Part 10

1.6K 256 6
                                    

Happy Reading
.
.
.

Malam menjelang pagi. Hari ini hari Jumat dimana hari yang sangat membosankan bagi anak SMA Wijayakusuma. Serta sudah empat hari berlalunya insiden kerusuhan antara anak Wijayakusuma dan Rajawali.

Setiap hari Senin serta Jumat pihak sekolah Wijayakusuma mengadakan razia pagi didepan gerbang. Sangat-sangat membosankan dan meresahkan. Bagi Jenny yang anaknya polos polos kalem itu tidak masalah. Tapi, apa ia harus no make up? Itu tidak bisa baginya. Make up adalah suatu harga diri baginya.

Berdiri di sebuah halte tepat di dekat SMA Wijayakusuma. Ia tidak masuk karena wajahnya ada make up, meskipun ia kakak kelas dan tingkat akhir. Pihak OSIS + guru gak akan mengampuni dengan sesuka hati.

Melirik ke arah gerbang yang sekarang semakin ramai. Siswa siswi antri untuk bisa masuk ke sekolah. Terlihat ada yang dihukum karena membawa make up, membawa permainan kartu, membawa hal-hal yang dilarang di sekolah ini.

Jenny menggeram kesal. Kapan ia bisa masuk kedalam sekolah tanpa ia tertangkap? Ayo berpikir Jenny. Gunakan otak kecil mu ini.

Mendesah pelan. Oke ia menyerah jika disuruh berpikir disaat genting seperti ini. Sebenarnya bisa saja ia hapus make up-nya tapi, wajahnya akan terlihat pucat seperti orang sakit. Dan ia tidak ingin dipandang kasian padahal ia tidak sakit. Hanya pucat jika tanpa make up.

Menatap ponselnya, ia ingin meminta tolong Agam tapi teman satu kelasnya itu sekaligus mas crush nya itu menggantikan Vian yang jaga di depan gerbang.

Kalau ada Raya gak bakal gue jadi gembel di depan halte. Batin Jenny.

"Sial amat hari ini gue." Gumam Jenny. Duduk bersandar di halte.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ia tatap layar lookscreen ponselnya, tertera nama Zai disana. Ia tarik ikon warna hijau dan menempelkan ponselnya pada telinga kirinya.

"Heh! Lo dimana Cok?!"

"Bgsd! Gak usah ngegas."

Jenny sedikit jauhkan ponselnya saat suara teriakan Zai terdengar.

"Gue diluar sekolah."

"Ngapain didepan? Gak mau masuk Lo? OH! gue tau, Lo mau bolos kan? Ngaku Lo!"

"Bacot anda! Gak usah nuduh Lo, gue slending baru tau rasa."

"Bicit indi! Terus Lo kenapa gak mau masuk? 5 menit lagi bel goblok!"

"Lo ngatai gue goblok sekali lagi, awas Lo. Didepan kan ada OSIS, su. Wajah gue ada make up-nya."

"Tinggal hapus aje susah amat! Nanti make up lagi di kelas, su."

"Asu! Ada crus gue didepan ya goblok."

"Mengaku anda!"

Jenny menggeram kesal. Menutup sepihak sambungan telpon pada Zai. Berengut kesal serta menggerutu tidak jelas.

Saat enak-enak mengumpati Zai dalam hati, ia dikagetkan oleh seseorang.

"WEH!"

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang