48. Harapan

746 107 4
                                    

Aku ingin bersamamu sampai halaman terakhirku.

•••

Tiara dan Anrez berjalan menikmati pemandangan kota Roma dengan tangan yang saling bertautan. Tujuannya sekarang adalah Vatican Museum.

"Kita tunggu temen aku dulu, yang," kata Anrez.

"Hm? Temen kamu?"

Anrez mengangguk. "Evan, kamu inget dia, 'kan?"

"Temen sinetron kamu?"

"Betul sekali."

"Oh, dia ada di sini? Kenapa gak dari tadi aja?" tanya Tiara.

"Tadi, kan, aku adegan romantis dulu sama kamu. Masa nanti Evan liat?" balas Anrez.

Tiara terkekeh. "Iya juga, ya."

"Bibir kamu manis, gingging." Tiara membelalakkan matanya sontak memukul lengan Anrez. Bisa-bisanya suaminya bilang seperti itu?

"Iiiihhhh, gak mau lagi aku."

"Loh, kok gak mau?"

"Kamu suka godain aku kalau udah dapet tuh," balas Tiara sambil mengerucutkan bibirnya.

Anrez tertawa pelan. "Jangan dimaju-majuin gitu bibirnya. Mau lagi?"

"Kaakkk," rengek Tiara.

"Iya-iya, sayang."

"Rez."

Tiara dan Anrez mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Ternyata Evan sudah berada di hadapan mereka. Entah sejak kapan.

"Eh, lo udah dateng," ucap Anrez berdiri dari duduknya lalu bertos ria dengan Evan.

Evan tersenyum. "Gue udah ada sejak kalian ngobrol."

"Lah?"

"Keasikan ngobrol sih lo. Gak apa-apa sih, namanya juga pengantin baru," kata Evan.

Tiara tersenyum mengulurkan tangannya untuk bersalaman. "Hai, Kak."

Evan membalas uluran tangan tersebut disertai senyumnya. "Hai, Tiara."

"Kakak di sini ternyata."

"Iya, Ti. Maaf, ya, pas nikahan kalian gue gak bisa dateng," balas Evan.

"Gak apa-apa kok, Kak."

"Eh, iya, ayo masuk mobil gue. Ada istri gue juga kok," ajak Evan berjalan menuju mobilnya disusul oleh Anrez dan Tiara.

Saat sudah dekat dengan mobil milik Evan, Tami—istri Evan keluar dari mobil.

"Hai semuaa," sapa Tami.

"Hai, Kakk," balas Tiara tak kalah ramah. Ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Tanpa pikir panjang, Tami menerima uluran tangan dari Tiara.

"Tami."

"Tiara."

Perhatian Tami beralih pada Anrez lalu menyatukan kedua tangannya sambil menatap ke arah cowok itu.

Rasa Ini ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang