Part 18

983 124 6
                                    

Happy reading

Angin berhembus kencang membawa helaian rambut Billa terbang ke belakang. Rooftop adalah tempat yang sangat pas untuk Billa saat ini. Memejamkan mata menikmati semilir angin.

Menghembuskan nafasnya berat. Membuka matanya dan menatap ke depan. Billa dikenal anak polos, baik hati, ramah dan selalu tersenyum. Tetapi dibalik itu semua ada begitu banyak beban yang berada di pundak kecilnya itu. Akhir-akhir ini masalahnya begitu banyak. Entah itu dalam keluarga maupun luar. Rasanya kepalanya akan meledak.

"Gini amat hidup gue." Gumam Billa.

Cklek

Pintu rooftop terbuka. Billa menoleh siapa gerangan yang datang. Mata mereka bertemu. Aiden berjalan mendekati dan menyerahkan bungkusan makanan kepada Billa.

"Nih!"

Billa mengangkat alisnya sebelah. Tidak paham.

Aiden menghembuskan nafas, "Makan, Lo belum makan tadi di kantin."

Billa mengangguk. Mengambil bungkusan makanan itu sembari tersenyum tipis. "Makasih Aiden, Lo terbaik."

Aiden mengangguk dan tersenyum. "Lo makan, gue tungguin."

Menurut dan tidak membantah karena jujur Billa memang lapar. Sedari tadi ia menahan kelaparan ini.

Mereka duduk di lantai, sembari bersandar pada dinding. Aiden menatap Billa yang lahap memakan makanan bawaannya itu. Ingin menghentikan waktu agar ia bisa berduaan dengan Billa tanpa gangguan.

Billa yang sadar ditatap oleh Aiden, mendongak menatap bingung. "Kenapa? Lo mau?" Tanyanya.

Aiden menggeleng, "Lo makan semuanya." Billa mengangguk dan melanjutkan makannya.

Aiden tidak menatap Billa lagi. Ia memainkan ponselnya, sekedar membalas chat yang penting-penting.

"Ah! Kenyang."

Aiden menoleh. Memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia bangun dari duduknya.

"Udah selesai kan? Mau balik apa disini?"

"Emm, balik aja deh." Aiden mengangguk dan menggandeng tangan Billa.

Mereka keluar dari rooftop. Melewati koridor kelas yang sudah sepi karena bel masuk sudah berbunyi sejak tadi.

"Yang lain pada kemana?" Tanya Billa.

"Bolos." Jawab Aiden.

"Kita ikut?"

"Iya."

***

Rumah Vian adalah tempat ter paling-paling pas untuk tempat membolos. Karena apa? Fasilitas, kenyamanan, makanan, semuanya terjamin ada. Tidak akan mati kebosanan.

Seperti saat ini, Dio, Zai dan Jenny sedang bermain game di dalam kamar Vian. Berisik? Tentu sangat malah.

Agam tertidur pulas di tempat tidur Vian. Raya duduk anteng di sofa yang ada di kamar Vian sembari mengerjakan tugas sedangkan si pemilik kamar alias Vian berada di luar kamar. Vian sedang menyuruh pelayanan untuk membuatkan cemilan dan minuman.

Tidak berselang lama, Aiden dan Billa datang. Vian yang memang berada di bawah menoleh saat Aiden dan Billa datang.

"Mereka di kamar." Ujar Vian dan melanjutkan pembicaraan kepada koki.

Aiden dan Billa mengangguk. Berjalan menuju kamar Vian yang berada di lantai 3 menggunakan lift.

Jika kalian bertanya dimana orang tua Vian, jawabannya adalah mereka sedang berada di luar negeri karena ada sebuah proyek yang besar.

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang