Part 16

1K 176 18
                                    

Happy Reading
.
.
.

Billa sendiri berjalan keluar dari kantin setelah ia meminta izin kepada teman temannya untuk ke kamar mandi. Sebenarnya Jenny ingin menemani tetapi ia tolak.

Memasuki kamar mandi dan bilik ke dua dari depan pintu masuk. Billa pun menyelesaikan hajatnya. Tetapi saat ingin membuka pintu bilik, dibalik pintu ada para siswi siswi yang sepertinya membicarakan sesuatu.

Mengurungkan niatnya untuk keluar dari bilik kamar mandi, Billa duduk di atas closet yang sudah ia tutup. Billa tidak ada niatan menguping tetapi pembicaraan mereka yang sepertinya lebih dari dua orang ini mungkin 4 orang ada sangkut-paut dengannya dan teman-temannya.

"Gue ga nyangka Sella bisa ngelakuin hal kayak gitu."

"Reputasi sekolah kita makin jatuh kalau gini caranya."

"Sebenarnya sih kelakuan Sella bisa ngerusak nama sekolah kita tapi dari pada itu, gue lebih ga suka sama Zai dan teman-temannya. Seandainya kalau mereka ga bongkar, hal ini gw terjadi."

"Bener banget, apa lagi Zai pas tadi sok pahlawan anjir."

"Paling-palingan dia juga pernah dipake."

"Dipake sama teman-temannya, kan teman-temannya laki-laki semua tu. Digilir Hahaha!"

"Hahahaha!"

Mereka tidak tau saja orang yang sedang mereka bicarakan ada di tempat yang sama. Billa di dalam bilik menahan emosinya dengan kuat. Tetapi semakin kesini pembicaraan mereka malah membuatnya tidak tahan.

BRAK!

Suara pintu terbuka dari bilik yang ditempati Billa di buka dengan keras sampai empat siswi yang sedang asik menggosip itu tersentak kaget.

"Emm, loh kok berhenti? Lanjut lagi dong, gue mau denger lagi nih." Ujar Billa bersedekap dada dan bersandar di pinggiran pintu.

Mereka berempat menunduk takut dan terdiam kaku. Tidak berani menatap mata tajam Billa.

"Loh kok malah diam sih? Padahal orang yang kalian bicarakan udah didepan loh." Cemberut Billa. "Gue kasih tau nih ya, kalau mau ghibah orang itu di depannya langsung biar bisa di ulti kalau di belakang ga asik tau."

Raut wajah Billa yang cemberut berubah datar dan maju mendekati mereka berempat.

"Kalian anak Rajawali 12 IPS 3? Masih ada muka ternyata. Ada berapa muka yang kalian punya? Belum habis kan? Kalau habis nih gue kasih." Billa menarik rambut salah satu dari mereka.

"Argh!"

Anna si siswi yang mempunyai rambut pendek, make up tebal dan yang sempat menuduh yang tidak-tidak kepada Billa dan kawan-kawannya.

Billa mengoleskan sabun pembersih lantai yang sempat ia ambil tadi kepada wajah Anna. Mengoleskan dengan penuh kasih sayang tetapi di mata mereka Billa seperti psikopat yang baru saja mendapatkan mangsanya.

"ARGH! LEPASKAN JALANG! APA YANG LO LAKUIN SAMA WAJAH GUE!" Teriak Anna. Mencoba meronta-ronta tetapi kalah saing terhadap Billa yang kuat.

"Hmm? Ini sabun yang bisa membersihkan dosa dosa di wajah mu dan menambahkan muka untuk mu jika kekurangan muka. Dan sedikit saran jangan serakah, bagi muka mu untuk yang kekurangan muka. Oke!" Senyum senang jelas tercetak di wajah Billa.

"Nah selesai."

Billa melepaskan cekalannya pada rambut Anna dan sedikit mendorongnya sampai jatuh. Anna menyentuh wajahnya yang sudah terlapisi sabun pembersih lantai. Dan berteriak dengan kencang.

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang