24. Baikan

892 109 10
                                    

Rasa ini tetap sama seperti dulu. Tatkala seperti bintang yang tak pernah jauh dari bulan.

•••

"Tii, baikan, yuk? Balik sama aku. Ayo kita bareng-bareng saling memperbaiki kesalahan masing-masing."

"Gingging, kembali sama aku, ya."

"Rasa ini tetap sama seperti dulu. Tatkala seperti bintang yang tak pernah jauh dari bulan."

Tiara tersenyum saat Anrez memanggil dirinya dengan sebutan 'gingging'. Senyum gadis itu semakin melebar saat Anrez mengucapkan kalimat manisnya. Ah, baiklah, dirinya menyerah.

Salah satu alis Anrez terangkat. "Gimana?"

Tiara mengangguk. "Maauuuuu."

Anrez tersenyum bahagia. Akhirnya, Tiara kembali ke pelukannya. Ia berjanji pada dirinya sendiri, untuk tidak menyakiti dan membuat Tiara menangis, kecuali tangisan bahagia.

"Aku sayang kamu, gingging."

"Aku sayang kamu juga, babyy," balas Tiara lalu melingkarkan tangannya di perut Anrez dan tentunya dibalas oleh cowok itu.

Ceklek

"Abangg, kok bis–"

Mama Adella menghentikan kalimatnya begitu melihat putra sulungnya sedang berpelukan dengan Tiara.

Anrez dan Tiara refleks melepaskan pelukannya saat Mama Yoshi, Mama Adella dan Papa Deddy masuk ke ruangan.

"Bisa-bisanya asik pelukan di sini sementara Mamanya khawatir," kata Mama Adella sambil berjalan mendekat ke arah Anrez dan Tiara membuat mereka tersenyum kikuk.

Sementara teman-temannya tertawa puas ketika melihat Anrez dan Tiara dibuat malu oleh kedatangan orang tua mereka.

"Rasain tuh, siapa suruh jadiin kita nyamuk," cibir Biel.

"Heh, diem, ya lo," sahut Anrez kepada Biel.

"Lagian kalian kenapa gak keluar kalau tau kalian jadi nyamuk?" polos Tiara.

"Hm, yaah. Kita pulang ke Jakarta aja, yuk," kata Ziva.

Tiara tertawa. "Bercandaa."

"Kalian kenapa bisa kayak gini?" tanya Mama Yoshi sambil mengelus pipi Tiara yang diplaster.

Papa Deddy mengambil tangan Tiara. "Ini juga kenapa?"

Mereka pun menceritakan kejadiannya dari awal sampai akhir tanpa ada yang terlewat kepada orang tuanya. Mau bagaimanapun, orang tua mereka harus tau kejadiannya.

"Tantee," panggil Tiara.

"Kenapa, sayang?" tanya Mama Adella.

Tiara menunduk. "Maafin Tiara, ya, gara-gara Tiara, Kak Anrez jadi–"

"Ti, apa sih? Jangan gituuu, ini bukan gara-gara kamu. Udah tugas aku buat jagain kamuuu," timpal Anrez.

"Tapi tetep aja, gara-gara aku, kamu jadi kayak ginii," balas Tiara.

"Enggak, cantik. Udah, jangan ngomong gitu, aku gak suka," tegas Anrez membuat Tiara semakin menundukkan kepalanya.

Mama Adella mengelus pundak Tiara seraya menatap Anrez. "Bang, jangan galak-galak, Tiaranya takut sama kamu nih."

"Gak apa-apa, sayang. Bukan gara-gara kamu kok Anrez kayak gini. Bener kata Anrez, dia cuman mau jagain kamu. Kalau kamu yang kenapa-kenapa, bisa-bisa dia stress, Ti," lanjut Mama Adella kepada Tiara. Gadis itu menyunggingkan senyumnya pada Mama Adella.

Rasa Ini ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang