Happy Reading
.
.Suasana pagi hari di kediaman keluarga Aafreeda sangat hangat akhir-akhir ini. Ya sejak hubungan antara anak dan ayah ini membaik suasana di rumah pun kembali hangat seperti dulu saat sang mendiang istri pemilik rumah ini masih hidup.
Rutinitas hari ini Raya gunakan untuk mencari informasi terkait jurusan kuliahnya. Sebulan lagi ia akan memasuki dunia perkuliahan selagi masih liburan dirumah Raya mempelajari dan membuat jadwal agar tidak berantakan waktunya. Ia juga berniat mengikuti beberapa organisasi nantinya.
Saat ini Raya sedang sarapan bersama dengan sang Ayah.
"Ayah berangkat dulu yaa." Pamit Ayah Andreas setelah menghabiskan sarapannya.
Raya mengangguk, "Emm."
"Kalau butuh apa apa panggil Pak Cecep, Mba Lusi, atau Mang Udin."
Raya mengangguk dan menelan terlebih dahulu isi makanan di dalam mulutnya sebelum menjawab. "Okey Ayah, Raya paham."
"Baik-baik dirumah." Ayah Andreas menepuk tiga kali kepala Raya sebelum berangkat kerja.
Setelah Ayahnya pergi Raya melanjutkan makanannya yang belum selesai. Selagi ia makan tiba-tiba ponselnya berdering. Ternyata yang meneleponnya adalah Mama Sara, Mamanya Reza. Ia angkatlah segera.
"Halo, Mama."
"Iya sayangnya Mama."
"Kenapa, Ma?"
"Kamu bisa ke rumah Mama gak ya?"
"Emm? Emang ada apa, Ma?"
Terdengar suara menghela nafas dari Mama Sara.
"Reza demam, sayang. Kemarin pulang kehujanan, ini Mama suruh makan sama minum obat gak mau dia malah suruh kamu kesini."
"Loh? Kehujanan lagi dia Ma? Kemarin Reza pulang kerumah Raya dulu terus Raya obati lukanya sambil nunggu reda hujannya terus udah reda Reza langsung pulang."
"Iya, sayang. Mungkin dari rumah mu dipertengahan jalan kehujanan lagi Reza nya. Pulang-pulang dia basah semua bajunya. Kamu bisa kesini kan sayang?"
"Bisa, Ma."
"Makasih ya sayang. Emang ngerepotin Reza tu tapi biasanya kalau demam di gak serewel ini. Memang mencari kesempatan dia."
Raya tertawa mendengar penuturan Mama Sara, "Hahaha, ya udah Ma Raya siap-siap dulu yaa."
"Okey, sayang. Hati-hati yaa."
"Iya Mama."
Tut
Setelah menutup telepon, Raya menghela nafas berat. Lagi-lagi rencana yang sudah ia siapkan setelah sarapan pupus kembali dan seseorang yang menggagalkan rencana nya lagi-lagi adalah Reza.
Semenjak liburan kelulusan, Reza tanpa henti selalu mengganggu rencana yang sudah ia buat. Diajak ngedate lah, jalan-jalan lah, pergi ke markas lah, disuruh kerumah karena Mama kangen lah, dan lain-lain. Alasan semua itu berakhir Reza ingin berdua dengannya. Emang aneh anak satu ini.
Raya pun turun dari kamarnya setelah bersiap-siap dan berjalan menuju garasi mobil.
"Loh Non Raya mau kemana?" Tanya Mang Udin selaku satpam rumahnya.
"Mau ke rumahnya Mama Sara, Mang. Tolong nanti kalau Mba Lusi atau Pak Cecep tanyain Raya bilang aja kerumahnya Mama Sara ya Mang." Jawab Raya.
"Okey, Non siap. Non nyetir sendiri? Gak mau diantar Pak Cecep aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGER | End
Teen FictionApa jadinya musuh bebuyutan dijadikan satu? Spooky dan Swart adalah musuh bebuyutan. Tidak ada api kalau tidak ada asap. Kedua kubu itu berbeda sekolah tapi masih saja ada pertentangan antara keduanya apa lagi saat kedua sekolah mereka dijadikan sa...