Part 47

416 53 16
                                    

Happy Reading
.
.
Typo tandain
.
.

DOR

DOR

Sebelum pisau itu mengenai Reza, dari arah belakang seseorang menembak tepat mengenai pundak sebelah kanan Gabriel. Hal ini membuat pisau tersebut jatuh dan Gabriel pun tertunduk kesakitan karena tembakan itu.

"Argh!"

Gabriel berteriak kesakitan. Ia memegangi luka tembakan tersebut dengan tangan kirinya dan berdiri dengan perlahan. Menatap ke depan melihat siapa gerangan yang dengan beraninya menembak dirinya.

Orang itu adalah Ryan. Ryan melihat semuanya sedari awal saat Gabriel datang dan memancing emosi Reza. Mereka bertatapan, Ryan yang menatapnya dingin dan Gabriel menatapnya tajam.

Ryan berjalan menuju Gabriel dan anak-anak Swart serta Wijaya pun membelah untuk mempersilahkan Ryan berjalan.

"Kau tetap tidak berubah Gabriel." Ujar Ryan dingin.

"Bajingan! Apa kau pikir aku akan kembali kalah hah? Tidak! Kau yang akan kalah Ryan!" Gabriel menatap Ryan tajam tersirat penuh dendam.

Ryan melirik Reza yang menatapnya kosong. Ia tahu cepat atau lambat ini semua akan terbongkar tetapi ia akan menjelaskan secara benar agar tidak ada kesalahpahaman.

Gabriel tertawa melihat hal itu, "Dia sudah tahu kalau dia bukan anak kandung mu Ryan dan aku yang anak kandung mu. Dan kau-" Tunjuk Gabriel kepada Ryan.

"Kau membunuh ibu ku hanya demi mendapatkan wanita simpanan mu itu! Aku sangat membenci mu! Dan sekarang aku akan membalaskan dendam ibu kepada mu!"

Ryan kembali menatap Gabriel dingin, "Jangan mengada-ada Gabriel. Kau yang membunuh ibu mu sendiri, aku saat itu hanya menolong ibu mu. Dan aku bukan Ayah kandung mu, aku hanya bertanggung jawab karena sudah menabrak ibu mu yang saat itu kabur dari rumah sakit jiwa. Kau yang membunuh ibu mu sendiri, bukan aku."

Gabriel menutup kedua telinganya yang tiba-tiba berdenging saat mendengar penjelasan Ryan.

"Kau yang membunuh ibu mu."

"Kau membunuh ibu mu."

"Aku membunuh ibu?"

"Aku?"

"Aku?"

"Gabriel!"

"ARGH! BAJINGAN AKU TIDAK MEMBUNUHNYA! KAU- KAU SIALAN YANH MEMBUNUH IBU KU!" Teriak Gabriel kesetanan.

Berdiri menatap tajam Ryan. Ia memungut pisau yang sudah terjatuh tadi dan langsung berlari menuju kearah Ryan. Tetapi lagi-lagi sebelum Gabriel melancarkan aksinya, pria berbaju hitam tersebut langsung mendorong Gabriel sampai terjatuh dan memaksanya untuk tiarap dengan kedua bangun serta tubuhnya ditekan agar tidak bisa memberontak.

"KALIAN KENAPA MELAKUKAN HAL INI HAH?! HABISI MEREKA! INI PERINTAH! KALIAN SUDAH KU BELI! KALIAN HARUS MENURUTI OMONGAN KU! KENAPA KALIAN MALAH! ARGHHHHHH!"

Semakin Gabriel berteriak dan memberontak tekanan pada bahu yang terdapat luka tembakan tersebut semakin ditekan.

"Mereka adalah anak buah ku, jadi mereka akan lebih menuruti perintah ku Gabriel." Ujar Ryan tenang.

"SIAL--"

"Om! Saya sudah membawanya."

Tiba-tiba dari arah lapangan outdoor Agam menggendong tubuh lemas Raya bersama dengan Septi serta Asep yang sedang memegangi kedua tangan Kayla dan Silfi yang mereka ikat. Tidak lupa pria berbaju hitam tersebut juga membawa anak-anak SMK 41 dengan tangan sudah mereka ikat.

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang