16. Perhatian

923 110 9
                                    

Anreznya itu, selalu saja membuat dirinya jatuh cinta setiap hari.

•••

"Iihhh pinter makannya abis," kata Anrez sembari mengacak rambut Tiara.

Tiara tersenyum dan lagi-lagi melingkarkan tangannya pada tubuh Anrez. Benar-benar hari ini gadis itu akan lebih manja kepadanya.

"Mau tidur? Hm?"

Tiara menggeleng. "Nanti, baru makaannn."

"Eh, minum obat dulu kamu," seru Anrez lalu mengambil obat dan air mineral yang berada di atas nakas. Tiara pun meminum obatnya, kegiatan itu tak luput dari pandangan Anrez. Cowok itu mengelus puncak kepala Tiara.

"Kasian banget pacar aku kecapekan," kata Anrez kemudian merentangkan tangannya agar Tiara bisa memeluknya. Tanpa menunggu lama, gadis itu tentu saja langsung menghambur ke pelukan Anrez.

"Mau tidur aja, pusing."

Anrez melepaskan pelukannya beralih menatap Tiara lalu tersenyum. "Ya udah, sok tidur."

"Kamu di siniii, jangan kemana-manaa."

"Iya, sayang. Aku di sini, gak kemana-mana," balas Anrez lalu duduk di kursi sebelah ranjang.

Tiara menidurkan tubuhnya di ranjang lalu mengambil tangan milik Anrez untuk digenggamnya erat. Anrez terkekeh melihat tingkah gadisnya kemudian tangannya terulur mengelus kepala Tiara.

"Cepet sembuh, sayang." Anrez berdiri dari duduknya dan bergerak mencium kening Tiara.

Tiara tersenyum mendapat perlakuan seperti itu dari Anrez lalu memejamkan matanya.

Anrez menatap lekat wajah Tiara yang sedang tertidur. Bahkan saat tidur pun, gadis itu terlihat sangat cantik. Tangannya masih mengelus lembut kepala Tiara agar gadis itu cepat tertidur.

Hampir satu jam Tiara tertidur, gadis itu pun akhirnya bangun dari tidurnya. Tiara melihat Anrez ikut tertidur dengan kepalanya yang berada di ranjang, sementara tubuhnya terduduk.

Tangan Tiara terulur untuk menyingkirkan rambut Anrez yang menutupi wajahnya agar dirinya bisa melihat wajah tampan Anrez dengan jelas.

Tiara tersenyum melihat Anrez yang tertidur lelap. Ditatapnya lekat-lekat wajah yang selama ini selalu menemani hari-harinya. Wajah yang selalu ia rindukan setiap kali mereka tidak bisa bertemu.

Merasa ada yang mengelus wajahnya, Anrez pun tergerak lalu bangun dari tidurnya menampakkan Tiara yang sedang tersenyum sambil memperhatikannya.

"Maaf, aku bikin kamu bangun, ya?" ucap Tiara. Anrez tersenyum dengan tangannya yang terulur mengacak rambut gadisnya.

"Enggak kok, sayang."

Tiara melihat ke arah jam, ternyata sekarang sudah pukul satu siang. Gadis itu beralih menatap ke arah Anrez.

"Kaakkk, sholat dulu, yuk!" ajak Tiara.

"Kamu udah gak pusing?"

Tiara menggeleng. "Aku udah mendingan kok."

"Ya udah, kamu wudhu duluan," kata Anrez tangannya terulur untuk menggandeng Tiara yang tentunya diterima oleh gadis itu.

"Kamu beneran udah gak pusing? Sholatnya di kasur aja deh," ucap Anrez khawatir.

"Aku gak apa-apa, sayang. Ayo ih, udah jam seginii," balas Tiara.

Mereka berduapun berjalan menuju toilet, Tiara masuk ke dalam duluan, sementara Anrez menunggu di depan pintu. Setelah wudhu, merekapun sholat berjamaah berdua, dengan Anrez imamnya.

Rasa Ini ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang