Part 14

1.4K 203 10
                                    

Happy Reading
Typo bertebaran
.
.
.

Bel pulang berbunyi. Semua siswa siswi bersiap untuk pulang kerumah masing-masing. Didepan kelas Raya dan Vian sudah ada Billa, Jenny, Zai, Dio, Agam dan Aiden menunggu mereka berdua.

"Lama nunggu?" Tanya Raya sembari keluar kelas bersama Vian dibelakang.

Zai menggeleng, "Enggak, barusan Dateng juga." dibalas anggukan oleh Raya.

"Udah yuk, pulang." Ujar Jenny.

Mereka mengangguk dan berjalan beriringan keluar sekolah menuju parkiran. Saat di parkiran, mereka bertemu Reza, Al, Kris dan Nathan yang barusan keluar dari bagian area gedung mereka.

Tatapan sinis saling dilayangkan. Hanya Jenny, Zai dan Billa yang menatap mereka sinis.

"Apa Lo natap sinis? Keluar mata tu baru tau rasa." Celetuk Nathan.

"Heh! Ya terserah mata gue dong, mau keluar kek mau jatuh ke bukan urusan Lo." Balas Zai dengan nada sinis nya. Nathan hanya membalas dengan delikan mata sinis menatap Zai.

Ya, setelah kejadian di kantin Jenny, Zai dan Billa menolak keras usul dari kubu Reza sedangkan Vian, Agam, Dio dan Aiden hanya diam tanpa minat. Hanya Raya yang setuju tetapi tidak dapat berbuat banyak karena yang lainnya tidak minat akan hal itu.

Zai melengos tidak menanggapi sinisan dari pria gila itu. Mengikuti para lelaki yang tadi langsung menuju motor mereka. Zai dan Jenny pergi menuju ke parkiran mobil sedangkan Raya dan Billa menunggu disini. Zai memang berangkat menggunakan mobil bersama dengan Billa sedangkan Jenny dan Raya diantar oleh supir.

"Raya, beneran gak mau pulang sama gue?" Vian tiba-tiba menghampiri Raya dengan motornya.

Raya mengangguk, "Hmm."

"Ya udah hati-hati, gue titip Raya Bil." Ujar Vian pada Billa yang langsung diangguki.

"Gue juga pulang dulu beb." Pamit Aiden pada Billa.

"Beb beb gundul mu. Jijik gue." Desis Billa dengan ekspresi jijik.

"Langsung pulang, gak usah kemana-mana." Pesan Agam pada mereka berdua. Raya dan Billa mengangguk paham.

"Titip salam sama ayang gue ya." Celetuk Dio sebelum mengegas motor sport nya menyusul lainnya yang sudah pergi.

"Apakah ada something antara Raya dengan Vian?" Gumam Billa yang dapat didengar Raya.

"Something apa? Jangan aneh aneh deh." Balas Raya menatap malas Billa.

Billa mengeratkan gandengan tangannya pada lengan Raya, "Kalau Vian suka sama Raya gak apa-apa deh." Goda Billa.

Raya memutar bola matanya malas, "Kalau masalah gini aja langsung konek." Billa hanya cengengesan tidak jelas.

Kegiatan mereka sedari tadi tidak luput dari penglihatan Reza, Al, Kris dan Nathan. Sampai dimana keempat perempuan dengan pakaian sekolah yang tak layak dibilang pakaian sekolah karena terlalu ketat.

"Eh! Ada sampah." Seru Silfi sembari mendekati Al.

Billa yang sedang asik menggoda Raya langsung mengernyit. Nenek lampir cari gara-gara lagi nih. Batin Billa.

"Sampah kok teriak sampah, aneh." Balas Billa tanpa menatap sang lawan bicara. Silfi menatap tajam Billa.

Kayla berjalan mendekati Raya dan Billa yang tak jauh dari posisi Reza dan kawan-kawannya berada.

"Lo tadi pagi boncengan sama Reza ya?" Tanya Kayla setelah berada di depan Raya.

Raya diam-diam mengangkat alisnya dan tersenyum penuh arti. "Hmm."

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang