Kembar

37 5 1
                                    

""Hiuuh....""

Aku mereka bertiga yang kelelahan, mereka bertiga di kejar oleh golem lava yang keluar dari gunung berapi saat aku pergi ke mengurus surat surat di rumahku.

Golem lava, terdengar seperti monster biasa, tapi masalahnya golem itu juga punya skill laser yang dimiliki si otak atau big brain, tetapi versi rendah.

Hanya Harve yang bisa mengetahui arah dan letak laser dengan skill navigasinya.

"Diantara kita tidak ada jarak jauh, jadi susah juga ya" ucapku.

"Kamu kan ada pedang sihirmu" ucap Rim.

"Anggap saja tidak ada"

"Mana bisa gitu"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kami berhenti melihat sebuah mata besar yang menatap kami, mata itu tertempel di sebuah gunung berapi yang sangat besar dan tinggi.

Aku mengeluarkan batu dan batu yang ku pegang langsung meleleh dan melukai tanganku.

"Setan!"

Aku melihat ke kameranya Chola.

"Kenapa punyamu masih selamat?"

"Aku ada skill kebal api"

Aku mengeluarkan obsidian dan melempar ke mata itu, mata itu kemudian berkedip.

"Oh oh...."

Aku melihat Chola dan dia mulai mengsetting pengaturan untuk live streaming.

"Njer"

Mata itu kemudian menghilang dan mulai keluar dari kawah gunung berapi disusul 2 buah lingkaran yang memutarnya.

"............"

Lingkaran itu terbuka dan menjadi tumpukan dan deretan tangan yang membentuk lingkaran.

Kami semua mengeluarkan senjata kami.

"Aku sudah memberikan skill penglihatan monster ke kalian"

Urat mata itu kemudian terhubung ke kedua lingkaran tangan dan mulai terbang sangat cepat bagaikan drone.

"What the..."

Mata itu kemudian menembakkan laser besar ke bawah dan langsung terbang ke kami, kami langsung menghindar ke samping, jari jari tangan itu kemudian menembakkan laser juga.

"Gila!" Ucap Rim.

Chola mengeluarkan sebuah sniper dan menembak ke mata itu.

Mata itu langsung menutup matanya dan mulai berputar putar sambil menembakkan ribuan laser ke mana mana.

Aku mengeluarkan sebuah panah dan membidik urat matanya, uratnya langsung putus dan mata tetap melayang tetapi tangan yang uratnya putus berhenti menembak.

Chola lalu menembak urat yang satunya, dan akhirnya mata itu berhenti menembak, tiba tiba tumpukan tangan itu berpisah dan tumbuh mata di tengah tangan mereka.

Aku langsung menebas mata yang melayang diam itu, tetapi seranganku hanya melewatinya begitu saja.

Semua tangan itu mulai mengumpulkan mana untuk ditembakkan.

"Kalian, masuklah ke portal, biar aku urus yang disini" ucapku.

"Baiklah"

Mereka masuk ke portal dan aku menutupnya.

"Sword rain"

Langit menjadi warna kuning dan puluhan ribu pedang jatuh dan menusuk semua mata dan tangan yang siap menembakkan laser.

I Will Fulfill All My To-Do Lists In This Fantasy World  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang