Part 42

322 55 11
                                    

Happy Reading
.
.
Typo tandain
.
.

Pagi buta Raya sudah dipindahkan kembali satu ruangan dengan Jenny. Selepas Raya dibawa keruang kerja Gabriel, Jenny menangis sejadi-jadinya dan berteriak membuat orang-orang luar merasakan sakit telinga karena suara dari Jenny yang begitu nyaring. Hal itu membuat salah satu anggota Sparrow membungkam Jenny menggunakan lakban hitam kembali.

Selain itu Jenny juga mendapatkan kekerasan seperti tamparan karena ia sempat memberontak saat ingin ditutup mulutnya. Ia menendang alat kelamin laki-laki didepannya dengan keras sampai laki-laki tersebut berguling-guling merasakan nyeri dan sakit. Kaki Jenny juga berakhir di ikat agar ia tidak bisa memberontak kembali. Akhirnya Jenny hanya menangis sampai ia kelelahan dan tertidur.

Bangun-bangun disampingnya sudah ada Raya dengan kening yang terluka dan darah yang sudah mengering. Hal itu membuat Jenny menangis kembali melihat Raya.

"Hey, tenang okey. Jangan menangis, mata Lo bengkak Jen kalau nangis lama-lama. Tenang aja, gw udah ada jalan keluar buat Lo keluar dari sini." Ujar Raya.

Jenny hanya diam karena mulutnya masih ditutup lakban. Akhirnya Jenny menyudahi tangisnya dan hanya menyisakan isakan kecil serta sedikit tersendat-sendat.

Pasti kalian bertanya-tanya apakah Raya selamat saat waktu dimana ia ingin menaiki tangga dan Gabriel sudah ingin datang. Tentunya ia tidak menyerah begitu saja dan berakhir ia akan ditangkap basah. Dengan cerdiknya ia mengalihkan pandangan kedua pria penjaga didepan dengan Raya melemparkan barang ke arah dapur.

Meskipun jarak dapur dan tempat persembunyiannya sangat jauh tapi dengan perhitungan yang tepat Raya dapat melempar barang yang ia dapat di dekat tempat persembunyiannya.

Brak

"Siapa itu?"

Kedua pria tersebut langsung menoleh kearah dapur dan berjalan perlahan-lahan kearah sana. Raya pun langsung berjalan dengan perlahan-lahan tetapi cepat untuk menaiki tangga selagi kedua pria tersebut membelakanginya dan masuk kedalam dapur.

Raya berlari dengan kencang menaiki tangga walau nafasnya tersendat-sendat ia tidak hiraukan. Raya pun langsung memasuki ruang kerja Gabriel dan mengikat tangannya kembali dengan asal lalu ia memposisikan dirinya tertidur duduk bersandar di dinding.

Ia juga mendengar merasakan saat Gabriel meminta maaf kepadanya karena sudah meninggalkan dirinya di ruang kerjanya dengan AC yang masih hidup. Lalu Gabriel menggendongnya dan memindahkannya ke ruangan dimana ia tempati bersama Jenny.

Kembali lagi sekarang, Raya melepaskan ikatan di tangannya yang tidak diikat kepada Palang dibelakangnya. Lalu ia lepaskan lakban di mulut Jenny perlahan-lahan.

Lega. Jenny merasakan lega saat mulutnya sudah bebas. Jenny ingin kembali menangis tetapi langsung dihentikan Raya dengan menutup mulutnya dengan tangannya.

"Sstt jangan nangis Jen kalau mereka tahu kita ga bisa bebas." Ujar Raya.

"Te-terus kita bebasnya gimana?" Tanya Jenny.

"Liat gw ada kunci pintu belakang Lo saat ini harus keluar dari sini dan minta tolong sama Reza dan lainnya." Ujar Raya pelan dan menunjukkan kunci yang ia ambil dari sakunya.

Jenny menggeleng dengan keras, "Gw ga mau sendirian, gw takut."

"Ga usah takut, Lo cuma harus jalan lurus aja sampai ketemu jalan raya besar dan ini hp Lo hubungi Kris saat Lo udah sampai dijalan raya jangan buka hp Lo kalau Lo masih di kawasan hutan. Ingat." Ujar Raya serta menyerahkan ponsel milik Jenny.

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang