Part 36

364 64 14
                                    

Happy Reading
.
.
Typo tandain
.
.

Dikarenakan mereka fokus mendalami peran belajar secara perlahan-lahan. Hari ini pihak sekolah mengijinkan mereka selama 2 hari bebas agar dapat belajar mendalami cerita yang akan mereka tayangkan.

Bahkan rapat tadi yang dimulai pagi-pagi sampai saat ini telah memasuki siang hari mereka masih berada di dalam. Dengan dibimbing dan diajarkan secara perlahan-lahan.

Mereka ini tidak pernah melakukan hal seperti ini. Yang namanya teater, mengekpresikan diri baru awal ini semua anak Wijaya dan Rajawali hadapi kecuali anak ekskul Teater seperti Ara, Onan, Asep, dan lain-lainnya. Bisa dibilang anak teater yang mengikuti menjadi peran penting atau peran lainnya hanya sekitar 15 orang.

Teater ini selalu diadakan pihak sekolah selama 3 tahun sekali. Jadi setiap pergantian murid baru di semua anak 10, 11 dan 12.

Tetapi namanya baru beradaptasi, pasti ada saja yang membuat mereka stres, malu, dan lain-lainnya.

"Sakit Jen!"

"Kan! Gw ga bisa ngeyel sih lo!"

"Lo kok berat sih!"

"Letoy Lo! Ngangkat gw aja ga kuat, malu sama otot gede Lo isinya apa? Kopong?!"

"Bil, jangan kaku."

"I-iya."

Seperti saat ini Jenny, Zai, dan Billa sedang ribut dengan Kris, Nathan, dan Al. Mereka bertiga sedang berlatih balet bersama tapi masih saja mereka bisa-bisanya menyempatkan untuk bertengkar.

"Rez! Jangan kaku! Pangeran Phillip murah senyum." Ujar Raya. Ia tiba-tiba dipanggil oleh Mr. Wili dan Miss Olif untuk mengawasi Reza dan Kayla yang sedang berlatih berperan dan menari karena Mr. Wili dan Miss Olif memantau yang lain serta sedang mengajari maka dari mereka berdua meminta bantuan lagi-lagi dengan Raya dan OSIS lainnya kadang.

Tapi entah kenapa harus dirinya? Sepertinya ia salah karena ia yang mengajukan permintaan kerja sama terhadap Mr. Wili dan Miss Olif waktu itu jadi mereka hanya mengingatnya tetapi, saat itu ada Vian, Emma serta Bara. Kenapa tidak mereka juga? Argh!

"Ini ada adegan ciuman berarti ciuman beneran ya?" Tanya Kayla dengan wajah malu-malu disamping Reza.

"Gw ga tau la tadi gimana disuruhnya?" Balas Raya sedikit sewot.

"Kita praktek ini aja gimana?" Tunjuk Kayla kepada bagian transkrip ciuman.

Reza melepas paksa tangan Kayla yang sedang menggandeng tangannya, "Kita belum sampai situ, Lo ga denger kita latihan awalan dulu." Balas Reza dingin.

"Itu sih gw bisa! Gw kan bisa segalanya bahkan untuk menghafal gw bisa cepet." Sombong Kayla melirik Raya.

Raya hanya memasang wajah datar sedari tadi.

"Coba kalian latihan tarinya deh. Badan Lo kaku kata Mr. Wili." Saut Raya.

Kayla mendelik, "Maksud Lo?!"

"Ga percaya? Mau gw tanyain lagi? Mr. Wili yang bilang sama gw sendiri badan Lo kaku, jadi harus latihan tariannya dulu, baru adegan ciuman yang Lo mau itu. Orang kok maunya nyosor-nyosoran dulu, heran." Ujar Raya dengan diakhir dengan pelan tetapi bisa didengar oleh Reza karena mereka berhadapan.

Reza tersenyum sangat tipis mendengar ucapan kesal dari Raya.

"Gw ga kak--"

"Gimana girl?"

"Mr. Bisakah kita langsung latihan ke adegan selanjutnya? Saya sudah bisa menguasai semuanya dengan cepat." Ujar Kayla dengan senyum sombongnya. "Ekspresi ku juga sudah bagus bukan, Mr. Bahkan yang lainnya masih kesusahan, saya malah bis--"

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang