Masa Depan Yang Suram

37 9 4
                                    

"Lawan lagi!"

Aku sedang melatih kedua calon anggota komite, satu laki laki dan satu wanita, rambut mereka hitam dan ada tanda di lengan kanan baju mereka, yang laki laki namanya Albert, nama yang paling sering di dengar, yang perempuan Rose, aku sejujurnya penasaran kenapa mereka berdua tidak ada nama belakang dan memiliki nama yang sangat umum secara bersamaan.

Aku tidak melatih mereka secara langsung, aku juga sudah meningkatkan VR ku dari yang dikontrol dengan sensor tangan sekarang bisa dikontrol seluruh tubuh, mahal karena di alatnya ada alat sihir yang sangat rumit yang aku masih tidak paham, seperti alat sihir yang menyalin informasi gerakan tanpa ada waktu delay, sihir memang hebat.

Mereka melawan slime awal yang si Grivia hanya perlu dua kali lawan untuk bisa membunuhnya, kemampuan alami mereka rendah, tetapi niat mereka tinggi, tapi kalau dibiarkan mereka melawan wolf biasa aja akan kalah.

"Jangan terburu buru, pakai otak kalian, kalian tidak perlu fisik yang kuat untuk melawan ini, kalian hanya perlu menyentuhnya dengan pedangmu"

Aku duduk di depan monitor dan melihat pertarungan mereka.

"Aku pengen main juga"

"Tunggu mereka selesai, aku akan melatihmu teknik berpedangku nanti, secara langsung"

"Untuk apa?"

"Monsternya semua kuat dan cerdik tanpa latihan yang benar kamu hanya akan mati muncul mati muncul terus"

Aku sudah menyelesaikan game ini dalam satu malam, mode speedrun, ada 20 area dengan boss di tiap area, menurut game boss terakhir memiliki rank A, tapi menurutku hanya rank B+ karena di game ini tidak ada namanya Sihir tetapi boss nya memiliki sihir, karena itu dinilai rank A, untuk secret boss cukup sulit untuk aku lawan karena malam itu aku hanya memakai konsol game, A+ kurasa cocok.

Teknisnya dengan menggunakan konsol atau sensor tangan game ini hanya perlu ketangkasan penglihatan dan kecepatan jari, tapi kalau memakai VR kontrol tubuh maka lain cerita.

Ukuran game nya 100gb, PC ku saja tidak kuat buat ngerun nya, tetapi mesin VR nya mampu dan lancar, aku jadi penasaran spek sesungguhnya dari mesin VR ku.

"Yah kurasa harus mulai dari awal"

~~~~~~~~~~~

"........."

Aku dan Rim duduk ditepi lapangan sambil melihat Albert dan Rose berlari mengelilingi lapangan.

"Kurasa mereka itu dulunya budak, mereka melakukan apapun tanpa mengeluh dan memaksa batas mereka" ucap Rim.

"Aku tahu, makanya aku harus mengawasi mereka tiap kali mereka latihan"

Sudah seminggu dan kemampuan mereka tidak terlalu berkembang, alasannya karena tekanan sihir di benua ini rendah, di benua tengah dan barat tekanan sihir udaranya sangat kuat, karena itu orang orang disana bisa bertambah kuat dengan cepat.

"Ahahaha..."

Grivia berjalan ke arah kami dan duduk di samping ku, dia memakai baju olahraga dan seluruh badannya berkeringat, di lehernya ada alat VR.

"Akhirnya selesai area satu"

"Selamat"

Boss area 1 adalah elang raksasa, aku mengubah VR ku menjadi mode nirkabel sehingga Grivia bisa bertarung di lapangan.

"Grivia, mau melawan monster asli?, Kalau kamu menangkis kamu akan merasakan sakit, kalau terluka sakitnya luar biasa, saat menyerang kamu akan merasakan efek seranganmu sendiri"

"Mau!"

"Kalau begitu ayo latihan, dulu Rokku keluar"

Rokku muncul dan aku memberinya 1 kristal.

"Serang Pet-ku dengan pedang kayumu"

Dia mengambil pedang kayunya dan menyerang Rokku, dia kemudian terdiam dan melepas genggamannya.

"Aw, sakiiiiit!!!"

"Benarkan?, Kalau begitu latihan menebas benda keras hingga tanganmu terbiasa, kalau misalnya kulitmu jadi kasar biarkan aja, nanti lama lama kulitmu kembali halus"

Yah mengejutkannya besoknya dia sudah terbiasa.

"Rita, gadis ini bukan manusia biasa"

"Mungkin orang tuanya petualang rank S, haaah....."

"Rambutnya juga ungu, itu kan warna rambut yang langka"

"Ungu... Ungu... Keknya ada satu orang yang aku kenal yang rambutnya ungu, agak hitam sih..."

"Rita lihat ini!!"

Dia mengarahkan tinjunya ke dinding, semua orang yang di kelas terkejut karena suara yang dihasilkannya saat meninju dinding.

"Grivia, apa orang tuamu ada yang rambutnya hitam ungu?"

"Ibuku, memangnya kenapa?"

"Namanya Cosma?"

"Iya, kok kamu kenal?"

"kenapa nama belakangmu bukan Titania?"

"Kata ibuku aku ikut nama ayahku kalau aku mau belajar dengan tenang"

"Hooh...., Sekarang aku mengerti"

"Rita, siapa itu Cosma?" Bisik Rim.

"Salah satu orang rank SS, mage yang bisa semua sihir, ayahnya juga seorang yang rank S"

"Hmm... Kalau kamu punya anak maka anakmu bakal langsung tingkat S?"

"Ntah, lagian dah lama aku gak datang"

"Hah? Apa maksudmu?"

"..........."

"....... Benaran?"

"Iya, sejak evolusi kedua"

"..........."

"Hanya bercanda"

"......."

~~~~~~~~~~

"Yang kamu katakan waktu di kelas itu benaran kan?"

"Iya"

Aku mengganti bajuku menjadi baju biru yang biasa ku pakai dan menelepon seseorang.

"Sepertinya makhluk yang kuat tidak bisa menghasilkan keturunan, Cosma juga bilang kalau dia melahirkan kedua anaknya sebelum dia naik ke rank SS"

"Kalau begitu Chola...."

"Ya, ah hello Cosma aku mau menemuimu apa kamu sibuk?, Oh ok, aku segera kesana, Rim, aku pergi dulu ya"

"....... Rita... Apa kamu berencana hidup sendirian?"

"Tidak, aku masih ada harapan kok, Chola juga masih bisa memiliki keturunan, mungkin tergantunglah soalnya Chola baru naik ranknya ke SS jika di memakai skill nya, jika dia dalam keadaan normal dia hanya rank S, begitu juga Yoi, sedangkan aku sudah bisa menyamai SS tanpa memakai skillku, menyegel kekuatanku juga percuma"

"Rita..."

"Kenapa kamu sedih?"

"Semua di guildmu punya pasangan, hanya kamu yang sendirian"

"Ayolah Rim, aku mungkin akan menemukan pasanganku di saat berkelana"

"Rita, kalau kamu tidak punya anak bagaimana dengan nama Schaine mu??"

"Namaku adalah Rita, nama Schaine ku itu hanya nama tambahan untuk penyamaran"

"Tetap saja, tetap saja kamu akan sendirian!!"

Dia kemudian memelukku dan menangis.

"Rim... Kamu orang yang baik, tapi ada beberapa orang yang lebih suka sendirian, aku salah satunya, aku senang memiliki teman, hanya saja kalau untuk jangka waktu yang lama aku lebih suka sendirian"

'agar aku tidak merasa banyak kesedihan karena meninggalnya teman temanku'

----------------------------

I Will Fulfill All My To-Do Lists In This Fantasy World  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang