Happy Reading
.
.
.
Typo tandain
.
.Jenny menuruni tangga dengan mata yang masih mengantuk. Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB dan Jenny baru bangun. Sebenarnya kalau sang Mama Riana tidak membuka tirai kamar Jenny, dirinya akan bangun lebih siang. Mumpung weekend bukan. Nikmati waktu libur ini.
Bau harum tercium di hidung kecil Jenny saat ia menuju ke dapur untuk minum air dingin. Berjalan menatap para pembantu yang sedang sibuk membantu sang Mama memasak. Tapi ada yang aneh yaitu mereka memasak dengan menu yang sangat banyak. Seperti akan ada yang datang kerumah ini saja.
"Ma kenapa masak banyak?" Tanya Jenny didepan kulkas yang berbentuk seperti lemari.
"Akhirnya bangun kamu! Dah mandi kamu?"
Jenny yang baru menegak minuman yang baru saja ia tuang ke dalam gelasnya pun menggeleng dengan santai meminum air dingin.
"Mandi dulu sana baru turun malah turun dulu mana belum mandi. Bau tau!" Sungut Mama Raina.
Jenny hanya memutar bola matanya jengah, "Haus Ma makanya Jenny turun dulu. Jenny ga mau mandi ah! Kan libur."
"Heh! Nanti ada tamu! Masa kamu ga mandi?!"
"Tamu siapa?"
Mama Riana meninggalkan masakannya setelah menyuruh pembantu lain untuk melanjutkan kegiatan yang belum ia selesaikan. Mama Riana langsung menarik Jenny ke arah kamar si anak.
"Nanti sekitar jam 12 siang sampai malam. Pokoknya kamu hari ini jangan kemana-mana! Sana mandi! Nanti pakai baju yang Mama taruh di kasur. Make up yang cantik! Awas kamu kalau tidak menuruti perkataan Mama." Ujar Mama Riana sembari mendorong Jenny menuju ke kamar mandi.
Dan Jenny hanya memasang wajah bingung dan hanya bisa menurut. Ia juga malas berbicara saat ini karena ia lapar. Tadi seharusnya ia ingin makan tapi sang Ratu menyuruhnya untuk mandi huhu.
Mama Riana yang melihat sang putri sudah masuk kedalam kamar mandi pun segera mempersiapkan dress yang akan digunakan Jenny. Setelah itu Mama Riana langsung keluar dari kamar sang putri untuk melanjutkan kegiatannya tapi tiba-tiba sang suami menghentikan dirinya saat ia keluar dari kamar Jenny.
"Gimana? Jenny udah?" Tanya Papa Wriston.
Mama Riana mengangguk, "Siap beres. Papa gimana?"
"Papa juga udah semua. Beres tadi dibantu sama Pak Dodok sama Pak Dodi."
"Okey tinggal makanannya yang belum."
"Jangan buru-buru Ma, tenang dah bersih rumah."
Kedua orang tua yang masih sangat segar bugar cantik dan tampan ini membagi tugas untuk hari ini karena akan ada tamu yang datang. Dimana Papa Wriston bagian untuk kebersihan rumah dibantu penjaga dan beberapa pelayan sedangkan Mama Riana bagian dapur.
###
Jenny pun keluar dari kamar mandi menggunakan jubahnya. Keluar dan berjalan menuju walk-in closet tapi ia lupa untuk mengambil baju yang sudah disiapkan Mama Riana ada di kasur. Segera ia ambil dan ia tatap dengan aneh.
Dress berwarna biru ini terlihat elegan. Jenny bertanya-tanya kenapa ia harus tampil se elegan ini? Dulu saat Nenek dan Kakek atau rekan kerja Papanya datang ia memakai pakaian biasa yang penting terlihat sopan.
La ini sampai-sampai Mama Riana menyiapkan dress biru ini dan menyuruhnya ber make up. Curiga jadinya.
Setelah berganti pakaian, Jenny pun merias wajahnya dengan natural agar tidak terlalu pucat. Rambut ia biarkan tergerai karena merasa pusing jika ia kucir atau ia bentuk-bentuk. Selebihnya ia malas hehe.
Okey sangat perfect. Terlihat elegan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGER | End
Teen FictionApa jadinya musuh bebuyutan dijadikan satu? Spooky dan Swart adalah musuh bebuyutan. Tidak ada api kalau tidak ada asap. Kedua kubu itu berbeda sekolah tapi masih saja ada pertentangan antara keduanya apa lagi saat kedua sekolah mereka dijadikan sa...