"Sumpah! Greget banget sama kejadian tadi. Kalau gak dipisah sama teriakan Pak Ahmad, gue bakal ancurin tu muka Mak lampir." Gerutu Zai.
Sedari tadi Zai dengan wajah merah menahan amarah menceritakan kejadian tadi. Kejadian dimana Zai, Jenny dan Billa dengan sangarnya menarik rambut Kayla, Silfi, Sella dan Adel. Sampai niatan baik ingin memisahkan dari para laki-laki tidak mempan dan berakhir sang guru BK alias Pak Ahmad dengan suara menggelegarnya berteriak untuk memisahkan ajang perkelahian perempuan ini.
Karena Jenny serta yang lainnya tidak ingin berurusan dengan Pak Ahmad, mereka diam-diam kabur dari kantin.
"Demi sempak Aiden hello Kitty benci banget gue sama Mak lampir. Awas aja kalau ketemu lagi, enak aja hina teman gue." Kata Jenny.
"Gedek gue." Decak Nabilla dengan wajah menahan emosi seperti belum tertuntaskan.
Billa, Jenny dan Zai sedang berjalan menuju UKS menghampiri Vian dan Raya. Dibelakang mereka pun ada Aiden, Agam dan Dio yang hanya mengikuti tiga putri itu kemana saja.
Cklek
Pintu UKS dibuka Billa. Masuk dan berjalan sampai ke tirai terakhir sesuai yang dikirim pesan Raya tadi.
"RAYA LO GAK APA-APA KAN?" Teriak Zai sembari membuka tirai kasar. Untungnya tidak sampai lepas.
"Weh! Bar-bar amat, ingat ini UKS bro." Ujar Dio sedikit mendorong Zai pelan.
Zai mendengus dan langsung duduk di samping Raya.
Raya sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga miliknya. Untung baju olahraganya selalu ia tinggal di loker. Dan sekarang ia hanya berdiam diri di ranjang sembari bermain ponsel sebelum teman-teman rusuhnya datang.
"Lo gak apa-apa?" Tanya Jenny.
Raya menggeleng, "Gak apa-apa, udah ganti baju juga tadi." Ujarnya santai.
"Parah gak? Ke rumah sakit aja kalau parah, Ray." Agam terlihat sedikit khawatir. Ia sepupu dari keluarga mendiang Ibunya Raya.
"Enggak usah, cuma kena jus jeruk aja gak kena kuah bakso yang sampai diobati. Aiden juga gak usah khawatir kayak gitu, tenang." Katanya dan menjawab apa yang dipikirkan oleh Aiden.
Mendengus kesal, "Gawat kalau gue mikir macem-macem nih. Ada pawang otak hati manusia." Ujarnya kesal.
Tertawa. Kelebihan seorang Raya memang diketahui oleh teman-temannya. Hanya mereka lah yang tau dan satu orang dari masa lalu Raya. Sahabat terbaiknya.
"Ray, Vian mana?" Tanya Billa.
"Ke kantin beliin makanan. Tadi perut gue bunyi malu-maluin tau gak." Runtuk Raya mengingat kejadian tadi.
Flashback
"Hati-hati."
Vian terlihat khawatir. Mendudukkan Raya perlahan ke ranjang UKS takut kalau ia terlalu kasar dan terkena lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGER | End
Teen FictionApa jadinya musuh bebuyutan dijadikan satu? Spooky dan Swart adalah musuh bebuyutan. Tidak ada api kalau tidak ada asap. Kedua kubu itu berbeda sekolah tapi masih saja ada pertentangan antara keduanya apa lagi saat kedua sekolah mereka dijadikan sa...