Part 02

4.6K 409 28
                                    

Happy Reading
.
.
.

Zaidan ingin rasanya menenggelamkan guru Olahraganya yang sayangnya tampan ini. Pelajaran pertama di kelas Zaidan, Jenny, Dio serta Agam adalah olahraga. Saat sebelum ada gabungan kedua sekolah, ia senang-senang saja. Malahan ia bersemangat karena guru olahraga kelas 12 itu tampan. Beda lagi kalau guru kelas 11 sama 10.

Tetapi kali ini dengan berat hati Zaidan melengserkan kata penggemar sang guru Olahraganya karena terlalu kesal. Lantaran kelasnya digabungkan oleh kelas anak SMA Rajawali. Lebih tepatnya 12 IPS-3 dimana di sana ada musuh bebuyutan mereka. Apa lagi sekarang Jenny selalu menatap sengit barisan sampingnya.

Zaidan, gadis itu mengusap wajahnya kasar. Mengucap sumpah serapan pada guru olahraga serta anak SMA Rajawali.

"Zai, bilang noh sama idola Lo ngapain juga digabung sama anak pungut." Ujar Jenny ketus. Menatap tidak suka kearah barisan anak 12 IPS-3.

"Ya gue mana tau sih Jen! Gue udah gak penggemarnya lagi detik ini. Kesel gue sama Pak Dendi." Kata Zaidan. Jenny hanya merotasikan bola matanya malas.

"Oke anak-anak sekarang karena kalian mendapatkan teman baru dan pembelajaran olahraga kalian Bapak gabung dengan anak IPS-3. Sekarang kalian ikuti Bapak melakukan pemanasan." Kata Pak Dendi yang sudah mulai melakukan pemanasan.

Mereka melakukan pemanasan bersama. Diiringi hitungan hanya dari anak IPA-3. Karena sudah terbiasa jadi mereka tanpa disuruh sudah melakukan hitungan mandiri.

Jenny menatap barisan sampingnya yang berupa anak laki-laki SMA Rajawali. "Ikut hitung juga, bisu Lo pada gak ngikutin?" Cetus Jenny sengit.

Kris yang baris di samping gadis ini hanya merotasikan bola matanya malas dan mulai berhitung diikuti oleh yang lainnya.

Setelah beberapa gerakan pemanasan, Pak Dendi mulai menerangkan kegiatan olahraga kali ini. "Hari ini Bapak akan melanjutkan pembelajaran sesuai sekolah ini. Bola basket! Bapak akan lanjutkan pembelajaran sesuai dari kelas IPA-3." Kata Pak Dendi.

Guru olahraga itu mulai menjelaskan dan mencontohkan memainkan bola basket dengan benar lalu menyuruh setiap siswa untuk memperagakan yang dicontohkan tadi oleh Pak Dendi. "Baris lurus tertib! Cewek-cewek, cowok-cowok. Gitu ya anak-anak."

"Ya Pak!"

Siswa-siswi melakukan percobaan memasukkan bola basket kepada ring basket. Ada yang dapat memasukkan dan ada yang tidak bisa. Seperti Jenny padahal dikit lagi masuk tapi tidak masuk karena menghantam dinding ring dan mendapatkan tertawaan dari Kris.

Agam dan Dio melakukan lemparan dengan sempurna. Teriakan riuh dari teman sekelasnya serta suara Jenny mendominasi seruan kesenangan.

"AGAM! SEMANGAT!"

"AYO AYO!"

Sampai giliran Zaidan yang sialnya bersamaan dengan Nathan --murid SMA Rajawali. Tidak ingin sampai ditertawakan seperti Jenny. Zaidan memfokuskan diri dan mempercayai semuanya kepada bola basket. Tapi, sedikit pudar kepercayaannya karena menyaksikan bahwa Nathan dapat memasukkan bola basket dengan sempurna dan mendapatkan tepukan meriah dari teman kelas anak itu.

"Gue pasti bisa!" Sugesti Zaidan pada dirinya. Kali ini demi harga dirinya dan harga diri kelasnya.

Menghela nafas panjang. Zaidan dengan mantap melempar bola basket kedalam ring. Dan,

"WUASEK! MASUK BREEEEE!" Seru Zaidan. Menatap teman sekelasnya yang beristirahat di samping barisannya.

"ZAIDAN JUARA POKOKNYA!" Teriak Sany, teman kelas Zaidan.

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang