My Brother, Go Away! -3

350 63 22
                                    

::3::

*

“LEE DONGHAE!” teriak Eunhyuk pagi itu “MENGAPA KAU MENGAMBIL UANGKU LAGI?” geram sudah. Ini kali ke berapa Donghae menghabiskan uang dalam celengan monkey miliknya. Eunhyuk bahkan heran bagaimana adiknya bisa tahu letak ia menyembunyikan celengan itu.

Donghae dengan wajah polos kemudian muncul tak bersalah “Aigo hyeong, jangan berteriak! Uang itu aku pakai untuk membeli bahan makanan! Juga membelikanmu sepatu baru.. bukankah aku pengertian?”

Wajah Eunhyuk merah padam. Bagaimana bisa? Bagaimana??
“YAK!! KAU GILA EOH? KENAPA KAU MEMBELINYA?”

“Hahs.. Appa tidak memberi uang untuk kita makan, entah dia lupa atau belum punya.. dan lagi, aku lihat sepatumu itu sudah rusak. Bukankah kau pemain basket? Harusnya kau tahu hal seperti itu.. jangan terlalu pelit dengan uang di tengah keadaan seperti ini.. pamali!!”

“APA KAU BILANG?” emosi Eunhyuk masih belum mereda “KAU TAHU KAN BETAPA AKU SUSAH PAYAH MENGUMPULKAN UANG ITU?”

“ITU JUGA UANGKU!” akhirnya Donghae jengah “Kau mengambil jatahku setiap hari, uang saku milikku selalu berkurang hanya untuk membeli makanan untukmu..”

“Itu salahmu!”

“kenapa salahku?”

“Kau sendiri yang mau melakukan itu..”

“Kalau tidak begitu kita tidak makan hyeong!”

“aku tidak peduli.. lagipula kenapa kau tidak bilang dulu? Aku menyimpan uang ini untuk masa depan kita. Untuk membayar sekolahmu juga.. kau pikir aku tega melihat appa bekerja keras setiap hari? Hah?? Aku sudah bosan dengan keadaan kita Lee Donghae! Aku lelah selalu mengalah untukmu.. mengertilah sedikit dan hargai aku sebagai hyeong-mu”

Donghae melemas. Ia tahu jika salah. Harusnya ia mengatakan pada Eunhyuk. Lagipula itu memang uang tabungannya. Donghae hanya sebal saja karena Eunhyuk seakan menyimpan erat miliknya dan meminta terus darinya.

“sudah lupakan saja. Kau bisa menabung lagi kan? Lagipula makanan ini kau juga yang makan hyeong..”

“astaga! Kau se-santai itu? Baiklah! Kali ini aku memaafkanmu Lee Donghae, tapi jika kau melakukannya lagi.. jangan pernah masuk ke kamar..”

“yaa.. hyeong!”

*
*
*

Eunhyuk tidak tahu sampai kapan Donghae akan merepotkannya terus. Bahkan ia selalu membuatnya marah. Jika tidak takut akan amukan sang appa, mungkin Eunhyuk sudah melempar dan membuang Donghae jauh-jauh.

“benar-benar.. kehadiranmu menyusahkan sekali Hae.. aku menyesal menyambutmu waktu eomma melahirkanmu dulu!" aku-nya.

Donghae memang menyebalkan. Eunhyuk ingat bagaimana waktu eomma masih bersama mereka, dongsaengnya akan mengadu apapun kepada eomma-nya hingga membuat ia dimarahi dan dihukum. Donghae suka apapun yang Eunhyuk suka. Mulai dari makanan, benda kesayangan sampai dengan hobi. Donghae selalu mengekor Eunhyuk dan mengikuti apapun yang ia lakukan.
Tak jarang Eunhyuk harus kembali menerima kemarahan dari appa dan eomma karena dituduh mengjarkan hal yang buruk pada dongsaengnya. Padahal Donghae sendiri yang suka meniru Eunhyuk walau hyeong-nya sudah melarang.

Ia ngotot menendang bola sepak dan berakhir memecahkan kaca jendela tetangga. Siapa yang disalahkan? Eunhyuk!

Donghae suka memencet bel tetangga dan jika ketahuan, jarinya menunjuk Eunhyuk sebagai pelaku.

Ia pernah juga diam-diam mencuri dan memakan mentimun di meja makan padahal ia alergi dengan itu. Lalu beberapa saat kemudian wajahnya penuh dengan bintik merah. Jika sudah begitu ia akan meraung kesakitan dan tanpa alasan Eunhyuk akan menerima peringatan, kalau ia tidak menjaga dongsaengnya dengan baik.

Entah Donghae bergurau dengan semua itu atau tidak. Nyatanya ia terus disalahkan..

Kesabaran Eunhyuk ada batasnya! Ia benar-benar ingin Donghae pergi jauh-jauh dari hidupnya.

“akan tenang sekali jika kau tidak ada Hae!” lirihnya pada diri sendiri.
Maka ia memutuskan..

“Eomma.. kau harus membawa Donghae jika ingin pergi jauh dari kami..” batin-nya.

*
*

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang