Kayaknya aku terlalu cinta sama kamu deh, sampai aku ikutan mual, padahal kamu yang hamil.
•••
Anrez berdiri dari duduknya saat ia merasakan mual. Isi perutnya tiba-tiba ingin dikeluarkan. Ia langsung berlari ke dalam kamar mandi.
Huek
Tiara keluar dari walk in closet menghampiri Anrez yang berada di kamar mandi.
"Kenapa, sayang?"
"Mual."
Tiara mengerutkan keningnya heran. Mual? Apa gara-gara dirinya sedang hamil atau memang Anrez masuk angin?
"Masuk angin, yang? Gak enak badan gak?"
Anrez menggeleng. "Enggak, cuman tiba-tiba mual aja aku." Anrez keluar dari kamar mandi disusul oleh Tiara.
Tiara mengambil ponselnya lalu menelpon Mama Yoshi. Ia bingung, jadi tanya mama aja lah.
"Maaa."
"Kenapa Ti?"
"Aku aneh, deh. Ini Kak Anrez mual-mual masa."
"Hahaha, emang kadang ada yang gitu, Ti. Anrez kecintaan kali sama kamu. Kamu yang hamil, dia yang mual-mual. Bentar lagi ngidam tuh pasti dia."
"Ih, masa sih, Ma?"
"Tunggu aja."
"Ya udah, deh. Makasih, ya, Ma."
"Iya, Ti."
Tutt tutt
Tepat saat panggilan terputus, Anrez kembali berlari ke kamar mandi karena mual datang menghampirinya lagi.
"Iiihhhh, sayaanggg." Tiara tidak tega melihat suaminya yang mual-mual seperti itu.
Anrez membasahi wajahnya lalu menatap Tiara seraya tersenyum. "Gak apa-apa kok."
"Kasiaaannn."
"Aku mau seblak, Tii," pinta Anrez.
Tiara membelalakkan matanya. Baru saja tadi mamanya bilang Anrez sebentar lagi akan ngidam, dan benar saja.
"Seblak? Kamu, 'kan, gak suka pedes."
"Aku mauuu, tapi kamu yang bikinin," kata Anrez.
"Kamu aneh banget, sayang."
"Ayoo dong, gingginggg," rengek Anrez.
Tiara menghela nafasnya. "Iya, yang. Aku minta tolong Bi Mirna dulu beli bahannya, ya."
Tiara keluar dari kamarnya menghampiri Bi Mirna untuk meminta tolong membelikan bahan-bahan membuat seblak.
"Aneh banget deh, aku aja belum ngidam, tapi dia udah ngidam duluan," omel Tiara sembari berjalan menuju kamarnya.
Ceklek
Tiara kembali masuk ke dalam kamarnya. Tetapi ia tidak melihat keberadaan Anrez di mana pun.
"Sayang?"
"Aku lagi mandi, yang," teriak Anrez dari kamar mandi.
Tiara membulatkan mulutnya lalu merebahkan tubuhnya di ranjang. Senyumnya mengembang saat ia mengingat momen tengah malam tadi.
Masih menempel di pikirannya raut bahagia terpampang jelas di wajah Anrez. Tangannya tergerak mengusap lembut perutnya.
Anrez tersenyum saat ia menangkap Tiara sedang merekahkan senyumnya sambil mengelus perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Ini ✓
Teen FictionAkan bahagia sekali rasanya kalau Allah menakdirkan kita berjodoh. Anrez Adelio yang mengidolakan seorang Tiara Andini ternyata perasaannya berkembang menjadi rasa sayang. Laki-laki itu bertekad untuk memperjuangkan gadis itu agar menjadi miliknya...