Extra Part

1.1K 118 10
                                    

"Papaa, Aldee, makan malem dulu, yuk," panggil Tiara dari dapur. Tak lama Anrez dan Alde pun datang menghampirinya lalu duduk di kursi meja makan.

"Mama masakin makanan kesukaan kalian," kata Tiara dengan senyum manisnya.

"Wahh, udang sama cumi nih," balas Anrez.

"Sini mama ambilin makannya, ya," ucap Tiara kepada Alde dibalas anggukan oleh anaknya.

Tiara pun mengambilkan satu porsi makan untuk Alde. Tangannya beralih mengambil satu piring lagi lalu mengisinya dengan nasi dan lauk pauknya untuk sang suami.

"Makan, ya, cintanya aku. Nanti tambah lagi kalau mau," ujar Tiara.

"Makasih, Mama," balas Anrez dan Alde kompak.

Tiara terkekeh. Tak terasa, usia putra sulungnya sudah memasuki empat tahun. Perasaan baru saja kemarin ia dekat dengan Anrez, berpacaran dengan cowok itu, lalu menikah. Sekarang anaknya sudah berusia empat tahun saja.

"Selamat makaaannnn."

Mereka pun memakan makanannya dengan khidmat sesekali ditimpali oleh celotehan dari Alde.

Lengkap sudah kebahagiannya, mempunyai suami yang luar biasa baik dan bertanggung jawab, ditambah anak laki-laki yang sangat lucu dan pintar.

Rasanya Tiara ingin sekali menghentikan waktu agar kebahagiaan di tengah keluarga kecilnya selalu tercipta seperti ini. Kalau bisa lebih bahagia daripada ini.

Tiara benar-benar merasa kalau kebahagiaan yang datang menghampirinya dan juga Anrez sangat worth it. Kalau dilihat dari semua yang sudah mereka lewati, they deserve to be happy.

Dimulai dari mereka yang sepertinya tidak mungkin menyatu, tapi akhirnya mereka bisa bersama. Banyak badai yang datang saat mereka berpacaran, dimulai dari datangnya Shakira, Caca, hate speech yang ia dapatkan dari orang-orang, tapi itu tidak membuat Anrez pergi darinya.

Sampai akhirnya mereka bisa menikah, honeymoon ke Roma, itu sangat menyenangkan bagi Tiara. Tak sampai di situ, kekecewaan harus menghampiri mereka saat tahu ternyata Tiara belum hamil.

Ia tahu saat itu pasti Anrez pun kecewa, tapi suaminya sama sekali tidak memperlihatkan itu padanya. Yang Anrez perlihatkan adalah kasih sayangnya, cintanya, perhatiannya. Anrez selalu menyemangatinya dan selalu mampu membuatnya bangkit.

Sampai akhirnya, pada test pack kedua, hasil yang keluar adalah dua garis biru. Ia masih bisa merasakan kebahagiaan yang menyelimutinya, ditambah bertepatan dengan ulang tahun sang suami.

Rekaman memori itu masih tersimpan rapi di pikirannya. Tak mungkin Tiara melupakan momen-momen berharga yang ia lewati bersama Anrez.

Sekarang ia hanya bisa berdoa kepada Tuhan, semoga kebahagiaan selalu menyelimuti keluarga kecilnya. Semoga malaikat kecil kembali hadir di tengah-tengah mereka yang tentunya akan membuat kebahagiaannya tambah sempurna.

Sekarang mereka sedang berada di ruang keluarga. Tiara memperhatikan Anrez yang sedang bermain dengan putra sulungnya.

Tiara berdiri dari duduknya lalu ikut mendudukkan dirinya di karpet. "Mama ikut main dongg."

"Hai, Mama," sapa Anrez.

"Halo, Papaa. Kalian lagi main apa sih?" tanya Tiara.

"Lagi main mobil, Mama," jawab Alde.

"Sayang, cium Mama dong," pinta Tiara kepada Alde.

Dengan senang hati Alde langsung mencium pipi Tiara membuat wanita itu tersenyum lebar.

Rasa Ini ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang