Part 41

268 51 6
                                    

Happy Reading
.
.
Typo tandain
.
.

Sunyi, gelap, dan dingin yang dirasakan oleh Raya. Ia masih berada di ruang kerja Gabriel. Raya membuka matanya perlahan dan melirik sekitarnya. Ternyata ia dibiarkan pingsan diruang kerja Gabriel. Ya karena pusing yang mendera dikepalanya ia jatuh pingsan. Ia kira Gabriel masih berbaik hati kepadanya ternyata tidak sama sekali.

Benar apa kata Jenny Gabriel hanya obsesi padanya dan obsesi ingin menghancurkan keluarga Ayahnya. Raya menghela nafas panjang ia sudah sering dikurung seperti ini saat dirumah jadi seharusnya ia tidak akan merasa takut bukan.

Raya mencoba berdiri dengan tangan yang masih di ikat dibelakang untungnya kakinya tidak mereka ikat. Rumah ini sedang kosong tidak ada orang sama sekali, kemana mereka semua? Pikir Raya.

Ia tidak mendengar suara-suara diluar bahkan rumah ini sepertinya sedang kosong saat ini. Raya berdiri dengan tumpuan dinding ia sedikit sandarkan punggungnya ke dinding yang dingin.

Ia melirik meja kerja Gabriel yang rapi. Apa ia harus menggeledah meja kerja Gabriel? Mungkin bisa saja ada sesuatu disana bukan? Pikir Raya.

Raya berjalan perlahan menuju meja kerja Gabriel. Ada 4 laci dengan 2 laci kecil dan 2 laci besar serta berkas-berkas yang tertumpuk rapi di meja. Saat Raya mencoba membuka laci pertama pikir Raya laci-laci ini tidak akan bisa ia buka karena pasti Gabriel mengunci lacinya tapi ternyata saat ia buka laci pertama pun terbuka. Raya membuka dengan giginya yang ia tancapkan pada gagang laci di tengah-tengah.

Krek

Terbuka.

Ternyata kecerobohan mu masih ada walau sifat mu semakin kerasa Gabriel. Batin Raya.

Sejak dulu mereka bertemu walau hanya 5 tahun mereka berinteraksi, Raya sudah cukup hafal dengan segala sifat-sifat yang dimiliki Gabriel. Salah satunya adalah Gabriel ceroboh, sangat ceroboh. Seperti contohnya kali ini laci-laci meja kerja Gabriel tidak terkunci padahal Raya di kurung disini.

Raya mencoba mencari sesuatu yang berharga berada di laci ini. Semua laci ia buka menggunakan giginya. Ada pisau didalam laci lantas saja ia ambil dan ia gunakan untuk memotong ikatan ditangannya.

Terlepas.

Raya menghela nafas lega dan menggerak-gerakkan pergelangan tangannya serta jari-jarinya yang terasa kebas. Terlihat pergelangan tangannya memerah karena terlalu kencang dan lama di ikat.

Tanpa lama-lama pun ia langsung mencari tahu didalam laci secara lebih leluasa. Dan ia mendapatkan seperti note book yang berisikan rencana anak Sparrow. Tertulis bahwa esok hari anak Sparrow akan menyerah sekolahnya dan membuat kekacauan di sekolahnya.

Tertulis pula Gabriel merencanakan akan membawanya pergi setelah penyerangan terhadap sekolahnya. Hal itu membuatnya panik seketika. Jika Gabriel membawanya, orang-orang akan lebih susah menemukannya bukan.

Dan tertulis pula Jenny akan dijadikan taruhan agar Reza membubarkan geng yang selama ini ia bangun dan ia pimpin selama ini.

Ini tidak bisa terjadi. Tidak bisa, pikir Raya panik.

Tanpa disengaja ia menjatuhkan tumpukan buku lainnya yang ia ambil dari laci besar tadi. Disana ada kota yang menjelma seperti buku. Didalamnya ada sebuah kunci.

"Kenapa kunci disimpan di kotak yang seperti buku ini?" Gumam Raya mengambil kunci tersebut.

Kunci tersebut ternyata ada gantungan yang tertulis 'kunci back door'.

"Kunci back door? Berarti ada pintu lain selain pintu depan dong." Gumam Raya.

Raya langsung merapikan barang-barang yang telah ia keluarkan. Tidak ada petunjuk lagi selain yang ia temukan ini. Ia harus keluar dari sini untuk bisa menemukan pintu belakang tapi pasti pintu didepannya ini terkunci.

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang