Part 40

329 46 15
                                    

Happy Reading
.
.
Typo tandain
.
.

Nathan tidak membawa Zai pulang tetapi ia bawa jalan jalan ke taman dekat perumahan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nathan tidak membawa Zai pulang tetapi ia bawa jalan jalan ke taman dekat perumahan mereka.

"Kenapa Lo bawa gw kesini? Bukannya gw minta anterin kerumah?" Tanya Zai setelah turun dari motor.

Nathan melepas helmnya dan menyibak rambutnya kebelakang. Terlihat sangat ber damage dan cool membuat perempuan yang berlalu lalang di taman berteriak histeris tetapi tidak dengan Zai.

Zai menatap malas Nathan. Ingin apa dia melakukan hal begitu? Jika ingin membuat Zai seperti perempuan lain yang berteriak histeris tentunya tidak akan bisa sudah muak ia melihat Nathan terus menerus.

"Jyjyk gw." Ujar Zai sembari menutup wajah Nathan dengan telapak tangannya serta mendorongnya sedikit.

Nathan melepas tangan Zai paksa dan menatap kesal, "Lo kenapa sih? Harusnya Lo kesemsem kek yang lainnya tu Lo." Ujarnya menatap sekitar yang sedang menatap mereka berdua lebih tepatnya Nathan dengan berbinar.

Zai melirik sekitar malas, "Ga ngewek!"

"Perempuan ga sih Lo tu? Tiba-tiba Lo demit yang berubah jadi manusia ya?" Tanya Nathan menatap waspada Zai.

Zai memicingkan matanya tajam, "Lo kalau ngajak kesini ga ada faedahnya mending Lo pergi sana gw bisa pulang sendiri!" Zai dengan santainya menendang motor Nathan sampai Nathan hampir jatuh.

Untungnya Nathan masih duduk di atas motor tapi tetap saja ia sedikit oleng karena tendangan kuat dari Zai.

"Tega Lo! Kalau gw jatuh gimana?"

"Dih! Gw dorongnya ga kuat-kuat banget perasaan, lemah Lo! Malu sama otot." Ejek Zai.

Nathan hanya berdecak kesal lalu ia turun dari motornya. Ia tidak melanjutkan perdebatan ini karena tidak akan ada selesai nantinya. Jadi mari mengalah saja dan kembali ke niat awal ia membawa Zai ke taman.

Nathan menggandeng Zai dan berjalan menuju ke area jajanan di taman ini.

"Ga usah di gandeng, gw ga akan ilang." Ujar Zai ingin melepas gandengan Nathan.

"Ga usah banyak omong deh! Nanti Lo ilang gw dimarahin sama nyokap bokap Lo!" Ujar Nathan menoleh sebentar ke belakang dan mengeratkan genggaman tangannya.

"Mana ada Lo dimarahin malah bersyukur mungkin mereka." Gumam Zai.

"Lo ngomong apa?" Tanya Nathan yang mendengar gumaman Zai tidak jelas.

"Ga ada! Udah Lo ngadep depan aja jatuh kesandung baru tau rasa Lo!" Gerutu Zai memalingkan wajah Nathan menggunakan tangannya agar menghadap depan kembali.

"Iya-iya."

Akhirnya mereka sampai pada deretan tongkrongan jajanan di taman ini. Zai yang awalnya menatap malas sekitar sedikit mulai tertarik pada deretan penjual makanan didepan matanya. Sedang mengamati semua pedagang makanan ia merasa ada yang memperhatikannya lalu ia menoleh kesamping dan ternyata Nathan yang menatapnya lembut membuatnya sedikit gugup. Tapi untung saja ia dapat kembali menguasai dirinya.

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang