Perkenalan

868 30 0
                                        

Hai.

Kenalin nama aku Shaina sekar, biasa dipanggil Shaina sama keluarga dan orang terdekat. Aku anak pertama dan satu-satu nya perempuan dirumah, orangtua sudah lama gak tinggal serumah jadi Cuma ada aku dan satu adik laki-laki yang sekarang masih sekolah. Aku sendiri seorang pengangguran kelas berat, mungkin kalau pengangguran punya tingkatan maka aku akan berada paling atas manusia yang tidak berniat bekerja. Bukan karena tidak ada satu pun pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanku tapi memang dasar aku yang pemalas dan tidak bisa mengendalikan jiwa rebahan, setelah lulus sekolah aku lebih memilih menjadi anak rumahan. Sudah dua tahun lamanya aku menganggur dirumah, tidak ada kegiatan berarti apalagi sangat penting untuk kukerjakan selain mengganggu adik ku atau justru pergi kerumah tetangga sebelah dan ber-ghibah ria bersama mereka.

Aku adalah anak perawan satu-satu nya di komplek ini yang memiliki perkumpulan emak-emak milenial disaat aku sendiri masih berumur duapuluh tahun, berteman dengan orang yang lebih tua ternyata jauh lebih menyenangkan karena bisa mendapatkan banyak pengalaman dan cerita seru tentang perjalanan hidup mereka. Aku sangat menyukai kalau ada yang bersuka rela membagi kisah mereka pada ku, entahlah semua itu seperti sebuah candu untuk ku dengar dan resapi, dan karena lingkup pertemanan ku yang bersama para ibu-ibu komplek maka aku tidak pernah menyalahkan kedua orang tua ku yang berpisah. Padahal aku jelas tahu bahwa mereka belum resmi bercerai, begitu banyak nasehat dan dukungan yang aku terima dari mereka sehingga menguatkan aku agar tak memihak pada satu diantara mama dan papa. Aku hanya tak bisa menyalahkan kenapa mereka harus membuat keluarga ini menjadi berantakan, atau sikap mama yang tak pernah peduli pada kami terutama adikku yang masih sangat membutuhkan dirinya untuk sekedar menyemangati pergi ke sekolah, papa lebih suka dengan pekerjaannya sebagai seorang karyawan di bank negara, seakan bekerja jauh lebih menyenangkan dibanding tinggal bersama kami dirumah dan menikmati waktu bersama.

Yang pasti aku masih percaya kalau suatu saat kehidupan kami akan jauh lebih baik, entah kapan waktu itu tiba aku hanya bisa menunggu.

Aku sudah terlalu banyak bercerita tapi memang begitulah cerita hidup ku, dan ngomong-ngomong soal tetangga sebelah yang ku maksudkan adalah seorang pemuda yang usianya lebih tua dariku dua tahun yang selalu menjadi teman curhatku seumur hidup, karena sejak bayi kami tinggal dirumah ini jadi aku dan dia sudah sangat lama saling mengenal, baik dari dalam ataupun luar. Tidak ada rahasia diantara kami, tak ada apapun yang kusembunyikan darinya kecuali pakaian dalamku, karena tidak mungkin aku menunjukkan padanya kalau setiap hari aku selalu memakai celana dalam dengan warna yang sama yaitu hitam, bagiku warna hitam adalah warna yang elegan, misterius dan juga sulit untuk ditebak.

Nama nya adalah Habib Abimanyu, aku selalu bertanya kenapa namanya berbeda sendiri dari anggota keluarga yang lain, pernah juga aku berpikir kalau dia hanya anak angkat tapi ternyata bukan, Habib memang asli anak kandung om Aris. Sudah berulang kali ia meyakinkan ku tentang hal itu namun tetap saja aku tak akan mudah percaya, aku sendiri bingung kenapa tapi nama Abimanyu seperti orang kerajaan sedangkan keluarga mereka bukan sepenuhnya orang lokal karena aunty Haena adalah orang korea yang menikahi om Aris, jadi perpaduan wajah, nama dan sikap sungguh tidak menunjukkan kalau Habib masih keturunan orang Korea.

Walaupun begitu aku sangat menyayangi nya, sebagai seorang sahabat yang sangat pengertian dan selalu ada untukku kapanpun aku butuhkan. Ia tak pernah meninggalkan ku dalam keadaan tersulit, meskipun jadwal kuliahnya sangat padat, Habib akan menomor satukan diriku yang tak ada apa-apa ini. Thanks to him karena berkat kehadiran dia dalam hidupku, aku bisa merasakan yang namanya dicintai sepenuh hati.

Ya, aku tahu kalau diam-diam Habib mencintaiku. Tidak ada laki-laki yang bisa bersikap baik pada seorang gadis tanpa melibatkan perasaan, namun aku tidak sama seperti mereka yang lain. Aku hanya kurang mempercayai apapun yang menyangkut soal percintaan, bagiku itu hanyalah sebuah alasan klise untuk menjerumuskan diri pada hal menyakitkan.

Aku cukup bersikap manis tanpa harus memberikan harapan padanya, aku belum sanggup kehilangan orang seperti Habib yang memang belum pernah kutemukan kembarannya.

Habib adalah cinta pertamaku, sekaligus sahabat dan juga keluarga yang sangat menerimaku dengan semua kekurangan yang ada. Tapi untuk menjalin hubungan lebih dari sekedar persahabatan, aku tidak siap. Meski aku juga mengakui bahwa perasaanku padanya semakin hari semakin besar tapi tetap saja, ada hal yang ku takutkan. Aku terlalu penakut, selain karena aku tidak sanggup kehilangan, aku juga tak bisa membuat Habib bersedih.

Aku memiliki satu rahasia yang selama ini aku sembunyikan dari semua orang, aku berbohong tentang yang tak pernah menyembunyikan apapun darinya, kenyataan yang selalu menakutiku adalah aku tidak ingin ia tahu rahasia itu, selamanya aku tidak ingin ia tahu.

Sekali lagi aku mengenalkan diri, kalian bisa memanggilku Shaina. Aku adalah pengangguran kelas kakap, hobiku rebahan dan scroll tiktok, makan seblak saat datang bulan adalah surga dunia, es krim adalah hal terbaik dihidupku, kalau kalian tidak suka durian maka kita bukan saudara sebumi, karena aku penggemar eh bukan, aku penggila buah dengan wangi membahana itu dari dulu, jadi jangan heran kalau setiap hari pasti akan ada waktu dimana aku sengaja meluangkan untuk makan durian.

Cukup sampai disini saja kita berkenalan, aku sedikit lelah karena tadi siang baru saja ikut kerja bakti bareng ibu-ibu dan pak RT. Bahuku masih pegal karena menyapu dari ujung jalan sampai kedepan rumah bolak-balik, belum lagi mengangkut sampah yang bau nya naudzubillah wangi, walaupun jiwaku pecinta rebahan tapi jangan ragukan otot lenganku yang kekar.

Salam kenal dari ku ya, semoga kalian suka dengan kisah ku bersama Habib. Ini hanya sekedar luahan kisah dari ku, akan banyak kejutan dalam setiap perjalanan hidup jadi jangan heran.

Aku hanya berharap jika suatu saat Habib akan membaca cerita ini, agar dia tahu bahwa ia adalah selembar kisah yang menyenangkan dalam hidupku.

Terima kasih, Habib!

LIMERENCE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang