Happy Reading
.
.
.Saat ini Billa berada di ruang kepala sekolah dengan ditemani oleh Raya serta pula Aldeo sebagai saksi. Jesica dan Anna tidak datang karena luka tubuh mereka lebih parah.
Dan kenapa Billa serta kawan-kawannya bisa berada di ruang kepala sekolah karena saat Raya menghampiri Billa dan Aldeo. Dari suara Loudspeaker sekolah memanggil nama Billa dan Aldeo untuk ke ruang kepala sekolah.
Pak Arya selaku Kepala sekolah dari kedua sekolah Wijayakusuma dan Rajawali. Mendesah panjang, memijat pelipisnya. "Saya sudah mendengar dari Pak Anggoro selaku guru BK kalian. Apa kalian tidak lelah membuat keributan terus?"
"Enggak lah, Pak. Nanti kalau kita ga ribut kerjaan guru BK ngapain? Kita itu siswa siswi yang sayang kepada bapak ibu guru sekalian maka dari itu kita tidak ingin membiarkan guru BK memakan gaji buta. Kalau kita rusuh kan guru BK ada kerjaannya." Balas Billa santai.
Pak Arya tidak habis pikir. Bisa bisanya ada murid seperti Billa. "Kamu Billa, Bapak skorsing selama seminggu."
"LOH! PAK GA BISA DONG! SAYA DISINI KAN MEMBELA TEMAN SAYA YANG DI FITNAH DAN MEREKA MEMANCING EMOSI SAYA! GA BISA DONG PAK KALAU SAYA KENA SKORSING!" Sela Billa tidak terima akan putusan Pak Arya.
"Tapi dari keterangan Anna dan Jesica yang diberitahukan oleh Nathan tadi, mereka--"
"Bapak cuma percaya sama mereka berdua? Ga percaya sama penjelasan saya?" Tanya Billa memotong ucapan Pak Arya.
"Saya murid Wijayakusuma sedangkan mereka Rajawali yang Bapak pungut untuk bisa belajar disini. Saya disini tidak merasa bersalah karena niat saya emang ingin membela teman saya dan saya sendiri karena sudah di fitnah." Ujar Billa menekan setiap kalimatnya dengan mata tajam menatap Pak Arya yang duduk di kursi kebesarannya.
"Tapi Bil, kalau itu cuma pembicaraan mereka berempat kan ga apa-apa. Mereka juga pasti ga berani kalau nyebar hal yang ga baik ke semua orang." Celetuk Al yang sedari tadi berdiam diri.
Billa tersenyum mengejek, "Oke sekarang gue tanya, temen Lo suka clubing di club jalan merpati kan?"
"Apa maksud Lo ngomong gitu?" Raut wajah Al yang sedari tadi tenang terganti mengetat.
"Liat reaksi Lo, ini gue ngomong didepan Lo bukan dibelakang Lo. Dan Lo denger sendiri gue jelekin temen Lo dan reaksi Lo kayak ga terima kan? Otak dipake bro ga dibuat pajangan doang."
"Dan untuk Pak Arya, saya menolak keras akan hukuman saya. Permisi." Lanjutnya sembari pamit undur diri.
Pak Arya menghela nafas berat. Sudah tidak asing dan tidak awam lagi di telinga guru bahwa murid dari Wijayakusuma dengan Rajawali tidak dapat bersatu. Tetapi ia tidak menyangka bahwa se benci itu kan mereka berdua.
Raya dari tadi diam dan mengamati suasana. Ia menegakkan tubuhnya, "Om Arya saya disini tidak membela Billa maupun Anna dan Jesica tetapi Om tau akan sifat Billa bagaimana dan juga jangan beritahu masalah ini kepada kedua orang tua Billa. Saya undur diri, permisi." Pamit Raya.
Kenapa Raya bisa memanggil Pak Arya tanpa embel embel Pak malah Om. Karena kepala sekolah Wijayakusuma adalah Om Billa dan Raya serta kawan-kawannya sudah kenal Om Arya. Dan juga kenapa Billa tidak memanggil Om nya dengan sebutan Om malah Pak. Karena Billa memang tidak ingin dikenali sebagai keponakan dari kepala sekolah. Yang tau akan Billa keponakan Pak Arya hanya teman dekatnya saja.
Saat ia membalikkan tubuhnya, ia kembali menatap Aldeo serta mengucapkan sesuatu yang dapat membuat Al membeku. "Dan untuk Lo, jangan suka ikut campur dan jangan deket-deket sama Billa. Billa ga butuh cowo pengecut kaya Lo. Jangan kira gue ga tau masalah Lo sama Billa."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGER | End
Teen FictionApa jadinya musuh bebuyutan dijadikan satu? Spooky dan Swart adalah musuh bebuyutan. Tidak ada api kalau tidak ada asap. Kedua kubu itu berbeda sekolah tapi masih saja ada pertentangan antara keduanya apa lagi saat kedua sekolah mereka dijadikan sa...