"Jelasin sama mami, Habib! Apa yang sebenarnya terjadi? Mami tahu selama ini kalian cuma bersahabat, tapi gak ada teman yang berciuman. Shaina lihat aunty, apa yang kalian sembunyikan?"
Shaina menundukkan kepala bingung menjawab pertanyaan Haena, ia tak berani menatap kedua mata perempuan itu. Selain karena takut dia juga tidak nyaman karena ketahuan melakukan hal tak senonoh. Ini semua karena Habib, lelaki itu tidak mengeluarkan pembelaan apapun. Ia justru duduk tenang seolah tak terjadi apa-apa.
"Aunty, aku minta maaf untuk semua nya. Tapi antara aku dan Habib tidak ada apa-apa, kami tidak menyembunyikan apapun aunty". Shaina memberanikan diri untuk membalas tatapan Haena, namun Habib terkekeh sinis mendengar pernyataan gadis itu.
"Sampai kapan lo akan jadi pembohong Shaina? Apa susah nya bilang kalau lo juga cinta sama gue, semua ini gak akan ribet".
Haena menatap tak percaya kedua orang didepan nya, ia melihat jelas keseriusan dimata putranya namun ia juga menangkap ketakutan di mata Shaina. Ada apa dengan mereka?
"Jangan ngaco! Gue gak cinta sama lo, harus berapa kali gue bilang."
Habib memutar tubuh nya menghadap Shaina, mencengkram lengan gadis itu kemudian menatap lurus ke mata nya.
"Lo bisa bohongin semua orang, Shain. Tapi bukan gue! Lo bahkan gak kenal sama diri lo sendiri, gue kenal lo dari sebelum lo lahir. Jadi gue tahu persis apa yang lo rasain".
Mereka berdua saling membalas tatap penuh kebencian, Shaina benci Habib menghakimi nya didepan ibu pemuda itu. Dia juga tidak suka kenyataan yang menampar Shaina, dia memang menyukai oh bukan suka saja tapi juga mencintai Habib, Shaina tidak mau menjadi kekasih apalagi pasangan seumur hidup lelaki ini.
"Lo gak tahu apa-apa! Lo gak tahu apa-apa Habib! Enggak!" Shaina melepaskan pegangan Habib di lengan nya, berdiri untuk melarikan diri namun dicegah oleh Haena.
"Shaina."
Gadis itu menggeleng tidak mau melihat wajah Haena yang menatapnya sedih.
"Aku mau pulang aunty, maaf karena sudah membuat keributan. Maaf untuk semua kejadian yang gak meng-enakkan ini, maaf aunty".
Shaina melepaskan tangan Haena, dan berlari keluar. Habib yang masih bergeming ditempat nya hanya bisa mengacak rambut kesal, kenapa sulit sekali mendengar pengakuan dari Shaina padahal sudah jelas gadis itu membalas ciuman nya. Brengsek
"Apa yang ingin kamu katakan sama mami, Abimanyu! Maksud kamu bilang begitu apa hah? Apa benar kamu mencintai Shaina? Habib!" Pemuda itu pergi begitu saja mengabaikan ibu yang masih berbicara pada nya, ia naik keatas untuk menenangkan diri. Ia bisa saja mengejar Shaina tapi hal itu cuma menambah masalah, jadi lebih baik dia menyendiri dulu.
Haena yang melihat tingkah anak nya berubah, langsung memijit kening pusing memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Kalau memang putra nya mencintai Shaina, kenapa tidak bilang dari awal dan justru menerima Shanum. Haena jadi merasa bersalah pada Shaina kalau memang benar apa yang dikatakan putranya tadi, jika mereka berdua saling mencintai, itu artinya Haena telah melakukan kesalahan besar. Ya Tuhan!
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (COMPLETED)
ChickLitCover by : Pinterest (Edit by Me) Author note : NO CHILDREN (21+) Sedang Revisi (◍•ᴗ•◍)❤ Start : 1 Agustus 2021 End : 10 Agustus 2021