37. Hadapi Berdua

822 110 6
                                    

Di jalan paling buntu sekali pun, kalau Tuhan mau kamu melewatinya, pasti akan diberi jalan. Apalagi dihadapi berdua sama kamu.

•••

Sekarang mereka sudah selesai makan, kewajiban mereka pun sudah dilaksanakan. Kini mereka sedang duduk melingkar untuk mengobrol.

Semua tatapan tertuju pada Tiara yang sejak tadi gadis itu berdiam diri. Anrez memegang tangan gadisnya lalu dielusnya lembut.

Tiara menengadahkan kepalanya menatap Anrez lalu beralih menatap teman-temannya.

"Iiihhh, kenapa diliatin?"

"Abisnya Kak Ti dari tadi diem terus," balas Lyodra.

"Mau cerita? Kamu mending nangis yang puas dari pada ditahan, malah jadi tambah nyesek," kata Mahalini membuat tangis Tiara pecah.

Anrez membawa Tiara ke dalam pelukannya. Mengelus lembut puncak kepala gadisnya. Hatinya ikut teriris melihat Tiara serapuh ini.

Begitu pun dengan teman-temannya yang lain. Mereka tau betul bagaimana rasanya jadi Tiara. Siapa yang gak sakit hati dibilang seperti itu oleh orang lain?

"Kamu gak apa-apa kalau mau nangis sepuasnya, Ti. Jangan malah ditahan, nanti kamu nambah sakit," ucap Ziva.

"Tapi inget, setelah ini kamu harus bangkit. Mana Tiara yang dulu? Bukannya Tiara selalu semangat?" sahut Keisya.

"Kita semua ada buat kamu, Ti. Kita gak akan ninggalin kamu," ujar Nuca.

"Semangat, ya, Ti. Kamu, kan, orangnya kuat," nimbrung Biel.

"Kita gak akan biarin kamu sendirian, tenang aja," ucap Glend.

"AYOO SEMANGAT, REK," pekik Fahmi.

Anrez merenggangkan pelukannya agar bisa melihat wajah Tiara. Dihapusnya jejak air mata gadis itu.

"Kamu denger, 'kan, sayang? Kita ada buat kamu, gak akan ninggalin kamu, gak akan biarin kamu sendiri."

"Walaupun baru sehari, tapi aku udah kangen banget sama Tiara yang selalu semangat, yang selalu ceria, yang selalu ngasih positive vibes ke orang-orang terdekatnya. Kemana Tiara yang itu?" lanjut Anrez lembut.

"Tii, udah dongg. Kita jadi ikut sedih nih," ucap Ziva melankolis.

Tiara melepaskan pelukannya dari Anrez lalu menghapus air matanya. Gadis itu menatap satu persatu teman-temannya kemudian menyunggingkan senyumnya.

"Iyaaaa, udahan. Jangan ikutan sedihhh."

Sontak teman-temannya mengulum senyumnya. "Yeeaayyyy, harus semangat, Ti. Harus bahagia juga, bentar lagi, kan, lebaran," kata Mahalini.

Tiara menganggukkan kepalanya. "Abis lebaran kita ke Bandung, ya."

"OKAAYYY, CAWKEEUUUNNNN."

•••

Hari esok pun tiba, Tiara sekarang sedang berada di rumah Anrez karena keinginan Mama Adella untuk Tiara berbuka puasa di sana.

Rasa Ini ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang