Tiga bulan kemudian. .
Shanum bisa merasakan perubahan dalam dirinya selama beberapa bulan terakhir, hanya saja dia malas mencari tahu apa yang sedang terjadi hingga pagi ini dia menegang dengan sempurna saat melihat benda itu menunjukkan garis dua yang berarti positif. Gadis itu melakukan kecerobohan yang fatal, hamil diluar nikah sama saja membunuh diri sendiri karena mempermalukan keluarga. Sialan!
Dia menarik rambutnya sendiri, meremas kuat benda itu sambil memikirkan bagaimana cara untuk menyingkirkan janin ini. Pantas saja dia merasa mudah lelah padahal tak melakukan apapun, pekerjaan dikantor juga tidak pernah banyak tapi kondisi fisiknya benar-benar lemah. Dia memandang cermin yang menampilkan sosok diri sendiri, wajah sayu dan lingkaran hitam disekeliling mata membuat ia tampak mengerikan. Ia mengingat apakah ada tanda-tanda kehamilan yang dia rasakan, tapi nyaris tak ada. Mual atau pun ngidam, Shanum tak pernah merasakan nya. Dia hanya mudah lelah.
Risau akan kehamilan yang tak pernah disangka seperti ini, Shanum membuang testpack tersebut kedalam tong sampah dan keluar dari kamar mandi. Bagaimana bisa dia kecolongan, padahal sudah sangat berhati-hati ketika melakukan hubungan intim agar jangan sampai hamil. Ia bergegas mengganti pakaian, berdandan sekilas hanya untuk menutupi wajah pucat nya lalu pergi dari rumah untuk mencari rumah sakit yang bisa menggugurkan bayi ini. Sial
Shanum benar-benar akan menjadi wanita sekaligus ibu yang kejam jika sampai melenyapkan anak sendiri, tapi apa boleh buat dia tidak sanggup menghadapi kemarahan ayah nya. Shanum takut kalau dibuang dari keluarga, atau dicoret sebagai anak tunggal. Kepala nya berdenyut membayangkan semua itu, menyetir dalam keadaan kacau bukan sesuatu yang pantas ditiru tapi Shanum memaksa kan diri. Dia nengendarai mobil membelah jalanan yang ramai, tidak ada tujuan, hanya melihat deretan pinggiran jalan tanpa minat.
Ia menyandarkan tubuh sambil memegang kepala, berpikir tentang siapa ayah anak ini. Tiba-tiba saja kata-kata Shaina kembali terngiang, ucapan menghina dari wanita itu berhasil membuat Shanum kehabisan akal untuk menyingkirkan Shaina dari hidup Habib. Dia salah mengira tentang Shaina yang pendiam, ternyata gadis itu memiliki racun tersembunyi yang sewaktu-waktu bisa menyembur keluar dan menyakiti. Shanum melamun terlalu jauh sehingga kehilangan kendali pada kemudi, dia membanting setir kekiri demi menghindari tabrakan bersama mobil lain. Tapi tetap saja hal itu tak menghalangi mobil melanggar tiang lampu jalan. Semua orang yang menyaksikan terkejut dengan bunyi keras dari mobil Shanum, mereka berlari membantu perempuan itu keluar dari kendaraan. Shanum meraba kening yang berdarah, mendengar ketukan dikaca mobil ia segera membuka pintu dan keluar.
"Mbak, gak apa-apa? Ada orang lain gak didalam? Ayo bantu mbak ini duduk". Seorang pria membantu Shanum berjalan, disebelahnya ada ibu-ibu yang menuntun perempuan menuju kursi warung milik nya. Belum ada lima menit dia duduk, Shanum kehilangan kesadaran. Syok akibat benturan keras membuat Shanum pingsan, mereka ikut panik saat mendapati lelehan cairan merah kental mengalir ke betis Shanum.
"Bawa kerumah sakit, mbak ini kayaknya lagi hamil. Cepat!"

KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (COMPLETED)
Chick-LitCover by : Pinterest (Edit by Me) Author note : NO CHILDREN (21+) Sedang Revisi (◍•ᴗ•◍)❤ Start : 1 Agustus 2021 End : 10 Agustus 2021