Ha-Shain (24)

123 12 19
                                    

Habib mengantarkan Shanum pulang setelah seharian menyita waktu lelaki untuk tetap bersama nya, ia yakin Shanum akan semakin berharap dengan perjodohan ini apalagi setelah kejadian siang tadi dikampus ia akan semakin sulit meminta lepas dari ikatan tunangan bersama Shanum. Satu-satu nya orang yang bisa membantu Habib hanyalah ibu nya sendiri, ia akan segera mengatakan pada wanita itu agar secepat mungkin membicarakan soal hubungan nya dengan Shanum tak bisa berlanjut. Habib tak menginginkan nya, ia tidak mau menyakiti Shaina. Meski Shaina selalu menolak cinta Habib tetap saja mereka terikat satu sama lain, dalam diri Shaina terdapat hati lelaki itu, dan dirinya selalu menyimpan hati Shaina dengan baik.

Habib mengingat saat tadi siang ia hendak membuka loker, Shanum tiba-tiba muncul dengan wajah sendu. Tatapan yang biasa para gadis berikan pada nya, juga ia lihat diwajah Shanum dan itu alasan kenapa Habil tidak ingin menerima nya. Habib tidak suka dikejar, ia tidak ingin dipuja seperti yang Shanum lakukan. Bukan ia tak berterima kasih karenaa sudah dianugerahi wajah tampan, tapi memang begitulah sifat manusia. Mereka lebih menyukai tantangan dibandingkan menerima dengan sukarela, Habib orang yang berprinsip. Sekali ia jatuh cinta maka Shaina adalah orang tidak beruntung itu karena harus terjebak dalam cinta lelaki itu.

Shanum menyentuh rahang milik nya dan mengelus wajah Habib dengan gerakan sensual yang menggoda, ia pikir dirinya tak akan tergoda dengan sentuhan itu tapi Habib adalah lelaki dewasa yang pasti memiliki sisi liar. Melihat Shanum yang seakan sangat menginginkan dirinya, Habib menarik dan menghempaskan nya ke loker lalu mencium gadis itu dengan kasar. Mereka melakukan nya begitu saja tanpa melibatkan perasaan Habib terus mencumbui gadis itu, liar dan panas. Namun hal tak terduga yang membuat nya menjadi pria bajingan ketika pintu terbuka dan menampilkan sosok cantik Shaina. Wajah itu tak menampilkan ekspresi apapun selain terkejut dan syok, setelah nya ia sadar kalau apa yang barus saja mereka lakukan adalah kesalahan besar bagi Habib. Ia melewati batas nya, juga mengutuk diri sendiri karena hasrat yang masih tinggi tapi harus dipaksa redam saat itu juga.

Habib memukul setir mobil cukup keras membayangkan bahwa tadi siang Shaina juga berbohong soal ayah nya yang akan menjemput tapi ternyata ia justru pergi naik ojek. Perempuan itu bahkan tidak pernah mau duduk dekat dengan nya, lalu apa tadi? Shaina bahkan menempelkan kedua tangan kebahu tukang ojek, sial.

Apa sekarang Habib harus mencari ojek itu untuk sekedar menghapus jejak tangan Shaina dibahu nya? Dia pasti sudah gila karena sangat ingin merasakan menjadi tukang ojek Shaina tadi yang duduk sangat dekat bersama wanita itu diatas motor. Bayangan-bayangan soal sang ojek melakukan rem mendadak dan membuat gadis nya semakin menempel memenuhi kepala pemuda itu, bedebah! Dia tidak tahan dengan imajinasi nya sendiri, Habib harus mencari pengalihan untuk bisa melupakan Shaina. Ada kala nya dia lelah pada cinta yang begitu besar untuk Shaina, namun disatu sisi ia tak bisa jauh dari gadis itu. Shaina adalah oksigen yang menjadi penopang hidup Habib, jauh dari Shaina itu artinya membunuh Habib.

Pria itu menjalankan kendaraan nya menuju salah satu club malam, tanpa perlu mengganti pakaian lebih dulu, ia hanya perlu membuka baju luar dan mengambil jaket dibagasi dan sekarang penampilan nya sudah berubah.

Ia mungkin butuh alkohol dengan tingkat sedang untuk menghilangkan stress, imbas dari kuliah yang masih terasa, perasaan terhadap Shaina dan ciuman bersama Shanum, semua itu harus hilang sejenak dari kepala Habib. Ya, mungkin dengan bersenang-senang di sini, Habib mampu melupakan semua nya. Hanya sebentar sampai dia kembali sadar.

LIMERENCE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang