Ha-Shain (55)

184 13 0
                                        

Habib memegang kedua tangan Shaina ketika mereka berdiri didepan semua saling berhadapan, mengulas senyum diwajah masing-masing dengan tatapan penuh cinta. Tidak perlu dijelaskan lagi betapa menyenangkan bisa memiliki orang yang sejak lama sudah kita inginkan menjadi pasangan hidup, tapi sekarang bukan pesta pernikahan melainkan hanya acara pertunangan. Melewati proses yang cukup singkat untuk bisa melaksanakan semua ini, akhirnya dengan diskusi yang cukup melelahkan keduanya sepakat untuk memulai status baru sebagai tunangan lebih dulu baru memikirkan untuk menjadi suami istri. Habib mempercayai kalau Shaina tidak akan meninggalkan nya seburuk apapun keadaan mereka, begitu juga dirinya. Mereka saling melengkapi, Shaina yang introvert dan keras kepala, tidak peduli akan seperti apa hidup nya dimasa depan bersanding dengan Habib, lelaki cerdas yang telah menyusun dengan sempurna kehidupan seperti apa yang akan ia jalani dimasa mendatan bersama pujaan hati. Mereka adalah dua sisi magnet yang berbeda, melekat untuk saling mengisi kekosongan yang ada. Semua tidak akan sempurna jika masih memiliki lubang luka, Habib memang bukan obat yang mujarab bagi trauma dan kekecewaan Shaina pada ibu nya tapi dia adalah titik semangat yang sangat kecil tapi sanggup membangunkan kemauan Shaina untuk keluar dari zona gelap.

Tidak ada yang lebih menyenangkan dari mencintai orang yang juga cinta kepada kita, mungkin Habib adalah satu dari sekian banyak orang yang beruntung karena berhasil membawa Shaina kedalam pelukan nya sebagai orang teristimewa.

"Akhirnya, resmi juga lo jadi tunangan gue".

"Gak ngerti lagi gue sama takdir, begini amat. Dari gue lahir kedunia sampe nanti gue tutup mata pun tetap aja lo yang gue lihat, dunia emang penuh misteri".

Mereka tertawa saling menggenggam tangan, Habib mencium tangan gadis pujaan nya yang melingkar sebuah cincin. Shaina tersenyum, lelaki itu sangat tampan dengan pakaian batik. Diluar sana mungkin ada banyak lelaki keturunan korea yang memiliki wajah tampan, tapi Habib-nya jauh lebih tampan dari siapapun. Bahkan jika ingin dijelaskan secara rinci, wajah Habib sekilas mirip Kim Taehyung anggota boyband BTS. Yang membedakan adalah, Habib memiliki tahi lalat dibawah mata, tampak manis dan sempurna. Shaina juga tak kalah cantik, kebaya modern menjadi pilihan nya, hasil desain sendiri dan tentu dengan warna kesukaan nya yaitu hitam.

Mereka tampil serasi, beberapa orang terpukau apalagi teman-teman sekolah Hagne yang diundang karena memaksakan diri untuk melihat kakak gadis itu.

"Sumpah ya, kakak lo ganteng banget! Gue gak ngerti lagi ada modelan kayak gini didunia". Salah satu sahabat Hagne tak berhenti berceloteh tentang ketampanan yang dimiliki Habib, belum lagi pujian untuk Shaina.

"Lebay banget! Banyak kali yang ganteng kayak abang nya Hagne, lo aja yang gak pernah lihat. Shaka jauh lebih ganteng, misterius and hot!"

Hagne memutar bola matanya, berdecih sinis mendengar pembicaraan ini yang mulai tidak jelas, memiliki teman-teman pemburu cowok tampan membuatnya tahan dengan sikap mereka. Ngomong-ngomong soal Shaka, Hagne tahu kalau cintanya untuk lelaki itu harus terkubur dalam-dalam. Tidak mungkin ia menyukai adik ipar kakak nya sendiri, yang benar saja.

Lagi pula ia sudah menyangka hal ini akan terjadi jauh hari, Habib adalah bucin tingkat parah jadi mustahil kalau dia akan berpisah dari Shaina.

Semua menikmati acara, Habib menarik Shaina kedalam rumah untuk beristirahat. Kasihan kepada gadis itu karena terlihat sangat lelah, belum lagi desahan letih dari Shaina yang terus menggerakkan kaki.

"Lo disini aja tiduran, gue keluar bentar ngambil makanan. Jangan kemana-mana, tunggu ya". Shaina mengangguk lalu membiarkan tunangan nya keluar, karena merasa gerah Shaina menyalakan AC. Tak terpikir hal lain selain membuka pakaian, karena acara sudah tidak lagi resmi seperti sebelum nya maka tak masalah kalau dia berganti pakaian yang lebih nyaman.

Saat pintu terbuka, wajah horor Habib yang terlihat.

"Lo emang minta dihajar ya, gue gak akan kasih lo ampun, Shaina!"

"Brengsek lo!"

Dalam sekejap, semua nya berubah menjadi lebih erotis dan bergairah. 

LIMERENCE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang