Pedang ke empat

21 6 0
                                    

"......."

Aku melihat ke arah sebuah desa kecil tetapi ada istananya.

"Tempat apa itu?"

Mereka berdua hanya mengangkat bahu.

Aku kemudian mengeluarkan botol kaca dan sendok.

"Buka mulut kalian"

Aku menuangkan isi botol itu ke sendok, isinya kaya sirup kental warna biru.

"Jangan dimuntahkan"

Mereka berdua menelannya lalu mereka seperti mau muntah.

"Ini permen"

"Apa yang kau berikan ke kami??" Tanya Harve.

"Sesuatu"

Rambut mereka kemudian menjadi hitam.

"Eh!??" "!???"

"Ayo jalan"

Kami berjalan ke desa itu.

"Berhenti!"

3 orang pria berambut putih dengan mata merah berjalan ke arah kami.

"Dari mana kalian!?"

"Aku dan adik adikku dari benua tengah, aku membawa mereka berkelana karena tidak ada yang mengurus mereka, aku juga sedang mempelajari budaya tiap benua"

"....... Masuklah"

"Terimakasih, ei kalian berdua, ucap terimakasih juga!"

""Terimakasih""

Kami berdua berjalan masuk lalu berkeliling, tidak ada penginapan, ada lahan gandum dan kentang, pandai besi, dan lain lain.

Sebenarnya kami menemukan banyak desa lain, tetapi kami lewati karena kami berfokus ke pedang warisan.

"Istana itu, apa kita bisa masuk?"

"Mana kami tahu"

Ternyata bisa.

"Ada perlu apa anda datang kesini?" ucap seorang pelayan pria, aku agak risih lihat kumisnya yang bisa berwarna hitam padahal rambutnya Putih.

"Kami adalah pengelana, kalau tidak diijinkan kami akan pergi kok"

"Jarang jarang ada pengunjung, silahkan masuk"

Kami kemudian berjalan mengikutinya.

"Apa ini rumah bangsawan?"

"Bukan, ini hanya gedung serba guna"

"Haah??"

"Istana ini pusat kegiatan seluruh rakyat desa, dari jualan, belajar, tidur, berobat dan lain lain"

"Tapi kenapa se-"

Kami melewati lorong dan melihat kerumunan orang dan sangat ramai.

""Wow...""

"Benarkan?"

"Kalian berdua belilah perbekalan"

""Baik!""

Mereka berdua berjalan pergi membawa sekantong uang.

"Jadi..."

Aku melihat kebelakang dan ada kakek kakek botak dan memegng tongkat dan badannya bungkuk.

"Aku sudah dengar soal dirimu"

"Saya tersanjung"

Aku melihat ke luar lorong lagi, hanya kekosongan yang hampa.

I Will Fulfill All My To-Do Lists In This Fantasy World  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang