"Aku sudah bilang kalau aku senang kamu cemburu. Aku senang kamu sudah mau belajar dewasa dan ngertiin pekerjaan aku. Aku sangat-sangat menghargai usaha kamu, gingging."
•••
"Tiara."
Terlihat di hadapannya, Tiara membawa kue ulang tahun dengan lilin berangka 24. Anrez tersenyum lebar saat gadis cantik itu sudah berada tepat di hadapannya.
"Happy birthday, sayang. Maaf, ya, telaattt."
"Make a wish dulu, dong," lanjut Tiara. Anrez memejamkan matanya lalu berdoa.
Ya Allah, terima kasih di umurku yang ke 24 tahun ini, Anrez masih bisa merasakan nikmatMu yang begitu luar biasa. Semoga di tahun yang ke 24 ini, Anrez bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi, bisa banggain mama dan adik-adik, dikelilingi oleh orang yang sayang sama Anrez, selalu bisa buat Tiara bahagia, aamiin. Alhamdulillah, Anrez bersyukur.
Anrez membuka matanya kemudian menatap lekat manik mata milik Tiara yang masih tersenyum menatapnya.
"Tiup lilinnya, sayang." Anrez mengangguk disusul dengan meniup lilinnya.
"Yeeaayyyy," sorak Tiara gemas membuat tangan Anrez tergerak mengacak rambut Tiara.
Gadis itu menyimpan kuenya di meja lalu mengambil paper bag-nya. Tiara menyodorkan paper bag tersebut kepada pacarnya.
Anrez menerima paper bag tersebut. "Ini apa, yang?"
"Kadoooo."
"Loh? Kan udah kemarin, sayang," balas Anrez.
"Gak apa-apa, biar banyaakkk."
"Makasih, ya, sayangg," kata Anrez dengan senyum manisnya.
"Kaakkk."
"Apaa?"
"Maaf, ya. Maaf kalau aku cemburu, masih gak bisa dewasa, gak mau dengerin kamu, udah bikin kamu kesel, bikin kamu capek, maaf udah gak percaya sama kamu, maaf aku banyak kurangnya, aku–"
Cup
Tiba-tiba Anrez mencium pipi Tiara membuat gadis itu menghentikan kalimatnya. Pipinya sudah berubah menjadi merah karena ulah cowok itu.
"Aaaaa kenapa dicium?" tanya Tiara sembari menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Anrez dengan tangannya yang melingkar di perut cowok itu.
Anrez terkekeh lalu membalas pelukan Tiara. "Sayang, aku udah bilang kalau aku seneng kamu cemburu. Aku seneng kamu udah mau belajar dewasa dan ngertiin pekerjaan aku. Aku sangat-sangat menghargai usaha kamu, gingging."
"Tapi usahaku gak berhasil," balas Tiara.
"Bukan gak berhasil, tapi belum berhasil. Ini juga salah aku, aku yang gak cerita dari awal aku sama Caca ada apa kemarin, 'kan? Itu, kan, yang bikin kamu jadi tambah overthinking? Hm?" kata Anrez dibalas anggukan oleh Tiara.
Anrez merenggangkan pelukannya agar bisa melihat wajah Tiara. "Sekarang kita duduk, terus kamu dengerin penjelasan aku. Okay, baby?"
Tiara mengangguk. "Okay, sayang."
Anrez menarik lembut tangan Tiara untuk duduk. "Nah, udah siap dengerin penjelasanku?"
"Siaaappp." Anrez terkekeh kemudian mengambil kedua tangan Tiara untuk ia genggam.
"Gingging, sebelumnya aku minta maaf karena gak ceritain semuanya ke kamu dari awal. Aku belum ada waktu buat cerita panjang sama kamu kemarin," jelas Anrez.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Ini ✓
Teen FictionAkan bahagia sekali rasanya kalau Allah menakdirkan kita berjodoh. Anrez Adelio yang mengidolakan seorang Tiara Andini ternyata perasaannya berkembang menjadi rasa sayang. Laki-laki itu bertekad untuk memperjuangkan gadis itu agar menjadi miliknya...