Part 34

384 54 10
                                    

Happy Reading
.
.
Typo tandain
.
.

"Rez!" Panggil Raya melihat Reza keluar dari kantor guru.

Reza menoleh menatap Raya yang berlari menghampirinya.

"Hmm?"

"Gw mau bahas Sparrow." Ujar Raya pelan.

Reza mengernyit, "Ikut gw."

Reza pun membawa Raya ke taman yang jarang di datangi katanya seram dan hawa nya tidak enak. Reza berjalan didepan sedangkan Raya dibelakang mengikuti.

"Apa?"

Datar dan dingin itu yang dirasakan Raya apa lagi sekarang Reza menatapnya tajam dibawah pohon rindang. Mereka saling berhadapan.

"Gw minta maaf dulu, gw ga sengaja liat Lo kemarin pagi-pagi ngikutin cewe sampai ke belakang sekolah. Niat gw mau ngecek pagar belakang karena siapa tau ada yang telat dan lewat belakang makanya gw kesana tapi malah gw liat elo lagi liatin tu cewe." Ujar Raya sembari menatap Reza dengan berani.

"Gw ga bilang ke siapa-siapa ya gw cuma anggap ga penting makanya gw ga terlalu permasalahkan. Tapi, gw curiga." Lanjutnya saat melihat Reza tidak merespon ucapannya tadi.

"Curiga gimana?"

"Hmm, gw curiga karena tadi gw ga sengaja denger Agam telepon dan nyebut anak Sparrow. Gw juga liat Kayla dan Silfi yang ga kek biasanya. Tadi di kantin Kayla sama Silfi bully Adel kalau dia ga nurutin kemauan kata Billa. Billa yang liat terus dia ceritain ke gw." Ujar Raya menjelaskan semuanya kecuali yang ia tidak sempat mendengar kata batin Agam.

"Terus maksud Lo?"

"Gw curiga mereka bertiga ada sangkut pautnya. Gw tau cewe yang Lo ikutin tadi pagi lagi ngomong sama anak geng Sparrow kan. Siapa tau dia Kayla? Soalnya jaket itu dia pakek pas berangkat, gw liat sendiri."

Reza diam. Memikirkan ucapan Raya dan apakah iya yang dimaksud Raya benar.

"Gw ga mau nuduh, Agam juga sepupu gw. Tapi feeling gw selalu tepat tapi semoga aja ini salah. Itu aja yang mau omongin, gw pergi dulu." Lanjutnya.

Raya pun berbalik pergi tetapi baru dua langkah ia berjalan tangannya digenggam oleh Reza membuat Raya menoleh kebelakang.

"Lo bisa denger kata batin dan apa yang lagi dipikirin orang?" Tanya Reza.

Raya membelalakkan matanya terkejut. Kenapa Reza bisa mengetahui hal itu. Bahkan yang mengetahuinya hanya 3 teman-teman, Vian, Aiden, Dio dan Agam yang sepupunya saja mereka tidak mengetahui.

Raya merubah mimik wajahnya cepat agar tidak terlihat gugup.

"Enggak. Mana ada orang yang kek gitu?" Ujar Raya tenang.

Reza mantap Raya dengan tatapan sulit di artikan membuat Raya gugup walau sebisa mungkin Raya buat tidak terlihat gugup.

"Ya udah gw pergi." Raya langsung berlari menjauh dari pada ia nanti ditahan lagi dan ditanya-tanya yang tidak-tidak oleh Reza.

Reza menatap punggung Raya yang semakin jauh semakin tidak terlihat. Ia tahu Raya bohong tapi ia juga tidak yakin bahwa Raya adalah teman masa kecilnya atau tidak.

Membuka ponsel lalu mengetik sesuatu di grup chat.

Pulang sekolah kumpul markas

Terkirim. Memasukkan ponselnya ke saku celananya, Reza akan membicarakan terlebih dahulu pada lainnya dan membahas lebih lanjut tanpa anak Wijayakusuma.

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang