Keributan yang terjadi dirumah besar milik keluarga Shaina mengundang semua tetangga untuk keluar dan melihat apa yang tengah terjadi. Mereka sudah lama tidak mendengar kehebohan dari rumah itu, cukup lama sampai malam ini dimana Aiden berlari masuk kedalam mobil bersama Aisyah untuk membawa Shaina kerumah sakit. Gadis itu pingsan dengan, tubuh nya sedingin es. Shaka menyesal datang terlambat, dia tidak bisa menghalangi ibu nya untuk menyakiti Shaina.
Wanita itu terdiam, semua orang menatap kearahnya dengan pandangan cemooh, bu Jeki yang juga sangat menyayangi Shaina pun menatap sinis wanita itu.
"Dasar ibu tidak berguna! Bisa-bisa nya jadikan anak sendiri sebagai alat untuk mengancam mantan suami." Bisikan itu mulai terdengar, Shane sama sekali tidak menampakkan wajah bersalah ia justru semakin menegakkan bahu agar mereka semua tahu jika dia tidak serendah itu walau pun kenyataan nya berbeda.
Shaka menatap wajah sombong ibu nya kemudian berkata dengan nada tegas.
"Mama udah puas kan? Mengacaukan rumah ini, menyakiti Shaina, menghancurkan keluarga ini untuk sekian kali. Mama puas kan sekarang?"
Shane menoleh kepada putranya yang kini memandang sinis dirinya.
"Ngomong apa kamu Shaka? Jangan kasar sama mama, mama ini cuma nuntut hak sama papa kalian. Apa salah nya?"
Shaka tidak tahu jika wanit tidak tahu diri ini adalah ibu mereka, keras kepala dan egois, ia tidak habis pikir dimana kewarasan ibu nya.
"Salah ma, salah! Saat mama minta bercerai dari papa, disitu sudah jelas kalau kalian tidak memiliki hak apapun lagi untuk menuntut satu sama lain. Tolong ma, biarkan papa hidup tenang! Apa gak cukup mama menyakiti aku, Shaina dan papa? Sadar ma". Pemuda itu ingin sekali meneriaki ibu nya, atau bahkan meninju wanita itu agar sadar pada yang diucapkan nya. Omong kosong macam apa yang ibu nya coba tegaskan disini.
Sekarang Shaka paham kenapa ayah nya sangat terluka, sikap mama yang seperti ini sungguh bukan lah gambaran istri yang baik. Dia sangat kecewa."Shaka. Udah ya, gak enak dilihat tetangga." Oma nya menyentuh lengan pemuda itu dan mengusap nya, memandang mantan istri menantu dengan wajah yang sama terluka. Begini sekali hidup putrinya.
"Enggak oma, mama tu harus tahu kalau tindakan ny akan melukai banyak orang. Sekarang mama boleh pergi, pergi dari sini ma."
Shane yang merasa kalau dirinya sudah tak dianggap oleh Shaka pun langsung meninggalkan halaman rumah dan pergi, wanitu sengaja menginjak gas dengan keras hingga terdengar bunyi berdecit dari ban mobil. Orangtua Aisyah tak bisa menyembunyikan keterkejutan, selagi anak nya tidak dilukai maka mereka akan memaklumi semua kejadian ini. Semua orang punya masa lalu mereka, dan tidak ada yang bisa mengubah masa lalu.
Shaka membalas usapan oma dilengan, kemudian pamit pada mereka untuk menyusul orangtua nya kerumah sakit. Setelah kepergian Shaka, Haena dan Hagne muncul dari balik gerbang menghampiri mereka.
"Oma ada apa? Kenapa mereka semua disini". Tunjuk Hagne dengan wajah penasaran, begitu juga Haena.
"Ibu Shaina datang lalu marah, menyakiti Shaina. Sekarang cucu ku itu dibawa kerumah sakit".
"Apa?! Shaina dibawa kerumah sakit? Ya Tuhan." Haena khawatir tentu saja, begitu juga Hagne. Mereka tidak tahu keributan ini kalau bukan dari pembantu yang membicarakan Shane ibu Shaina.
Mereka lalu meminta agar semua tetangga untuk membubarkan diri, sungguh kejadian ini sangat tidak sedap dipandang namun apa boleh buat. Kita tidak bisa memprediksi kejadian yang terjadi semenit akan datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (COMPLETED)
ЧиклитCover by : Pinterest (Edit by Me) Author note : NO CHILDREN (21+) Sedang Revisi (◍•ᴗ•◍)❤ Start : 1 Agustus 2021 End : 10 Agustus 2021