Ha-Shain (END)

311 13 0
                                    

21++

Shit

Lelaki itu mengerang tertahan karena perbuatan Shaina terhadap ujung miliknya yang mengeras, ereksi yang menegang hanya karena melihat gadis itu memuka pakaian. Hasrat ini begitu menggebu dan sulit bagi mereka meredamnya, Habib tahu jika keputusan untuk bertunangan kembali membuat nya ragu karena akan lebih jika mereka berdua menikah saja dari pada diam-diam seperti ini saling memuaskan diri. Urutan pelan pada ereksi milik Habib yang dilakukan oleh Shaina membuatnya ketagihan dan menggila, semua berkumpul menjadi satu didalam diri Habib menuntut untuk diledakkan sekarang juga namun dia masih belum puas bermain-main.

Shaina-nya sudah berubah menjadi gadis nakal yang seksi, tatapan menggoda memancar dari sepasang mata miliknya. Ia sengaja mempermainkan Habib dengan hisapan yang kuat dan cepat kemudian menurunkan tempo, beberapa kali lelaki itu mengeluarkan kata-kata kasar, menahan menekan kepala Shaina agar menelan semua miliknya dan gadis itu terbatuk. Habib membuatnya basah hanya dengan blow job, sesuatu yang lembab dan hangat dibawah sana juga ingin dipuaskan. Habib melihat tubuh yang hampir telanjang membuat jakun lelaki naaik turun, kenapa Tuhan sangat sempurna menciptakan Shaina. Ia meremas sebelah dada milik Shaina, memainkan ibu jari memilin puting yang mengeras. Shaina mendesah, ia mendongak melihat wajah tunangan yang masih bergairah.

Habib menyuruh agar gadisnya berdiri, mereka saling menempelkan kening kemudian berciuman. Membelit lidah saling bertukar saliva, membiarkan semua perasaaan itu tersalur lewat ciuman. Shaina mengalungkan tangan keleher Habib, milik lelaki itu menusuk perut membuatnya menggesekkan inti basah nya bersama ereksi Habib.

"Lo sangat suka bermain-main sama dia ya".

Shaina tersenyum, tipe senyuman yang begitu pasrah dan menantang, gejolak dalam diri dua anak manusia itu tidak bisa dibendung lagi. Habib menghempaskan tubuh mungil Shaina keatas ranjang, membuka kedua paha si gadis dengan gerakan yang mendominasi. Memberikan sedikit ludah pada ujung kejantanan lalu mengarahkan nya pada milik Shaina, lenguhan seksi keluar dari bibir wanita itu. Ia memejamkan mata menerima tekanan yang tidak terlalu kuat tapi mampu menciptakan sensasi geli yang menuntut, mereka tidak bercinta hanya melakukan gesekkan antara dua kelamin tanpa merusak selaput darah milik gadis itu. Shaina masih ingin memegang prinsip nya untuk bercinta setelah menikah, meski apa yang mereka lakukan sekarang sudah masuk kedalam tahap tekan langsung jos, setidaknya Habib sangat menghargai dan menghormati keputusan nya.

Erangan dan kata-kata kasar terdengar dari bibir dua insan, remasan yang dilakukan Shaina pada selimut menunjukkan betapa ia sangat menikmati permainan ini. Tidak peduli jika diluar masih banyak orang yang bertamu ke pesta mereka, karena yang dia cari adalah kepuasan. Hanya bersama Habib dia bisa bersikap seperti ini, lelaki itu mengajarkan segalanya pada Shaina tanpa terkecuali. Dan yang paling menarik minat mereka berdua adalah belajar urusan ranjang agar setelah menikah tidak canggung lagi, ide Habib yang mesum namun disetujui oleh Shaina. Merasa kalau mereka hampir sampai dipuncak kenikmatan, Habib dengan hati-hati menekan milik nya lalu mempercepat tempo dengan terus memegang benda tumpul itu. Tubuh keduanya menegang, cairan putih kental keluar dari milik Habib yang mengotori perut ramping si gadis. Mereka kembali berpelukan dengan posisi Habib yang menindih, sebelum membersihkan tubuh masing-masing mereka berciuman tapi disaat yang sama pintu kamar terbuka yang menampilkan wajah syok Hagne dan Shaka.

"What the fuck!"

"Ya allah ampuni segala dosa hamba yang telah melihat semua ini, terlalu menggoda ya tuhan!"

"HAGNE! SHAKA! KELUAR KALIAN! SIAL". 

LIMERENCE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang