MY BROTHER, Jealousies! 3

674 89 10
                                    

*

Kyuhyun suka jika ia berada di acara resmi seperti pertemuan dengan para rekan bisnis dan pemilik saham. Ia bisa dengan bangga menampilkan diri dan menunjukkan kemampuannya.

Sementara Donghae cukup duduk tenang sambil sesekali menikmati hidangan. Melihat semua orang berbicara soal pekerjaan, bisnis atau hal yang tak ia sukai. Bukan berarti Donghae tak mengerti, hanya saja ia tak punya ketertarikan di sana.

“Mau sampai kapan kau akan duduk di situ?” tegur Kyuhyun tiba-tiba “hah, kau  memang tidak punya ketrampilan ya.. jangan buat Harabeoji malu dengan keberadaanmu”

Hahhss..
Donghae mendengus. Bukan pertama kali ia mendengar kalimat semacam itu. Kyuhyun selalu membuatnya berkecil hati. Kyuhyun selalu membawa nama baik Harabeoji untuk sitiap tindakannya..
Bahkan ia yakin, kalaupun ia berbaur dengan orang-orang itu Kyuhyun akan membuatnya lebih malu dengan menceritakan hal buruk pada mereka.

“aku tidak melakukan apapun Hyung, bagaimana Harabeoji akan malu?”

“heol.. kau harus menunjukkan sikap yang baik Cho Donghae..”

“menurutmu aku harus bagaimana lagi? Aku akui.. soal perusahaan dan bisnis bukan pekerjaanku. Kalau aku salah bicara justru akan membuat Haraboeji malu..”

“kau tahu itu..”

“jadi kau mau aku melakukan apa? Diam di sini atau berdiri di sana dengan pembicaraan yang memalukan?”

“terserahmu saja..” ujar Kyuhyun akhirnya dengan nada mengejek.

*
*

Dunia itu sempit. Baru juga Donghae tenang setelah Kyuhyun pergi, malah Taemin duduk di depannya. Meja bundar diantara mereka hanya terisi tiga buah piring dengan kue kecil. Sementara Donghae sudah mengambil minumannya tadi. Taemin membawa sendiri, di tangan kanannya. Sesekali ia terlihat meneguknya.

“aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini Tuan Muda Cho..”

“kau sudah tahu sebelumnya, tidak perlu basa-basi..”

“Ah, kau memang suka yang terus terang. Baiklah..” Taemin meletakkan gelasnya di atas meja sebelum melajutkan bicara “aku akan menamnimu duduk. Terlalu bosan berada diantara mereka. Apa kau tidak ingin segera pergi?”

“aku tidak butuh teman Tuan Muda Lee Taemin. Jika kau tidak kerasan di tempat ini, kau bisa pergi..”

“mengusirku?”

“Tidak. Hanya memberi saran”

Namun saran itu tidak didengarkannya. Taemin tetap duduk di sana. Sampai acara benar-benar selesai. Dan Donghae tak peduli akan hal itu. selama namja itu tidak mengusiknya ia bisa bertahan. Jika bukan karena Donghyun, appanya, ia sudah kabur sejak tadi.

*
*

Entah kenapa Donghae kembali terjebak dalam situasi yang tidak ia sukai. Kali ini ia harus berada di dalam mobil yang sama dengan hyung dan harabeojinya, yang duduk di belakang. Sementara ia disamping sopir pribadi Tuan Besar Cho, itu.

“Kau harus banyak belajar lagi Donghae-ya, jangan hanya duduk saja. Kau lihat hyungmu. Bahkan dulu ia sudah pandai beriteraksi diusia lebih muda darimu..”
Suara Tuan Besar Cho, menceramahi.

“Nde..”

“mulailah berteman baik dengan Lee Taemin, kulihat tadi dia duduk bersamamu. Tapi kalian hampir tidak saling bicara..”

“Nde..”

Tak ada percakapan lagi setelahnya diantara mereka. Bahkan Donghae tahu walau Kyuhyun tidak menimpali, hyung nya sedang bersorak dalam hati.

*
*

*
*

Langkahnya lunglai sejak turun dari mobil.. tapi Jinhye sama sekali tak menyadarinya. Malah sibuk dengan cerita yang dihaturkan Kyuhyun padanya. Perempuan yang adalah eomma mereka itu lebih tertarik dengan ocehan putra sulungnya. Karena ia merasa punya kebanggaan di sana.

“Tuan Muda, saya antar ke kamar..” Jinhyuk lebih sigap dengan sikap Donghae. ia mengantarnya sampai ke kamar.

Donghae menurut. Bahkan saat Jinhyuk mengambilkan baju gantinya.

“Wae?” tanyanya lirih

“Euhm?” Jinhyuk tak paham.

“kenapa Jinhyuk hyung melakukan semua ini untukku? Pergilah hyung, tugasmu kan hanya sebagai pengawalku. Bukan melayani semua kebutuhanku sampai masalah pribadi seperti ini..”

Jinhyuk tahu sekarang arah pembicaraan itu. ia menghadapkan tubuhnya di depan Donghae, sedikit menunduk karena tubuhnya lebih tinggi.
“kau yang memintaku memanggilmu hyung. Kau yang memintaku menganggapmu teman. Kau juga yang memintaku merobohkan batas Tuan Muda dan pengawal saat kita berdua..”

“jadi karena itu?”

Jinhyuk menggeleng “masih ada satu.. karena aku menyayangimu Hae. Bagiku kau adalah dongsaengku, bukan sekedar teman atau tuan muda yang harus ku jaga. Ku ingatkan jika kau lupa, aku tahu semua hal tentangmu. Mungkin lebih daripada mereka yang adalah keluargamu. Apa aku perlu membongkar rahasiamu juga untuk membuatmu percaya padaku?”

Donghae menggeleng. Ia tersenyum hingga matanya sedikit terpejam..
“aku menyayangimu hyung..” akunya “aku mengantuk, aku tidak mau mandi..” rengeknya seperti biasa.

Inilah yang membuat Jinhyuk begitu menjaganya. Ia tahu Donghae sebenarnya tidak bisa ditinggal sendiri. Tapi ia terpaksa hidup dalam kesendirian dan kesepian.

Jinhyuk mengusap kepalanya pelan “nde, ganti bajumu saja lalu cuci kaki baru tidur..”

Donghae malah tertawa “aku seperti anak TK jika denganmu..”

“kau memang masih TK”

“kau menyebalkan hyung!” jengkel Donghae sambil berlalu mengganti bajunya.

*
*

*
*

Donghae terkejut setelah Jinhyuk keluar dari kamarnya. Justru ia mendapati Kyuhyun disana. Tidak pernah sekalipun namja itu masuk ke kamarnya selama ini.

“hyung…?” panggilnya ragu.

Kyuhyun menatap Donghae tajam seketika, dengan pandangan menghina serta mengancam.
“kau harus ingat satu hal Hae. Aku tidak pernah menyukai keberadaanmu. Jadi jangan melakukan sesuatu yang membuatku marah atau jengkel padamu.. aku senang tadi kau tidak melakukan apapun..” senyumnya licik.

“wae?” ada getar dalam nada Donghae, karena kalimat Kyuhyun sangat melukainya.

“hanya aku yang terbaik dirumah ini. sejak dulu aku cucu yang dibanggakan harabeoji. Aku yang hebat bukan kau.. mau seperti apa perjuanganmu, kau tidak akan mampu mengejarku. Kau tahu itu!”

Donghae menunduk. Ia seka air matanya seketika. Mengangguk pelan.. mengalah. Ia ingin berucap sejujurnya namun pasti akan percuma.
Dikepalnya jemari tangannya erat. Lebih baik menahan emosi untuk saat ini.

Begitu melihat Donghae yang dimata Kyuhyun, -takut dengannya-. Ia keluar dengan perasaan bahagia.
Benarkah ia tak memiliki secuil saja rasa kasihan dan sayang pada dongsaengnya?

:
See_u_next
:

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang