21. Diculik?

726 105 7
                                    

I miss you and it sucks.

•••

Sejak Anrez melepaskan pelukannya, Tiara tidak mengeluarkan suaranya sama sekali. Pandangannya terus menatap ke bawah seolah pemandangannya lebih menarik dari pada Anrez.

"Sayangg, ngomong dong," kata Anrez.

"Hm?"

Anrez membenarkan posisi duduknya menghadap pada gadisnya. "Sayang, kamu bisa ceritain semuanya ke aku soal Shakira?"

Tiara menoleh ke arah Anrez. "Tapi kamu percaya, 'kan, sama aku?" lirih Tiara. Ia masih takut Anrez tidak mempercayainya, masih takut kalau nanti Anrez akan membela Shakira lagi dari pada dirinya.

Anrez diam, tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Tiara. Ia pun masih ragu, harus mempercayai Tiara atau Shakira. Anrez lebih dulu mengenal Shakira dibanding Tiara, otomatis dirinya tau kalau Shakira tidak sejahat itu. Tapi ...

"Kenapa gak jawab? Kamu masih ragu, ya, sama aku?" Lagi-lagi sama, tidak ada jawaban dari Anrez.

Tiara menghela nafasnya kasar. "Ya udah, kalau gitu gak usah minta aku buat ceritain semuanya kalau misalkan kamu gak bisa percaya sama aku. Sakit banget rasanya saat kamu lebih percaya orang lain dari pada aku. Padahal aku pacarmu," lanjut Tiara lalu berdiri dari duduknya.

"Kamu pulang aja, Kak." Tiara pergi dari hadapannya menyisakan Anrez yang lagi-lagi merenung. Seharusnya dia yang tidak pantas untuk Tiara, bukan gadis itu.

Anrez mengacak rambutnya frustasi. Merasa menjadi orang paling bodoh di dunia karena bisa-bisanya ia lebih percaya perempuan lain dari pada pacarnya sendiri. Cowok itu memilih untuk pulang ke rumahnya, mengistirahatkan fisik, pikiran, dan hatinya.

•••

Lagi-lagi selama berhari-hari, hubungan Anrez dan Tiara merenggang. Saling menjauh tapi saling merindukan juga.

Anrez kini sedang berada di perjalanan menuju gedung RCTI, tentunya untuk syuting Dahsyat.

"Tii, aku kangen kamu ..."

"Aku kangen kita yang selalu bareng setiap hari ..."

"Kangen kamu yang selalu manja sama aku ..."

"Aku kangen banget ..."

Setelah menempuh perjalanan dari rumahnya, akhirnya Anrez sudah sampai di gedung RCTI. Rindunya pada Tiara mengiringi langkahnya menuju studio Dahsyat.

"Halo, Kang Denny," sapa Anrez saat berpas-pasan dengan Denny Cagur.

"Eh, Rez, lemes banget lo. Belum baikan sama Tiara?"

Anrez menggeleng. "Belum, Kang."

Denny Cagur menepuk punggung Anrez pelan. "Sabar, bro. Lo harus perjuangin terus Tiaranya, nanti juga dia luluh."

"Makasih, ya, Kang."

•••

"Selamat pagi, sahabat Dahsyat!"

"Selamat pagiii."

"Oke, hari ini kita banyak bintang tamu, pokoknya hari ini kita bakal seru-seruan."

Rasa Ini ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang