Ke-esokkan hari nya Shaina bangun pagi, setelah hampir lima tahun ia berada dirumah tanpa melakukan pekerjaan apapun. Ini pertama kali dia bangun pagi hanya untuk ikut mama pergi ke butik yang mereka bicarakan kemarin, disana Shaina akan dikenalkan sama teman mama dan diajak bekerja untuk menguji kemampuan gadis itu. Aisyah sudah rapi dengan baju gamis berwarna pink soft, hijab yang ia kenakan juga berwarna senada. Mengingat mama tiri nya itu adalah wanita yang selalu tampil tertutup jadi Shaina menyamakan penampilan mereka, meski tanpa kerudung namun Shaina memakai baju panjang dan juga celana longgar berjenis kulot. Tidak ketat dan sempit, semua aman."Mama gak paksa kamu untuk kerja ya Shain, mama cuma mau kamu keluar dari rumah untuk menikmati waktu yang ada. Mama yakin setelah kamu kenal sama teman mama itu, pasti bakal suka karena dia baik dan ramah. Butik nya juga selalu rame, kamu bisa belajar banyak dari dia."
Berhubung rumah ini sudah memiliki nyonya, jadi ayah Shaina mulai lagi memperkerjakan seorang supir untuk mengantar anak atau istri nya keluar. Seperti sekarang, mereka sudah keluar dari halaman rumah menuju tempat yang Aisyah maksud.
"Iya ma, aku ngerti. Lagi pula ini pertama kali aku niat banget keluar kerja, biasa nya tiduran jauh lebih enak".
Mereka berdua tertawa, kemudian melanjutkan banyak cerita selama diperjalanan. Shaina merasa bahwa ia sudah cukup mengenal kepribadian ibu tiri nya, apalagi sekarang Shaka juga mulai bersikap baik dan menerima kehadiran wanita itu. Kemampuan Aisyah membujuk Shaina untuk ikut pergi bersama nya sudah masuk kedalam tingkat istimewa, karena selain Shaina yang enggan menerima tawaran keluar rumah dalam bentuk apapun, memang sangat sulit untuk gadis itu berbaur. Setengah jam mereka membelah jalanan kota untuk sampai ke butik, lalu Aisyah meminta sang supir agar berhenti disalah satu toko yang cukup besar dengan tulisan Dabria Boutique.
Ibu dan anak itu turun, sebelum mereka masuk Aisyah menyuruh agar supir pergi ke kafe terdekat untuk minum kopi. Karena mereka juga akan lama disini, kasihan jika menunggu tanpa melakukan apapun. Shaina mengikuti langkah mama masuk, mereka langsung disambut wangi khas kain yang sangat menyengat tapi tidak mengganggu. Hal pertama yang membuat Shaina terkesan adalah, banyak nya pakaian atau dress yang masih belum selesai dijahit, tapi sudah memperlihatkan betapa indah nya dress itu. Ia terkesima hingga tanpa sadar membuka mulut.
"Waw. Ini benar-benar bagus ma". Shaina tidak kolot, dia hanya banyak menghabiskan waktu dirumah. Ketika ia melihat butik ini tentu saja reaksi seperti itu lah yang akan ia perlihatkan.
"Kamu suka?" Aisyah bertanya pada anaknya."Suka ma, kalo gini aku bisa betah kerja." Tentu saja dia akan betah, ditambah lagi dia pasti bebas berimajinasi menggambar. Harapan Shaina cuma satu, semoga dia bisa mengurangi rasa takut atau gugup ketika bertemu orang baru. Dia mulai menginginkan sebuah perubahan.
"Kita cari yang punya butik dulu, kamu lihat-lihat dulu mama kesana sebentar". Shaina mengangguk, membiarkan ibu pergi menemui teman nya.
Ia melangkah mengikuti hati nya untuk melihat ke semua tempat, perasaan senang bisa ia rasakan. Shaina tidak tahu kalau diluar rumah akan ada sesuatu yang cukup luar biasa seperti ini.
"Shain, sini. Kenalin teman mama". Panggil Aisyah, disebelah nya berdiri wanita cantik dengan mata sipit dan lesung pipi ia tersenyum melihat kekaguman dimata Shaina.
"Halo tante, aku Shaina."
Shaina gugup ditatap seperti itu oleh teman ibu nya, ia juga merasa gemetar ditangan tapi Aisyah memeluk nya erat ingin menunjukkan pada putri sulung nya bahwa semua akan baik-baik saja.
"Halo Shain, kenalin aku Rani. Bagaimana butik nya? Kamu suka". Shaina mengangguk, ia tersenyum canggung mendengar wanita itu bicara. Suara nya sangat lembut, tatapan nya bersahabat dan juga senyum yang tak pernah luntur. Itu mengurangi kegugupan Shaina.
"Suka tante, sangat suka". Kedua wanita dewasa itu tersenyum, mereka mengajak Shaina masuk keruangan kerja milik Rani. Membicarakan rencana Aisyah dan juga keinginan Shaina, mungkin ini satu-satu nya cara menyibukkan diri agar Shaina tidak lagi memikirkan ciuman Habib bersama Shanum.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (COMPLETED)
ChickLitCover by : Pinterest (Edit by Me) Author note : NO CHILDREN (21+) Sedang Revisi (◍•ᴗ•◍)❤ Start : 1 Agustus 2021 End : 10 Agustus 2021