Kalau ada manusia paling sial, aku mungkin adalah orang nya. Bajingan Habib karena sudah menerobos masuk kekamar ku bersamaan mbak yang juga terkejut.
"HABIB ABIMANYU! LO GAK BISA KETUK PINTU DULU SEBELUM MASUK KAMAR GUE YA!"
Teriakku kesal, aku sangat kesal, sangat sangat kesal karena tindakan bodoh nya. Susah payah aku menyembunyikan diri dibalik selimut karena dia yang tiba-tiba masuk, aku sedang tidak memakai apapun. Demi Tuhan pria bajingan ini sudah gila!
Mbak melihat ku dengan pandangan menyesal, ya Tuhan aku malu sekali."Gue pikir lo kenapa-napa maka nya langsung masuk, mbak sih pakek acara lari masuk kesini gue kan jadi panik".
Habib menunjuk mbak dengan wajah menyebalkan, disaat itu juga papa dan ibu baru ku masuk. Wajah mereka tampak cemas, bahkan Shanum juga berdiri diambang pintu. Ini semua ulah Habib, tolong jangan buat gadis itu tahu bahwa tunangan nya sekali lagi melihatku telanjang. Brengsek
"Ada apa Shain? Kamu kenapa teriak, diluar masih banyak tamu. Mbak ini ada apa?" Tanya papa, aku yakin mereka turun panggung dengan tergesa-gesa dan itu semua karena ku. Shaina Shaina!
"Gak ada apa-apa pa, cuma marahin Habib aja. Abisnya ngeselin, papa sama mama keluar lagi aja. Aku mau istirahat, lo juga!" Tunjuk jari ku kepada Habib, aku ingin menyapa Shanum tapi seperti nya tidak sekarang. Aku merasa pandangan nya sedikit berbeda, aku takut dia marah.
"Mbak tetap disini ya, biarkan mereka aja yang keluar." Orangtua ku keluar dengan nafas lega, aku hampir membuat kehebohan yang tidak jelas karena ini.
"Keluar dari kamar gue, Habib. Lo budek?" Dia masih saja berdiri disana.
"Kalian pasti akrab banget ya, sampai kamu bisa masuk kesini seenak nya".
*****
Shaina menoleh kearah pintu dimana Shanum masih berdiri dengan wajah sendu. Dia merasa bersalah, tapi tidak bisa beranjak dari sini karena tubuh nya tak mengenakan apapun.
"Enggak akrab banget kok, Habib nya aja yang suka becanda kelewatan. Maaf ya Shanum". Shaina menjawab kata-kata Shanum dengan nada pelan dan penuh sesal. Mereka hanya diam.
Habib sekali lagi melihat wajah Shaina yang pucat, tapi kehadiran Shanum membuat nya tak bisa melakukan apapun selain menarik Shanum keluar kamar. Padahal ia mau lebih lama melihat Shaina.
Shanum menoleh kearah Shaina sebelum keluar, matanya memancarkan kekecewaan yang mana itu membuat Shaina tertegun. Setelah kepergian dua orang itu, Shaina meminta mbak agar mengambilkan pakaiannya lalu dengan cepat berganti. Semua nya sudah kembali aman tapi tidak dengan pikiran Shaina yang tertuju pada Shanum, dia tidak bisa mengabaikan semua ini lagi seperti sebelum nya. Kali ini Shaina memang harus tegas kepada Habib, kalau tidak akan timbul salah paham yang mungkin membuat gadis itu membenci nya.
Tapi apa yang harus Shaina lakukan?
Habib terlalu cuek dan santai menanggapi perjodohan nya bersama Shanum, dan masih saja bersikap semau nya pada Shaina. Kepala cantik Shaina mulai berpikir seluas mungkin untuk mencari cara menghindar, dia tak boleh lengah atau semua akan kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (COMPLETED)
ChickLitCover by : Pinterest (Edit by Me) Author note : NO CHILDREN (21+) Sedang Revisi (◍•ᴗ•◍)❤ Start : 1 Agustus 2021 End : 10 Agustus 2021