menikmati kekayaan suami baru eomma-nya. Tapi??

“kenapa kau lakukan semua ini Hae?”

“melakukan apa? Aku hanya tidak ingin kalian semua mencemaskanku. Aku tahu.. hidup kita sudah sangat sulit. Aku tidak ingin merenggut kebahagiaan eomma, aku tidak mau menjadi beban appa.. aku juga tidak mau merepotkanmu.. hyeong..”

“lalu bagaimana denganmu sendiri?”

“aku..? euhm..” Donghae memasang wajah tenang sebagai topeng “aku akan sekolah dengan baik, bekerja dengan baik, lulus tepat waktu.. lalu aku akan membuka toko kue.. ah, aku suka membuat kue.. akan kubuatkan yang rasa stroberi untukmu..”

“YAK! Kau ini.. kenapa kau tidak mencemaskan hidupmu sama sekali eoh? Bagaimana kalau kau sakit? bagaimana kalau kau ada masalah? Kau itu masih remaja babo!!”

Donghae tertawa pelan “siapa bilang aku sudah dewasa..”

“Ayo pulang…” lirih Eunhyuk setelahnya, memandang mata Donghae dengan teduh “kau harus pulang Hae.. kajja, kita pulang bersama..”

Donghae menggeleng “kalaupun aku mau.. tidak semudah itu hyeong.. di sini aku sekolah dan bekerja.. aku baru saja menata hidupku..”

“jangan pikirkan itu..” kali ini suaranya merendah “aku ingin kau pulang Lee Donghae..”

Hahs!
Donghae mendesah “aku sudah mengatakan semuanya hyeong.. pergilah.. sudah selesai..”

“tidak! Aku tidak bisa meninggalkanmu di sini..”

“Wae? Bukankah semua sudah jelas? Aku tahu dua bulan ini hyeong sangat bahagia tanpa keberadaanku. Kurasa itu lebih baik.. ku mohong hyeong, pulanglah dan lupakan kejadian hari ini. anggap kita tidak pernah bertemu lagi. Kalau perlu jangan datang lagi ke Damyang..”

Eunhyuk menatap sendu wajah dongsaengnya. Entah kenapa ia tidak suka dengan perkataan itu. Kali ini ia tidak setuju dengan keputusan Donghae. Ia memang menikmati hidup tanpa dongsaengnya dua bulan ini.. tapi itu karena..
“ku pikir kau bahagia dengan eomma.. ku pikir kau sudah berangkat ke luar negeri.. aku bahkan tidak mengantarmu bukan? Karena aku tidak mau melihat wajahmu lagi..”

“aku tahu kau tidak mau mengantarku, aku senang karena itu. Artinya kau tidak perlu tahu masalah sebenarnya hyeong. Gundae… jangan cemaskan aku.. eomma meninggalkan kartunya, jadi aku masih bisa menghabiskan uang darinya.. mungkin nanti kalau usiaku sudah cukup untuk membuat rekening sendiri, aku akan memintanya..”

“Kau memerasnya?”

Haha.. Donghae tertawa kecil.
“aku bahkan mengancamnya.. aku hanya masih –butuh- bantuannya sementara ini. lagi pula ia punya banyak uang.. ia akan memberikan dengan senang hati karena aku tidak jadi ikut dengannya..”

“dia tahu kondisimu?”

“untuk apa? Aku tidak ingin terus dikasihani.. biarkan saja dia menganggapku anak yang jahat.. kalau dia menyayangiku, harusnya sudah sejak dulu ia lakukan.. walau dia eomma, ku rasa ia tidak tulus dengan keberadaanku. Eomma lebih memperhatikanmu hyeong.. dia selalu berbicara tentangmu.. dan aku sudah terbiasa..”

Kali ini Eunhyuk hanya bisa diam. Ia tidak pernah tahu betapa menyedihkan dan menderitanya Donghae selama ini? bahkan dirinya turut andil, membuat adiknya itu hidup dalam kepahitan..
Mengapa dunia terlalu kejam? Dan sikapnya selama ini semakin menambah kejamnya hidup Donghae?
Apa ia menyesal kini?

*


*

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang