Ha-Shain (11)

117 15 1
                                    

Aku cukup terkejut ketika mengetahui fakta tentang status tante Aisyah yang ternyata pernah menikah sebelum nya, sekarang aku mengerti kenapa mereka berdua merasa cocok dan saling mencintai. Itu semua karena papa dan tante Aisyah sudah pernah mengalami kekecewaan dan juga rasa sakit yang sama, aku ingin tahu apakah dia memiliki anak di pernikahan sebelum nya tapi kata papa, tante Aisyah belum mempunyai anak padahal sudah cukup lama menikah. Mungkin itu juga alasan kenapa di bisa berpisah, aku tidak bisa menyimpulkan sebuah cerita hanya dari satu sisi namun untuk bertanya langsung pasti dia akan menganggap ku kepo. Lagi pula sangat tidak sopan menanyakan masa lalu calon ibu sendiri, aku menatap wajah wanita yang kini telah sah menjadi ibu sambung kami. Shaka datang dengan aku yang menjanjikan dia akan menuruti semua permintaan nya termasuk membelikan motor baru, padahal kalau dipikir-pikir dari mana aku bisa memenuhi keinginan nya disaat aku sendiri pun pengangguran kelas tinggi, dan aku pun sama bodoh nya karena setuju. Ceh!

Akad nikah sudah berlalu beberapa menit yang lalu, dan sekarang semua undangan sedang memberikan ucapan selamat pada kedua pengantin yang tak lain papa ku sendiri. Mereka nampak serasi dengan pakaian itu, entah kenapa aku juga merasa bangga karena ternyata tante Aisyah menerima gambaran ku untuk dijadikan wedding dress mereka. Aku senang, dia sudah berhasil mengambil perhatian ku dengan cara yang sederhana. Aku hanya ingin merasa dihargai, dan dia melakukan nya dengan baik.

Sekarang aku tidak akan lagi merasa kesepian dirumah, apalagi papa sudah mengatakan semua rencana nya bersama tante Aisyah yang akan tinggal disini, ia bahkan berhenti bekerja demi menjaga ku dan Shaka. Secara tidak langsung aku mulai menumbuhkan harapan baru pada keluarga ini, sikap Shaka yang cuek membuatku khawatir jika nanti ia menyakiti tante Aisyah. Seharus nya aku bisa mempercayai Shaka tapi untuk sekarang belum bisa.

Aunty Haena dan Hagne menghampiri ku, tidak dengan om Aris yang memilih untuk menyalami papa lebih dulu. Mereka berdua memakai gaun yang sama, aku sering merasa iri dengan Hagne yang sangat dimanja oleh orang tua nya. Aunty haena bahkan selalu mengajak Hagne kemana pun dia pergi, perbedaan usia yang jauh tak membuat mereka saling menutupi rahasia. Beliau sangat pandai mengambil hati anak sendiri sehingga tak terasa seperti orang tua sepenuh nya melainkan juga bisa menjadi teman dan sahabat dalam waktu bersamaan.

"Kak Na cantik banget, sayang jomblo". Aku menyambut pelukan aunty Haena bergantian dengan Hagne.

"Jomblo sekarang lebih mahal tau, kamu aja yang gak tahu". Aku membalas perkataan nya dengan nada sombong, memang benar begitu kan. Jaman sekarang orang lebih suka merebut hak orang lain dari pada mencari dan menciptakan sendiri kebahagiaan, apalagi soal pasangan. Terlalu banyak kasus pelakor dan pebinor yang membuat ku tak habis pikir, tiktok meracuni otak ku.

"Alah, kak Na sih gak mau sama mamas. Kalo mau kan mami gak usah repot-repot jodohin mas Habib sama Shanum".

"Hagne, mulut nya".

Aunty haena menggeleng menatapku untuk memaklumi sikap Hagne yang terlampau blak-blakan, aku pun paham hanya bisa tersenyum.

"Aunty udah makan? Hidangan nya masih banyak banget loh, gak mau langgar jadwal diet nih?" Wanita itu berdecak bimbang, aku tahu sekali kalau Aunty Haena sangat penggila diet tapi dia juga bukan lah orang yang tahan pada makanan. Meski menurut ku badan nya sudah sangat sempurna untuk ukuran perempuan yang berumur dan sudah melahirkan lebih dari sekali, mama pun punya badan yang bagus. Sayang dia tak mencintai dirinya sendiri.

"Aunty mau banget, Shain. Tapi masa harus nambah lagi lingkar perut, aduh godaan banget deh makanan nya. Mana ada soto lagi". Hagne mendecih sebal mendengar perkataan ibu nya, aku juga tertawa karena raut Aunty yang tertekan.

"Gak apa-apa lah Aunty, sekali doang kan? Hagne juga pasti senang kalo ada teman makan".

"Betul tuh, Kak Na aja tahu aku gak suka makan sendirian. Mami sih lebih pentingin diet dari pada anak sendiri". See? Mereka sangat akrab dan tak nampak seperti ibu dan anak, mereka bisa menjadi teman. Aku iri

LIMERENCE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang