Happy Reading
.
.
Typo tandain
.
.Saat ini OSIS kembali dengan kesibukannya setelah adanya acara dangdut tiba-tiba terjadi.
"Lo kenapa tadi nahan gw buat bubarin mereka?" Tanya Agam menatap Raya yang sudah kembali masuk kedalam ruang OSIS.
"Iya, Ray. Nanti kita juga kena tegur Pak Anggoro. Mana tadi dia liat arah sini." Sambung Nia.
"Temen Lo sendiri mau Lo hukum?" Ujar Raya.
"Setidaknya kalau tadi gw bubarin mereka ga akan kena hukuman."
"Masa? Bukannya udah bubarin Lo langsung hubungi Pak Anggoro?" Ujar Raya dengan nada bertanya. Tatapan datar dan wajah tanpa ekspresi. Agam saja tidak bisa berkutik jika sudah berbicara bersama Raya.
"Semuanya gw tau itu ulah Lo, Agam. Lo itu munafik!" Hardik Raya.
Untung Lo nolak Jenny. Ga bakal gw restuin lo sama Jenny! Batin Raya.
Cklek.
"Kenapa ribut-ribut?" Tanya Vian baru memasuki ruangan OSIS.
"Ga apa-apa." Ujar Raya santai kembali duduk ditempatnya dan melanjutkan kegiatan mengetiknya yang sempat tertunda.
Agam kembali duduk dengan pikiran berkecamuk memikirkan perkataan Raya. Apa yang sudah Raya ketahui? Dan darimana Raya mengetahuinya. Mereka berdua saja jarang berkomunikasi. Agam membiarkan Nia duduk di sebelahnya.
Vian hanya mengangguk percaya, "Tadi kelas Zai kena ribut kenapa?" Tanya Vian kepada Raya.
Kegiatan Raya berhenti, menatap Vian setelahnya ia melanjutkan kegiatannya kembali. "Nyanyi sampai ke lapangan semua anak Wijayakusuma ikut-ikutan." Jawab Raya singkat padat dan jelas.
Vian mengangguk. Mengapa ia tidak tahu dikarenakan ia baru saja kembali dari ruang rapat. Ya ia salah satu atau hanya dia siswa yang diikuti sertakan dalam rapat guru dan kepala sekolah tersebut. Vian pun disana menjelaskan semua yang direncanakan oleh anggota OSIS untuk classmeet mendatang.
"Gimana Yan? Pihak guru oke atau ada perubahan?" Tanya Emma ia menjabat sebagai Bendahara 1.
Vian menoleh, "Oke, gw mulai. Diperhatiin gw ga akan ngulang dua kali."
Mereka pun mengangguk dan mulai berjalan menuju tempat khusus diskusi. Kursi kursi dan meja meja berjejer berbentuk bundar. Didepan ada bagian untuk layar presentasi yang tergulung ke atas. Semua duduk di kursi masing-masing dan Vian berdiri di tengah tengah.
"Yang kita rencanakan 70% diterima sama pihak guru dan kepala sekolah. Mereka setuju tetapi 30% nya lagi-lagi mereka ga akan memberi dana lebih. Otomatis kita harus cari dana sendiri lagi atau kita kurangin beberapa kegiatan."
"Yang diterima usulan kita adalah beberapa lomba antar kelas, lomba ekskul Wijayakusuma vs Rajawali, dibuka secara umum dan lomba antar 2 sekolah. Semua dana akan ditanggung."
"Sedangkan untuk bagian penutupan classmeet prom night dan pertunjukan teater besar 2 sekolah dengan mendatangkan orang tua. Dana itu yang harus kita cari sendiri, kalau ada saran bisa dikeluarkan." Papar Vian.
Semua menyimak dengan baik dan Raya mencatatkan poin-poin yang penting.
"Padahal bagian penutupan itu yang lebih penting menggunakan Dana." Ujar Olivia selalu bendahara 2.
Emma mengangguk membenarkan, "Kalau dana itu kita diam diam gunakan buat akhir ga bisa ya, Yan?"
"Ga bisa karena sekolah udah ngasih poin poin untuk dana itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGER | End
Fiksi RemajaApa jadinya musuh bebuyutan dijadikan satu? Spooky dan Swart adalah musuh bebuyutan. Tidak ada api kalau tidak ada asap. Kedua kubu itu berbeda sekolah tapi masih saja ada pertentangan antara keduanya apa lagi saat kedua sekolah mereka dijadikan sa...