My Brother, Sunset Rain! 1

1.1K 89 14
                                    


🌦

🌦

“Raa..in.. Ra..in..” namja itu terus tertawa senang merasakan gerimis turun di senja itu. Ia sedikit meloncat dengan berjinjit kaki. Serta tak henti mengatakan jika hari sedang hujan.
Namja bernama Park Sungmin itu memang terlihat berbeda dari orang lain. Bahkan tak jarang dia disebut sebagai idiot!
Tidak! Ia tidak idiot, Park Sungmin memang autis sejak lahir tapi ia bisa berinteraksi baik dengan orang-orang terdekatnya. Terutama dengan dongsaeng kesayangannya. Park Donghae.
Sore itu setelah pulang sekolah Donghae menjemput Sungmin di tempat dimana ia juga menempuh pendidikannya. Donghae terus menggandeng tangan Sungmin walau namja itu tak hentinya melompat.

“Hyung.. kau sangat suka dengan hujan eoh?? Tapi ini bukan hujan deras.. ini hanya gerimis..” kata Donghae.

“Ra..in.. hahaha..Ra..in..” sayang Sungmin hanya tahu itu Rain, bukan hujan lebat atau gerimis.

Mereka menyusur sepanjang perjalanan pinggir pantai. Kegiatan itu mereka lakukan setiap hari. Bahkan Donghae tidak bosan melewatinya sepanjang hidupnya.
Donghae berusia 16 tahun saat ini, sementara Sungmin sudah 20 tahun. Tapi hubungan keduanya yang begitu dekat membuat Donghae harus bersikap lebih dewasa daripada hyungnya. Donghae selalu menuntun kemanapun ia pergi dengan Sungmin.

🌦

Keluarga mereka bukan termasuk jajaran orang kaya. Tapi tak masalah karena itu cukup bagi mereka. Donghae juga tidak pernah mengeluh. Ia melakukan semua hal dengan senang hati termasuk menjaga hyungnya.

“Eomma.. kami pulang..” teriaknya begitu masuk rumah.

Sungmin langsung mencari eommanya. Sementara Donghae masih ingin mandi sebelum makan malam.

“Eomma! Appa belum pulang??” serunya dari dalam kamar.

“Belum Hae! Mungkin ada banyak ikan yang di dapat nelayan hari ini..” Park Nara menimpali.

Appa mereka. Park Kangin adalah kepala nelayan di daerah kecil mereka, Mokpo. Jadi wajar jika Sungmin dan Donghae tidak jauh dari kehidupan laut. Bahkan hampir setiap hari mereka bisa bermain di sepanjang pantai.

Trakk!!

“eoh.. yeobo kau sudah pulang?” Park Nara begitu bersemangat melihat kedatangan suaminya.

“Appaaaa…….appppaa… pulang??” Sungmin juga langsung bergelayut manja padanya. Sementara namja setengah baya itu menyambut putra sulungnya dengan sayang.
Ya. Beruntung Sungmin karena keluarganya menerima keadaannya dengan baik. Mereka memperlakukan Sungmin dengan wajar. Tidak membedakannya dengan Donghae yang bisa hidup normal.

“Yaa.. Sungmin-ah, cepat panggil dongsaengmu. Kita makan malam..”

Sungmin berlonjak lagi, lalu melompat kecil ke kamarnya yang juga kamar Donghae. lalu meneriakkan nama dongsaengnya..

“Haek!! Ha….ek!! Ohaek!!”

“Yyaa! Hyung, panggil namaku dengan benar..” godanya “aku akan marah kalau kau memanggilku seperti itu..” Donghae pura-pura manja.

“Donge!! Makan!! Kajja!!”

Donghae tersenyum.

“Hyung, kau belum mandi eoh??” sindirnya “APPA! AKU AKAN MEMANDIKAN HYUNG DULU!!”

“NDE! PALLI HAE!! JANGAN BIARKAN HYUNGMU MAIN AIR!!”

“Arrooooo!!”
Setelahnya ia menarik Sungmin ke kamar mandi “Hyung, kau harus mandi!!”

🌦

Akhirnya mereka bisa makan malam itu. masakan sederhana oleh sang eomma terasa enak jika dinikmati bersama. Mereka mengerubungi meja kotak dengan beberapa masakan di atasnya.

“Hae, bagaimana sekolahmu?” tanya Kangin sambil mengunyah kimchi.

Donghae tak mau kalah, ia mengambil potongan kentang wijen sebelum menjawab sang appa “ada guru baru di sekolah. Han Kangta songsaenim. Pindahan dari Seoul..”

“Wooah, dia mengajar di kelasmu?” sambut eomma.

Donghae menggeleng “Han Ssaem menganjar khusus seni, dia seorang gitaris.. banyak yang mengatakan jika dulunya Han Kangta seorang idol..”

“Benarkah??”

“Yaa.. hyung, berhenti mengambil kentangku!” teriak protes Donghae saat Sungmin memulai kebiasaanya mengambil makanan miliknya.

Kangin dan Nara hanya tertawa. Ia tahu persis kebiasaan Sungmin jika makan. Ia selalu mengambil bagian milik Donghae, walau hanya sedikit.

“Sungmin-ah, kau menggambar lagi tadi?” Kangin sedikit mengalihkan perhatian Sungmin dari makanan Donghae.

Bukannya menjawab. Ia malah berlari ke kamarnya dan mengambil sesuatu lalu menyodorkan tepat di wajah Kangin.

“Yaa. Kau ini selalu tidak sabaran ya…” sindirnya sambil mencermati kertas gambar milik Sungmin “oohh.. kau sudah sangat pandai sekarang?? Lihatlah yeobo.. Sungmin menggambar senja lagi..”

Donghae mengeryit sirik “Yaa.. kenapa kau hanya menggambar senja?? Lain kali kau harus menggambar pegunungan hyung!”

Dan karena pernyataan itu..
Tlukk!!
Ia mendapatkan satu pukulan di kepala oleh sang eomma.

“Eommmmaaa…..!!”

“Berhenti meledek hyungmu!!”

“aiisshh!!”

“ahahahaha..” bukannya membela, Sungmin malah tertawa.

“Hyung kau mentertawakanku?? Yaa.. awas kau yaaaa….” Donghae mentoel-toel punggung Sungmin.

Sungmin membalasnya..
Hingga acara makan malam mereka yang syahdu kacau oleh candaan keduanya..

Setidaknya, sampai hari ini Donghae masih bahagia. Dia tidak pernah menyesal memiliki Sungmin yang berbeda sebagai hyungnya.


🌦
:
TBC
:
🌦

Jombang, 7-2-2019

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang