29. Hancur

699 112 9
                                    

Hancur, satu kata penuh makna.
Seperti kaca yang pecah, maka tak akan kembali utuh seperti semula, begitupun dengan hati. Dan itulah aku, karenamu.

•••

"Kak Anrez ..."

"Tiara?"

Tiara segera meniup lilin yang menancap di kue lalu menyimpannya di meja terdekat bersama dengan kadonya. Gadis itu berlari ke luar gedung kemudian masuk ke dalam mobilnya.

Air matanya sudah tak bisa ditahan lagi. Ini yang ia takutkan. Adanya orang lain membuat semuanya berubah. Dirinya benar-benar pernah merasakan itu.

Rasa kecewanya tidak terbendung lagi. Ditambah ia mengetahui fakta kalau ada sesuatu yang Anrez sembunyikan darinya. Bukannya cowok itu yang memintanya untuk selalu bilang kalau ada apa-apa? Tapi dia sendiri yang tidak jujur.

"Tiara."

Tok tok

"Tiara, buka dulu, sayang."

"Jalan aja, Pak," seru Tiara kepada Pak Aryo.

Memilih untuk mengabaikan Anrez, dari pada masalah ini mereka bicarakan menggunakan emosi. Bukannya menemukan jalan tengah, yang ada malah semakin membesar masalahnya.

"ARGGHHH," teriak Anrez sembari mengacak rambutnya frustasi. Dua kali ia membuat Tiara menangis. Dirinya mengingkari janjinya sendiri. Anrez merasa bodoh sekarang.

"Anrez," panggil Caca lirih.

"Kenapa, Ca?"

"Maaf ..."

Anrez tersenyum. "Gak apa-apa kok. Tiara cuman salah paham doang."

"Masuk, yuk," ajak Anrez dengan tangannya yang menggandeng tangan Caca.

•••

Di sepanjang jalan, air mata Tiara tak bisa berhenti mengalir. Rasa kecewanya sangat mendominasi di hatinya. Tak berselang lama, Tiara sudah sampai di rumahnya. Gadis itu langsung turun dari mobil dan berlari ke dalam rumahnya.

"Mamaa," panggil Tiara seraya menghambur ke dalam pelukan Mama Yoshi.

"Eh, kenapa?" tangis Tiara semakin pecah saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari mamanya.

Mama Yoshi semakin mengeratkan pelukannya tanpa mau banyak bertanya. Yang penting anak gadisnya menangis di pelukannya.

Setelah dirasa tenang, Mama Yoshi merenggangkan pelukannya lalu menatap Tiara. Dihapusnya jejak air mata yang membasahi wajah cantik Tiara. Mama Yoshi membawa Tiara untuk duduk di kursi ruang tamu.

"Kenapa, Ti?" tanya Mama Yoshi. Tiara pun menceritakan semuanya kepada mamanya.

"Mamaa, Kak Anrez udah bosen, ya, sama Titi?" lirih Tiara.

Mama Yoshi mengelus rambut Tiara. "Ti, Anrez gak mungkin bosen sama kamu. Titi tau sendiri gimana dia perjuangin kamu, 'kan?" Tiara mengangguk setuju.

"Kalau kamu belum siap dengerin penjelasannya, ya udah. Tapi kamu jangan sampe gak dengerin, apalagi gak maafin kesalahannya Anrez. Gimanapun kamu pasti cuman salah paham."

"Mama yakin Anrez sayang banget sama kamu, Ti," sambung Mama Yoshi dengan senyum yang membuat Tiara lebih tenang.

Tiara membalas senyum mamanya tak kalah manis lalu menganggukkan kepalanya.

Rasa Ini ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang