EPILOG

365 14 6
                                    

"Ini semua gara-gara lo kan? Gue bilang apa! Ish dah"

Shaina sudah mengoceh sejak setengah jam lalu tapi reaksi Habib masih tetap sama, ia makan tanpa rasa bersalah sudah ketahuan melakukan hal mesum oleh kedua adik.

"Lo menikmatinya, emang apa yang salah? Gue dan lo gak bisa berbohong, Shain. Lo terlihat sangat seksi, suara lo sangat merdu saat gue menggesekkan penis dibawah sana. Akui saja, Shaina!"

Shaina ingin sekali menyumpal mulut Habib yang bicara vulgar, lelaki ini semakin mesum.

"Astaga! Sebenarnya tingkat kemesumn lo ini udah masuk ke tahap paling tinggi, dan sial karena gue yang jadi korban seumur hidup!" Shaina menarik rambutnya sendiri, walaupun yang menangkap basah mereka berdua Shaka dan Hagne tetap saja dia malu. Habib orang yang terakhir masuk ke kamar, dan dia juga kebiasaan tak pernah mengunci pintu jadi jelaskan siapa yang salah disini.

"Gak ada korban yang orgasme dengan puas kayak lo tadi, Shaina."

"Gue? Enggak sama sekali, tadi itu memang nikmat tapi gak bikin gue sepenuhnya klimaks."

"Oh yeah, really baby girl? Lo mau gue lakukan itu sekali lagi biar ingat kalo milik lo sangat basah dan mengembang ketika lidah gue bermain disana". Shaina yakin dia sudah gila, sangat gila karena baru menemukan sisi mesum Habib. Selama ini pria itu memang jahil dan menyebalkan, tapi sisi liar seperti ini nyaris tak terlihat kecuali saat mereka berciuman untuk pertama kali.

"KELUAR DARI KAMAR GUE, HABIB ABIMANYU! Lo emang manusia paling mesum, ber-otak kotor dan gak guna. Ngeselin lo".

"Ngeselin juga punya lo kok, terima aja. Udah jodoh kan?"

Gadis itu ingin menangis melihat tampang menyebalkan tunangan nya, apa yang harus dia lakukan saat bertemu Shaka atau pun Hagne nanti. Dia ingat kalau tadi sudah sepenuhnya telanjang, walau pun Habib menindihnya tetap saja tubuh Shaina ter-ekspos bebas. Shaka laki-laki, meski mereka bersaudara tak seharusnya hal ini terjadi. Brengsek

Hagne, perempuan itu. Apa dia akan memberitahu aunty Haena soal yang dia lihat, ya tuhan! Kepala Shaina pening memikirkan semua itu. Belum lagi jika Shaka keceplosan bicara hal itu didepan ayah mereka, Habib bisa digantung detik itu juga.

"Udah gak usah dipikirin, makan dulu. Nanti gue yang bilang sama mereka berdua untuk jaga rahasia, oke? Lo akan menjadi istri gue, Shaina gak semestinya lo setakut itu".

"Tapi kita udah janji nikah tahun depan, bukan sekarang".

"Terserah, gue bisa nikahin lo kapan pun gue mau. Tapi yang paling penting, lo makan sekarang. Cukup mikir negatif  terus kayak gitu, gak baik buat lo". Ia mencebikkan bibir mendengar perkataan Habib yang menggurui, memangnya dia tahu apa yang sedang Shaina pikirkan.

"Iya, gue tahu apa yang lo pikirin. Gak usah ngomongin gue dalam hati lo, gue dengar".

Reflek Shaina menjatuhkan botol lotion miliknya, bagaimana bisa?

"Di jidat lo semua nya tertulis dengan jelas".

"Setan lo ya?" Shaina berteriak kencang karena ulah Habib yang bisa membaca isi kepalanya, dia jadi takut sendiri kalau selama ini sosok pemuda itu adalah hantu jadi-jadian. Apa ini alasan kenapa Habib selalu tahu kesulitan Shaina? Astaga!

"Menurut lo? Malaikat lah, gue itu malaikat yang diutus supaya bisa menjaga sekaligus membahagiakan lo, Shaina. Mana ada setan ganteng kayak gini".

"Brengsek! Geli gue"

"Gue emang selalu bisa bikin lo geli, iyakan?"

"Bajingan!"

"Gak ada cewek yang bisa menolak bajingan tampan kayak gue, apalagi dengan ukuran penis yang besar dan tahan lama. Lo beruntung punya gue, gak akan mengecewakan nanti".

"Bangsat! Pergi gak dari kamar gue? Gila lo ya"

Habib tertawa sangat keras melihat wajah merah padam Shaina, ekspresi gadis itu sangat tertekan tapi menggemaskan.

"Cowok bangsat mulai dicari sama cewek-cewek jaman sekarang, lo harus tahu itu. Badboy lebih digemari". Pria itu keluar membawa piring makan, ia sudah selesai menggoda Shaina. Sedangkan gadis itu sendiri tak bisa berkata-kata lagi, seumur hidup dia akan terikat dengan pria bernama Habib. Memikirkan kata selamanya sangat membuat Shaina ingin membatalkan pertunangan dan pergi, tapi itu tidak mungkin. Habib pasti akan mengejarnya hingga kelubang semut, jadi Shaina hanya bisa menerima seperti yang lelaki itu katakan.

Menerima semua bentuk kemesuman yang ada didalam diri Habib Abimanyu.

Sial

LIMERENCE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang