Happy Reading
.
.
."Mulut Lo bisa diem? Gue potong lama-lama kalau gak bisa diem dari tadi!" Sungut Zai dengan tangan yang sudah memegang garpu. Menatap tajam Adel yang tidak bisa diam sedari tadi.
"Kalau caper jangan di sini. Salah tempat Lo." Ujar dingin Jenny.
"Lo bertiga gak ada kapok-kapoknya emang. Harus di kasarin dulu? Baru diem Lo?" Saut Billa, melinting lengan seragamnya padahal sudah pendek tambah pendek pula.
"Terus? Gue harus bilang wau gitu? Udah deh, lo semua yang diem aja. Anak gak diarapin gitu mending diem, gak usah sok."
Oke, sekarang bisa dikatakan bahwa Sella sudah bersalah mengatakan hal yang sakral bagi kehidupan Zai. Bertepuk tangan untuk Sella karena dapat membangunkan sisi keiblisan dari seorang Zaidan Padantya.
"Apa yang Lo tadi bilang?" Tanya Zai dengan aura mematikan. Menahan emosi.
Dari keempat persahabatan mereka yang sangat ditakuti sebenarnya adalah Zai dan Raya. Zai yang ceria-ceria tapi saat marah dapat mengantarkan ke alam baka sedangkan Raya yang memang mempunyai wajah datar tanpa ekspresi itu saat marah tambah menyeramkan.
"Lo jadi tuli seketika? Gue bilang Anak yang gak diharapin gak usah sok. Mending di--, Akh!"
Kalimat yang diucapkan oleh Sella terhenti dengan ringisan. Karena saat itu juga Zai mencengkram leher Sella kuat sampai sang empu sulit bernafas. Mengangkat tubuh Sella hanya dengan cengkraman leher pada gadis itu.
Pekikan kaget memenuhi area kantin. Mereka semua tidak terduga akan melihat aksi seperti ini disekolah secara langsung.
"Gue heran, Reza dapet elo dimana? Gak punya attitude gak baik sama sekali. Eh! Tapi bisa aja kan elo numpang tenar kan? Orang tua Lo kan gak kaya, cuma jadi pem-ban-tu dirumah Kayla. Eh! Bener gak sih?" Ujar Zai sarkas.
Kalau saja tangan Zai tidak mencengkram leher Sella dipastikan gadis itu sudah menampar Zai. Ia dipermalukan?
"Mending gue, gak diharapin tapi masih di urus. Lah elo? Udah miskin orang tua kerja keras anaknya malah foya-foya gak jelas. Pantes orang tua Lo gak sayang sama Lo malah sayang sama adik Lo." Lagi, ucapan Zai langsung menyentuh titik hati Sella. Membuatnya semakin sesak.
"SELLA!"
"Eits! Lo berurusan sama gue." Billa langsung mencegah Adel yang ingin membantu Sella.
Jenny pun begitu dengan cekatan ia menjambak rambut Silfi yang belum siap apa pun.
Raya diam ditempat. Bukannya tidak ingin membantu, ia sedang memfokuskan pendengarannya. Mecari titik utama masalah ini dimana Kayla bersembunyi. Ia tau gadis itu tidak mungkin tidak ikut ke kantin dan menyaksikan adegan ini. Hanya saja Raya tidak tau Kayla bersembunyi dimana. Dengan satu cara agar ia bisa menemukan Kayla, dengan cara memfokuskan pendengarannya agar ia bisa mendengar dengan jelas ucapan setiap orang dalam hati.
Kenapa jadi seperti ini? Kenapa mereka semua tidak berpengaruh? Kalau begini caranya, gue kabur aja sebelum ketahuan nantinya.
Kalimat dengan suara khas terlintas di pendengarannya serta otaknya. Matanya dengan jeli langsung menatap sekeliling. Dan dapat!
Paling belakang Kayla bersembunyi dan ingin kabur dari masalah yang ia ciptakan tanpa bertanggung jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGER | End
Ficção AdolescenteApa jadinya musuh bebuyutan dijadikan satu? Spooky dan Swart adalah musuh bebuyutan. Tidak ada api kalau tidak ada asap. Kedua kubu itu berbeda sekolah tapi masih saja ada pertentangan antara keduanya apa lagi saat kedua sekolah mereka dijadikan sa...