Ha-Shain (10)

154 19 0
                                    

"Apa ini mas?! Kamu mau terlihat baik didepan anak-anak, iya? Pokok nya aku gak mau tahu ya mas, kamu harus tetap kasih aku uang belanja. Aku ini ibu anak-anak jadi aku masih punya hak untuk ikut menikmati uang kamu!"

Hal yang paling tidak ku sangka akan terjadi adalah kedatangan secara tiba-tiba mama, dia mengamuk pada papa atas pernikahan ini dan masih saja menuntut hak nya sebagai ibu kami. Aku baru tahu kalau ternyata mama adalah orang yang paling egois dan tidak berperasaan, seharus nya dia sadar dengan apa yang dia lakukan. Kalau memang dia membutuhkan uang untuk memenuhi keperluan nya, mama bisa bekerja bukan meminta kepada papa yang jelas sudah tidak memiliki tanggung jawab apapun lagi atas diri mama. Aku hanya menatap mereka dengan pandangan datar, tak bersahabat.

"Kamu memang ibu anak-anak ku, terima kasih sudah melahirkan mereka. Tapi sekarang keadaan nya sudah berbeda, aku akan segera menikah, tanggung jawabku bukan lagi pada kamu melainkan istri dan anak. Maaf kan aku Shane, tapi kamu memang harus belajar mandiri. Kamu bukan anak kemarin sore yang masih tidak puas menikmati hidup, seharus nya kamu belajar banyak dari Shaina. Dia bahkan jauh lebih dewasa dari kamu". Wajah mama berubah merah padam, dia pasti sangat marah dan benci dengan papa apalagi semua orang kini menatap aneh kearah nya. Apalagi saat ia dan tante Aisyah saling berpandangan, mama mengibarkan bendera perang lewat mata yang mana itu seperti tak mengganggu tante Aisyah sama sekali. Dia hanya menampilkan senyum tegar, yang sial nya malah menyakiti ku. Seberapa kuat seorang manusia biasa mampu bertahan dalam keadaan yang membuat nya tampak menyedihkan? Mama tidak pernah berubah.

"Kamu akan menyesal mas, kamu harus ingat bahwa aku adalah Shane Belanga. Tidak ada keturunan Belanga yang bisa dipermalukan seperti ini, kamu? Kamu akan menyesal menikahi pria ini. Kalian berdua sialan!"

Aku tidak melakukan apapun, bahkan saat ini aku yakin kalau tidak ada yang sadar jika aku menyaksikan semua nya. Tante Aisyah mendekati papa, entah apa yang dia katakan tapi itu berhasil membuat papa tersenyum walau pun masih jelas tercetak kemarahan diwajah nya. Setelah mendengarkan semua pertengkaran ini, aku jadi sangsi apakah mama memang benar peduli dengan ku dan Shaka atau hanya mencari perlindungan pada kami agar ia masih memiliki pembelaan atas tindakan nya yang mulai keterlaluan. Aku berniat menutup pintu kamar dengan pelan, sampai dada seseorang membuatku menabrak nya cukup kuat dan nyeri di hidungku terasa sekali.

"Awh. Sshh"

"Ada siapa diluar?" Suara itu membuyarkan pikiran ku dan juga melenyapkan nyeri akibat tabrakan mau tadi, seperti nya aku harus menyuruh Habib mengurangi tinggi badan nya. Aku benci melihat dia yang tinggi menjulang sedangkan aku masih seperti ini, tidak berkembang biak dengan baik. Bedebah Shaina!

"Bisa gak lo jangan tiba-tiba berdiri dibelakang gue, sakit banget hidung gue Habib!" Aku mendorong tubuhnya mundur, kulit kami bersentuhan dan itu menimbulkan getaran aneh dalam diriku seperti terkena aliran listrik tapi menyenangkan untuk diulangi.

"Gue udah di belakang lo sejak tiga menit yang lalu, lagian siapa sih yang ribut diluar? Ganggu banget teriakan nya". Aku tahu kalau lelaki ini kadang bisa bersikap pura-pura bodoh, tapi mungkin dia memang tidak tahu kalau pelaku yang baru saja mengamuk itu adalah ibuku.

"Kepo lo! Udah sana balik, kalo mau tidur lagi pindah ke bawah. Perasaan gue yang punya kamar, kenapa jadi lo yang tidur di kasur. Gembel"

Aku tidak menghiraukan tatapan penasaran milik Habib, yang ku lakukan justru membuka pakaian dan meraih kimono dan masuk ke kamar mandi. Aku sengaja melakukan nya agar Habib merasa risih, kalau saja dia tahu kalau aku jantung ku berdebar keras karena berulah seperti tadi. Shaina memang nekad! Hanya untuk menjauhkan Habib dari hidup nya, ia rela membuka pakaian dengan santai didepan laki-laki itu. Habib itu normal, dia yakin tapi jelas saja perbuatannya tak bisa dibenarkan karena sudah melanggar norma asusila.

LIMERENCE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang