My Brother, Bodyguard! 5

344 52 6
                                    

*

Mencoba bersikap baik-baik saja itu sama halnya dengan menekan emosi dan membuat sakit kepala. Itulah yang dirasakan Donghae pagi ini. Duduk sarapan bersama menjadi perihal terberat sepanjang hidupnya. Sejak ia bisa mengunyah dan merasa makanan, baru kali ini ia enggan untuk menelan tanpa alasan.

“Hae-ya, ada masalah apa?” suara lembut menyapa pendengarannya.

“Tidak ada Appa..”

“Tapi wajahmu sejak kemarin mengatakan jika ada apa-apa..” sambut Eunsoo “bahkan makanan di depanmu sudah kau mainkan bermenit-menit lalu..”

“Eoh.. mian. Aku hanya sedang tidak enak badan.. aku sedikit pusing..” alibinya menguat sejalan dengan pucat di wajahnya.

Leeteuk mencermati sejak tadi dan ia baru menyadari hal itu. Pikirnya terus berputar, menganalisa keadaan yang tidak biasa. Pasalnya, ia bisa langsung tahu jika Donghae sedang sakit dan anak itu selalu mengeluh lebih dari sakit yang ia rasa. Hanya kali ini tidak ada rengekan yang keluar dari bibirnya.
“Kenapa kau tidak mengatakannya??”

“Ah.. itu.. mian hyeong, aku benar-benar hanya ingin tidur sejak kemarin..”

“Jika kau lelah, istirahatlah hari ini di rumah..” imbuh Halmonie, bagaimanapun juga ia termasuk orang yang paling mencemaskan keadaan Donghae. sebagai pengganti seorang ibu karena Eunsoo tidak begitu mampu dengan perannya, bahkan hanya sebatas Noona.

Donghae mengangguk “aku akan istirahat setelah kuliah. Mungkin hari ini aku ijin tidak ikut kegiatan lain.. dan soal pekerjaan.. er.. Appa, mungkin Leeteuk hyeong bisa menyelesaikannya. Hyeong sudah sering membantuku selama ini.. dia tahu semuanya..”

Sebenarnya tidak masalah tentang itu. mereka pun tahu biasanya Leeteuk yang menyelesaikan pekerjaan Donghae –yang diberikan oleh Park Hongjo jika berkaitan dengan bisnis mereka-
Hanya saja, sikap yang ditunjukkannya menjadi berbeda.

“Hae-ya, kau yakin akan kuliah hari ini? biasanya kau akan senang jika kami mengijinkanmu tinggal di rumah?”

Donghae mencoba tersenyum “Tidak perlu cemas.. ada Siwon bersamaku..”

“Baiklah, Appa akan menghubungi Siwon kalau begitu..”

“Euhm..”

*
*

BRAK!
Tumpukan buku tebal itu diletakkan kasar di atas meja dekat kepalanya yang sedari tadi ia jatuhkan di sana. Donghae hanya mendengus. Ia tak sanggup menatap buku-buku itu dan tidak berniat membukanya.

“Kenapa? Ajjuhssi sampai menghubungiku. Kalau sakit tinggal saja di rumah? Atau mau ku antarkan ke rumah sakit?”

Hahs.. akhirnya dengan terpaksa Donghae mengangkat kepalanya. Memberi waktu Siwon untuk duduk di depaannya. Bahkan sahabatnya itu sudah menyodorkan es kopi untuk mendinginkan kepalanya.

“minum dulu..” ucapnya kembali “setidaknya kau juga harus mengisi perutmu.. ini sudah jam makan siang” eoh Siwon juga membawa roti untuknya.

“Gumawo Siwon-ah, tapi aku belum ingin makan..” sambil menyeruput kopi-nya “ini saja cukup..”

“ada masalah apa?”

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang