Melepaskan rasanya akan lebih baik dari pada harus memaksakan hubungan kita.
•••
Mahalini is calling..
Lini?
"Kenapa, Ti? Kok diem? Siapa?" tanya Anrez yang bingung kenapa Tiara tidak segera mengangkat panggilannya.
"Eh, iya. Aku angkat telfon dulu, ya, Kak," izin Tiara lalu berjalan agak menjauh dari Anrez.
"Halo, Lin."
"Hai, Ti, kamu lagi sibuk, ya?"
"Enggak, kok. Aku baru beres Dahsyat."
"Ohh gituu."
"Kenapa, Lin?"
"Tii, kita bisa ketemu gak?"
"Hm? Ketemu?"
"Iyaaa, bisa gak?"
"Emm, besok aja, ya, Lin?"
"Okeyy, besok, ya. Nanti aku kabarin lagi gimana-mananya. Bye, Ti."
Tutt tutt
Tiara menghela nafasnya. Bisa ia pastikan alasan Mahalini ingin menemuinya adalah perihal Nuca. Setelah menyelesaikan panggilannya dengan Mahalini, gadis itu berjalan menghampiri Anrez.
Anrez tersenyum. "Udah?"
"Udah, Kak. Yuk!"
Tiba-tiba saja, tangan Anrez terulur untuk menggenggam tangan Tiara membuat sang empu terdiam dengan pipinya yang sudah bersemu. Anrez menoleh ke arah Tiara dan mendapati raut wajahnya yang sudah memerah.
"Baru aku gandeng aja udah malu. Apalagi aku minta kamu jadi milik aku, kayaknya kamu bakal salto, ya, Ti?" kata Anrez sembari menepuk pipi Tiara pelan.
"Aaaa maluuuu," rengek Tiara dengan kedua tangannya menutupi wajahnya.
Anrez tersenyum lalu mengacak rambut Tiara. "Lucu banget sih, kamuuu."
"Kak, ayo pergi," ajak Tiara.
"Iyaaa, ayo. Mau jalan dulu gak?" tawar Anrez.
"Hm? Kemana?"
"Ke mall, mau?"
"Hmm, mau gak, ya?"
"Kalau gak mau mah gak apa-apa, Ti. Kita langsung pulang aja, yuk," kata Anrez sambil menarik lembut tangan Tiara.
"Iihhh, mauuu. Mau ke mall."
Anrez tersenyum lebar. "Iya, ayo ke mall."
•••
"Makan dulu, ya, kita?" ucap Anrez dibalas anggukan antusias oleh Tiara yang tentunya terlihat menggemaskan di mata cowok itu.
Anrez mencubit kedua pipi Tiara saking gemasnya tidak tertahan. "Kamu kenapa lucu banget sihh, Tiaraaa?"
"Sakit, Kaakkk," rengek Tiara membuat Anrez menghentikan kegiatannya diganti dengan mengelus pipi Tiara lembut.
"Maaf," cengir Anrez.
"Ti ..."
"Apa, Kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Ini ✓
Ficção AdolescenteAkan bahagia sekali rasanya kalau Allah menakdirkan kita berjodoh. Anrez Adelio yang mengidolakan seorang Tiara Andini ternyata perasaannya berkembang menjadi rasa sayang. Laki-laki itu bertekad untuk memperjuangkan gadis itu agar menjadi miliknya...